•|44|• Ikhlas Dalam Renungan Takdir.

12.3K 753 68
                                    

Kehilangan sesuatu yang sangat kita sayangi dan cintai di dunia ini adalah mekanisme tuhan dalam mempertahankan cinta-Nya kepada Kita.

Dia ingin kita sadar bahwa ada yang tidak akan pernah meninggalkan kita selamanya

Yaitu

Allah.

©Malik's
Maafkan typo😊

🍁🍁🍁

"Apa yang terjadi dengan Dilla dan Nafisah mengapa Dilla bisa pingsan seperti ini?" ucap Achmad--Ayah Dilla. Sedangkan Mamah Dilla sudah menangis dihadapan tubuh Dilla yang lemah.

Mereka menjelaskan apa yang terjadi antara Dilla dan Nafisah, tentang Nafisah yang dibawa pergi ke Jakarta oleh mertua Dilla.

"Ha? Apa-apaan ini! kenapa bisa Furqon dan Ayla membawa Nafisah! Nafisah cucu ku! Enak sekali mereka!" ucap Achmad dengan Emosi karena cucu pertama dan kesayangan pergi dibawa oleh besan nya sendiri.

"Astagfirullah..YaAllah Dilla, Nafisah cucuku." lirih Mama Dilla dan Menggenggam tangan Dilla yang tak sadarkan diri.

"Apa karena Yazid yang mengkhitbah Dilla?" tanya Abi Masyarudin yang juga berada disana, karena memang waktu Dilla pingsan Yazid mengangkat Dilla dan dibawa ke rumah Abinya dan Dipindahkan ke kamar Uminya.

Sedangkan Irzan, Azzam, Dinda dan Mutia juga panik akan hal itu, namun mereka tidak bisa mencegah Nafisah agar tidak pergi.

"Seperti nya tidak Bi, karena memang mereka ada sebuah pekerjaan di Jakarta maka dari itu mereka ingin merawat Nafisah seumur hidup mereka karena Nafisah satu-satunya cucu kandung mereka yang akan mewarisi keturunan mereka." ucap Azzam yang memperjelas, Azzam bukan membela mertua Dilla melainkan mengatakan apa yang terjadi sebenarnya.

"Daritadi aku menelepon Furqon tapi tidak pernah diangkat, mereka memang berniat untuk menjauhkan Nafisah dari kita!" gerutu Achmad yang emosional.

"Astagfirullah..sabar Mas, jangan su'udzon dulu, aku tau Dilla seperti ini karena ditinggal oleh Nafisah tapi kita jangan bertindak gegabah yang akan hanya menambah masalah." ucap Mama Dilla yang mencoba meredakan amarah suaminya.

"Tidak bisa seperti ini terus Mah! Yazid kamu bisa menemani saya untuk mengambil jadwal penerbangan ke Jakarta sekarang kan?" tanya Achmad dan Yazid diam seribu bahasa sebelum dan akhirnya hanya mengangguk.

"Baiklah Pak." tukas Yazid.

"Penerbangan hari ini ke Jakarta hanya sekali Pak kalau pun berangkat itu besok sedangkan kita tidak tau kemana tujuan kita nanti?" kali ini Abi Yazid lah yang berkata.

"Hmm begini saja, Bapak tau perusahaan yang di Jakarta milik Pak Furqon?" tanya Irzan pada Achmad.

"Itu dia masalahnya setau saya dia tidak pernah buka cabang di Jakarta, tapi entahlah kalau dia membuka cabang baru disana, uangnya melimpah dia bisa hidup tanpa bekerja sekalipun."

"Akan sulit untuk mencari alamat rumahnya kalau begini!" ucap Azzam.

"Apa yang harus dilakukan untuk mengembalikan Nafisah! Nomor mereka tidak bisa di hubungin sudah keseratus kalinya tidak terjawab!" ucap Achmad.

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang