"Ahabbakalladzi ahbabtani lahu"
Semoga Allah mencintaimu, Dzat yang telah membuat mu mencintai ku karena Nya.©Malik's
Afwan kalau dah lama ga up, kalau lupa baca lagi ya part sebelum nya^^
🍁🍁🍁
Dinda melangkahkan kakinya keluar masjid karena telah selesai menunaikan sholat magrib, setelah pertemuan nya dengan Dilla yang akan dijodohkan dengan Athar dan berniat melanjutkan nya.
Dinda berpikir apakah mereka akan bahagia nanti?
Entahlah, Dinda tau dilema nya Dilla saat ini karena Dinda juga pernah merasakan hal itu."Kak Azzam!" pekik Dinda yang melihat suaminya tersebut keluar dari saf laki laki, buru-buru Dinda menyamakan langkah nya dengan Azzam dan tersenyum manis dihadapan suaminya tersebut.
"Kamu disini? daritadi saya mencarimu." ucap Azzam dan menoleh ke arah Dinda yang berada disampingnya.
"Ahh iya Kak, habis ketemuan sama Dilla tadi, jadi sekalian sholat magrib di masjid, ma-af Kak Dinda belum izin tadi."
Azzam membalas dengan tersenyum dan hanya mengangguk saja."Bicara apa sama Dilla?" Tanya Azzam sambil berjalan pulang ke rumah mereka.
"Hmm, biasa kak." jawab Dinda singkat.
"Dia benar dijodohkan?" tanya Azzam lagi. Dinda hanya menganggukkan kepala tanda mengiyakan.
"Calon nya Athar." jawaban Dinda sedikit menyipitkan mata Azzam tanda tak percaya.
"Iya Kak benar, dan Dilla dilema memilih antara Athar dan orang yang dia cintai.."
"Kalau saya kasih saran mending dia dengan orang yang dia cintai."
"Nahh iya Kak saran Dinda juga gitu, apalagi yang dia cintai itu mencintai Dilla juga, jadi saling mencintai kan hidup bahagia." ucap Dinda antusias.
"Kamu bahagia dengan saya?" ucapan Azzam memberi dampak yang begitu mengejutkan bagi Dinda.
"Kenapa Kakak bilang begitu?"
Azzam hanya diam tak menanggapi merasa tak ditanggapi Dinda pun ikut terdiam.
Mereka berdua masuk ke rumah dengan mengucapkan salam, Azzam masuk ke kamar nya dan Dinda menyiapkan teh untuk Azzam.
"Kak ini teh nya, Dinda letak meja ya," Azzam hanya mengangguk menanggapi tanpa sepatah kata pun.
"Kak.." panggil Dinda sekali lagi dan Azzam langsung menoleh ke arah nya dengan menaikan alisnya.
"H-mm Dinda bahagia hidup dengan Kakak." entah pengaruh darimana Dinda mengatakan itu dengan menundukkan kepala nya dan memejamkan matanya, hati nya mengarahkan agar dia mengucapkan kalimat itu.
"Terimakasih."
Hanya jawaban singkat dari Azzam membuat Dinda sedikit mengangkat kepala, mulai bingung mengapa Azzam bersikap dingin padanya."Terimakasih telah bahagia hidup dengan saya, saya juga sangat bahagia hidup dengan mu sayang." jawab Azzam membuat Dinda tersenyum senang mendegarnya, sangat bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Espiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...