"Tak mudah mematikan perasaan kepada orang yang kita temui setiap hari."
©Malik's
🍁🍁🍁
Acara pemakaman berjalan khidmat semua proses dijalani Dinda dan keluarganya dengan ikhlas, mungkin jika mereka sudah ikhlas, disana abahnya tidak akan merasakan sakit lagi.
Azzam dan Dinda belum ada berbicara sepatah kata pun mereka masih tetap diam.
Dan besok pagi Dinda sudah harus kembali kerumah mertua nya karena memang disitulah rumah suaminya.Semua keluarga masih berkumpul di rumah Dinda termasuk Azzam, karena Azzam juga bagian keluarga Dinda sekarang.
"Assalamualaikum.." ucap seseorang didepan pintu.
"Dil-la..." ucap Dinda yang tidak tau ternyata ada Dilla disini, dia lupa mengabari Dilla bahwa abahnya meninggal dan dirinya telah menikah dengan Azzam.
"Ehh masuk Dilla kalau begitu bunda sama yang lainnya keluar dulu kalian bisa mengobrol." ucap Bunda Dinda yang tetap tegar walau ditinggal oleh suaminya.
Dan sekarang tinggal Azzam, Dinda, Yazid dan Dilla lah yang ada disana.
"Tadi aku kerumah sakit dan di ruangan mu tidak ada siapa siapa, dan akhirnya aku diberitahu Athar kalau dokter Ilham meninggal dan..." Dilla tau semuanya, memang tadi Dilla pergi kerumah sakit tetapi tiada siapapun dan Dilla berjumpa dengan Athar dan Athar menceritakan semua kejadian tersebut, Dilla masih memendam sesaknya mau bagaimana lagi? Azzam dan Dinda sudah menikah.
Karena wasiat abah Dinda."Tidak penting kah aku bagi kalian? kalian tidak memberitahu ku apa yang terjadi sekarang? Dinda... kamu anggap apa aku? kenapa kamu tidak memberitahu ku? kenapa?" ucap Dilla dan menyeka air matanya.
"Maafkan aku Dilla...aku tidak berdaya..maafkan aku.."
"S-selamat untuk per-nikahan kalian.." sepatah kata itu yang diucapkan Dilla itu langsung mengeluarkan kristal bening di pipi nya dan Dilla memaling kan wajahnya.
Azzam menarik nafasnya sebelum berucap
"Dilla, ini adalah wasiat Abah Dinda saya harap kamu menerimanya dengan lapang dada." ucap Azzam yang membuat Dilla bingung apa Azzam tau bahwa Dilla selama ini mencintainya"Maksud nya?" ucap Dilla yang merasa bingung.
"Yah saya tau, saya tau tentang perasaan mu." ucap Azzam, dan Dilla membelalakkan matanya bagaimana Azzam bisa mengetahui nya?
"Tunggu? ini permasalahan apaan sih?" gerutu Yazid yang tidak mengerti tentang mereka dan mereka hanya diam saja.
"Dinda, Azzam kalian dipanggil Bunda dikamarnya." ucap kakaknya Dinda, Dinda dan Azzam hanya mengangguk dan berjalan kekamar bunda.
"Wajahmu pucat sekali?" ucap Yazid yang menatap ke arah Dilla.
Dan Dilla hanya geleng geleng saja."Maaf kak, saya pamit pulang dulu assalamualaikum."
"Tunggu Dilla!" pekik Azzam.
"Sebenarnya ada apa antara kamu sama Dinda? kalian tidak seperti biasanya?" ucap Yazid yang dibuat penasaran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Spiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...