Part 55

16.3K 1.2K 34
                                    

Hal yang paling tidak mengenakkan adalah ketika jadi orang asing di antara orang orang yang kita kenal. Begitulah yang Adira rasakan sekarang. Cewek itu hanya bisa tersenyum untuk dirinya sendiri tidak untuk orang lain lagi. Dia berharap ini hanya berlaku sementara tridak selamanya.

Setiap mengingat kejadian kemarin, kejadian dimana pertama kali dirinya dianggap rendah dengan murid disini, dituduh tanpa sebab, dan di jadikan orang asing seperti ini rasanya ingin sekali dirinya menangis. Tapi dia mencoba untuk tersenyum untuk menghibur diri, seolah olah semua baik baik saja. Adira ingin hidupnya berjalan normal kembali tanpa adanya masalah yang sama sekali tidak ia lakukan.

Dan Adira juga harus bersyukur, karena masih ada orang orang yang percaya dan sayang kepada nya disaat seperti ini. Setidaknya hal itu bisa menjadi semangat untuk Adira.

"Udah jangan mikirin yrang enggak enggak. Coba senyum, kamu jelek kalo cemberut gitu," ucap Febby sambil menarik kedua pipi Adira agar cewek itu mau tersenyum.

Semenjak kejadian yang menimpa Adira ini, Febby menjadi lebih menunjukkan perhatian nya dan terlebih lagi cowok itu jadi suka bawel. Tapi itu hanya berlaku di hadapan Adira, kalo di hadapan orang lain? Kembali deh muka datar yang ngeselin itu.

Melihat perlakuan Febby membuat Adira terkekeh. "Nah gini dong, kan jauh lebih cantik," ucap cowok itu sambil mengelus kepala Adira.

"Pagi pagi udah gombal aja," cibir Adira. " Btw, makasih ya kak."

"Gak perlu makasih, ini emang udah tugas ku untuk membuat kamu tersenyum," goda Febby yang seketika membuat Adira tersenyum malu.

"Ish apaan deh! Gak cocok tau kak Febby kayak gini." Febby yang gemas pun mengacak rambut Adira.

"Yaudah kalo gitu aku balik ke kelas dulu ya," pamit Febby yang dibalas anggukan kepala oleh Adira.

Setelah kepergian Febby, cewek itu pun berbalik masuk ke dalam kelas nya. Kelas yang dulu tampak berwarna menghiasi hari harinya, kini berwarna abu abu. Adira hanya bisa tersenyum miris.

Disaat sedang asik dengan pemikiran nya sendiri, Adira pun dikagetkan oleh beberapa orang di belakang nya.

Dorr...

"Ya ampun kalian itu ya, buat gue jantungan aja!" ucap Adira sambil mengelus dadanya lalu menatap tajam ketiga sahabatnya itu.

Sedangkan yang ditatap hanya bisa menyengir tak berdosa. "Abisnya lo ngapain berdiri aja, duduk dong. Lagi bisulan apa?" ucap Amira mengejek lalu menarik Adira agar segera duduk dibangkunya.

"Eh tau gak Dir? Kita tadi abis ngeliat ke uwuan pasangan di pagi hari," sindir Syabila yang tentunya mengarah ke Adira. Merasa dirinya tersindir, membuat Adira pura pura tak dengar.

"Akhir akhir ini gue jadi uwu phobia. Gak di dunia nyata gak di dunia maya sama aja," curhat Putri yang menjadi bahan candaan oleh mereka.

"Makanya nyari pacar," sahut Amira.

"Iya iya tau yang punya pacar itu. Kita mah yang jomblo bisa apa."

"Nangis di pojokan aja lah," celetuk Syabila miris. Mendengar perdebatan kecil ketiga sahabatnya itu membuat Adira tertawa.

"Nah gitu dong Dir ketawa. Lupain aja semua masalah, dan tetep enjoy tertawa," ucap Amira yang merasa senang karena misi membuat sahabat nya itu tertawa berhasil.

"Iya, tertawa lah selagi tertawa itu gratis," ucap Syabila.

"Yee emang ntaran bayar apa?" tanya Putri sewot sendiri.

"Iya dong, bayarnya ke gue. Mayan bisa beli skincare biar glowing," jawab Syabila sekenanya hal itu membuat Putri menjitak kepala cewek itu.

Walaupun banyak orang yang menganggap nya asing, tapi dengan mereka lah Adira benar benar masih dianggap ada. Pagi ini suasana hatinya kembali membaik. Terimakasih untuk kalian.

My Ice Senior [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang