Hari dimana kelas XII mulai ujian pun dimulai. Setelah mengirimkan pesan semangat kepada Febby yang akan melaksanakan ujian, Adira pun turun dari kamarnya menuju ruang TV di lantai bawah. Selama kelas XII ujian, kelas X dan XI pun diliburkan.
Cewek itu duduk di sofa lalu meraih remote TV. Dengan keadaan masih setengah ngantuk Adira merebahkan tubuhnya di sofa depan TV sambil menonton kartun.
"Tumben sudah bangun Nyonya besar," ledek Faiz yang baru saja turun dari kamarnya. Cowok itu menarik kedua lengan Adira sampai cewek itu kembali duduk.
"Rese banget sih bang." ucap Adira sambil memukul lengan Faiz.
"Biarin. Awas abang mau duduk!" tak mau berdebat dengan Faiz karena dirinya masih mengantuk, Adira pin memberi ruang kepada cowok itu, lalu dia pun merebahkan kepalanya di pundak Faiz. "Minggir sana kamu bau iler, jangan deket dekat."
Bukannya menghindar, Adira semakin mendusel duselkan wajah nya ke pundak Faiz. "Biarin, kayak abang udah mandi aja."
"Mending kamu sekolah aja sana daripada ngerusuhin abang pagi pagi."
"Ogah amat gak ada teman iya pas sampe sana. Mending abang aja sana yang berangkat kuliah."
"Abang kan agak siangan pinter."
"Aamiin... "
"Amin ndasmu."
"Kan abang doain aku pinter makanya aku aminin," ucap Adira sambil menyengir.
Tanpa aba aba Faiz pun berdiri sehingga membuat kepala Adira merosot dari pundaknya sampai terjatuh di sofa.
"Aduh, jahat bener bang Faiz, aku doain gak dapet jodoh ntar."
"Mau abang doain balik kamu putus sama Febby?"
"Jangan dong, jadi abang gak berperike–kakakan emang, ish nemu dimana coba Mama." Adira geleng geleng kepala mendaramatisir.
"Yang ada kamu tuh yang di temuin Mama di pinggir tong sampah depan rumah." mendengar itu membuat Adira tak terima, lalu melemparkan bantal yang ada di dekatnya ke arah Faiz. Dan sayangnya meleset.
"Kalian ini kalo ketemu sukanya ribut terus, giliran yang satu ngilang dicariin," sang Mama yang baru muncul pun mengomeli kedua anaknya tersebut.
"Bang Faiz itu mah rese bener," adu Adira.
"Eh yang ada–"
Ucapan Faiz terpotong, sengaja Adira lakukan. Supaya cowok itu tak bisa membela diri. "Mending diem deh bang gak usah sok ngebela diri. Inget ya bang, cewek itu selalu bener."
"Apaan, mana ada begituan." Faiz merasa tak terima.
"Udah udah malah ribut, Ayo Adira bantuin Mama nyiapin sarapan." Adira pun menurut, cewek itu bangkit lalu berjalan melewati Faiz. Dan saat ada kesempatan, dia menginjak kaki cowok itu lalu ngacir ke dapur sambil tertawa.
Faiz yang mendapat perlakuan seperti itu pun hanya mengusap dada sabar sambil menahan kakinya yang kesakitan. "Untung adek gue, kalo gak udah gue jeburin ke kali ciliwung."***
Karena hari ini tak ada yang mengajak nya keluar main, Adira pun merasa bosan, jadi cewek itu memutuskan untuk ke balkon kamarnya sambil kembawa laptop, lalu dia menggeser pintu kaca tersebut untuk duduk dikursi yang ada di sana. Cewek itu mulai menonton film yang sudah dipilihnya, sambil di temani beberapa makanan ringan.
Tanpa dia sadar, sang Mama sudah masuk ke dalam kamarnya, lalu menghampiri cewek itu. "Ngapain sih dek?" Rahma menepuk pundak Adira.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ice Senior [Complete]
Teen Fiction[Masih Lengkap] Ini tentang bagaimana Adira menyukai Febby-kakak kelasnya yang mempunyai sifat dingin seperti es batu dan datar seperti triplek. Dia bukan tipe cewek yang caper jika ketemu kakak kelas, dia lebih memilih diam dan memendam rasa. Disaa...