"Cobalah jadi hujan agar kamu tau artinya rindu dan cobalah jadi senja agar kamu tau artinya menanti."
©malik's
🍁🍁🍁
Dilla masih berkutat dengan otak nya, Apa lagi yang harus dia lakukan sekarang, menjauh kah? kemana dia akan menjauh sedangkan Dilla tidak ingin jauh dari orang tuanya.
Kuliah masih akan berjalan dua tahun lagi, Dilla sangat bingung, satu sisi dia ingin pergi menjauh untuk beberapa saat agar bisa melupakan cinta nya untuk Azzam dan mencari cinta hanya untuk kepada Allah swt.
Dilla memang berada di tempat favorit nya, tempat sejuta kenangan tempat yang selalu menjadi keluh kesah nya.
Tempat yang menghubungkan Langit dan Senja.
Taman Pesantren ini memang tempat kegemaran Dilla.
Mencari munajat cinta dalam renungan Doa.
Kemana hilang Cinta.
Tak tersisa."Ekhmm!" deheman seorang laki laki membuyarkan lamunan Dilla.
"Athar!" pekik Dilla yang ternyata Athar berada di situ.
"Kamu kok bisa disini?" ucap Dilla lagi.
"Hmm, tadi saya ngantar kak Anisa ke pesantren ini terus barang kak Anisa ketinggalan Jadi saya masuk deh ke dalam." Ucapan Athar hanya membuat Dilla mengangguk.
"Terus ngapain nemuin aku?" ucap Dilla.
"Tadi tidak sengaja lewat taman ini terus lihat kamu yaudah disamperin." ucap nya.
"Lagi galau ya?" ucap Athar dan Dilla hanya terkekeh mendengarnya.
"Kenapa tertawa?" tanya Athar.
"Hmm ya enggak lah, aku tuh gak lagi galau."
"Jadi lagi apa? liatin senja doang? tapi sepertinya hari ini senja nya enggak ada ya" ucap Athar.
"Iya, maka nya hari ini langit tidak sempurna.." ucap Dilla,
Athar menatap Dilla sekilas."Iya, soalnya langit sore enggak akan sempurna tanpa adanya senja, dan sekarang senja tidak ada, Senja yang hilang."
"Dia tidak hilang Dilla, besok dia akan kembali, kembali seperti biasa." ucap Athar.
"Iya dia memang tetap kembali disini tetapi kembali nya akan berbeda dengan senja sebelum-sebelumnya.." ucap Dilla tersenyum kecut, kalau di ibarat kehidupan langit tidak akan indah tanpa senja, jika Dilla adalah langit dan Azzam adalah senja, maka itu tidak akan berarti apa apa untuk Dilla, karena Dilla telah kehilangan senja nya.
"Seperti suatu Definisi." ucap Athar.
"Definisi?" tanya Dilla mengerutkan dahinya.
"Langit, Senja dan Kenyataan." ucap Athar.
"Kenyataan nya apa?" ucap Dilla yang masih belum mengerti.
"Kenyataan nya, kamu menghubungkan antara langit dan senja dengan Kehidupan."
"Ya Allah Athar ya enggak lah, emang kamu kuliah kedokteran atau sastra sih? kenapa jadi ngomong tentang definisi segala." ucap Dilla dan sedikit tertawa.
"Yaudah terserah kamu aja, saya harus kembali karena langit sangat mendung, takut kehujanan wassalamu'alaikum." ucap Athar dan dibalas salam oleh Dilla.
Dilla juga pergi meninggalkan tempat tersebut karena memang cuaca yang tidak bersahabat.
Dilla mendengar ribut-ribut di kamar nya yang ternyata teman-teman nya lagi bertengkar karena sebuah lemari, senyum cantik terukir di bibir Dilla teman teman nya sudah kembali ke pesantren lagi, sahabat adalah keceriaan yang membuat Dilla selalu tersenyum sendiri melihat tingkah tingkah sahabat nya tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Spiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...