•|41|• Menggenggam Takdir.

10.2K 766 84
                                    

"Bahkan akupun tidak bisa menggenggam takdirku sendiri, lalu bagaimana aku bisa menggenggam dirimu yang belum pasti?"

©Malik's

Happy Reading!


🍁🍁🍁

Pagi ini adalah hari Minggu, Dilla tidak bekerja di pesantren dan Dilla lebih memilih dirumah untuk menghabiskan waktu dengan Anaknya.

5 tahun lebih sudah berlalu, rasanya sungguh cepat dia tidak menyangka secepat ini ditinggalkan oleh suaminya, yang sudah meninggal saat melahirkan anak pertamanya, Nafisah.

Rasanya sungguh berat untuk melepaskan Athar, Athar yang sudah dia anggap sebagai sahabat nya, Dilla menyesal karena sampai sekarang tidak bisa mencintai Athar, Dilla berjanji akan menjaga anak kandung nya dari Athar, merawat Nafisah dengan seluruh kasih sayang.

Dilla mengingat kembali saat dia memberi suprise kepada Athar yaitu hadirnya Nafisah.

"Kak! Kak!" teriak Naina, Adik Dilla.

"Apasih Nai?" jawab Dilla yang sekarang sedang membuat Kopi.

"Itu si Nafisah nangis, udah di bujuk sama Mamah Ayah tapi gak berhenti juga, gak tau kenapa kak." jawab Naina, Dilla langsung menghentikan kegiatan nya membuat kopi dan pergi ke kamarnya

"Nafisah! Nafisah kenapa sayang?" ucap Dilla dan memeluk anak tersebut.

"Bunda.. Nafisah mau main tempat Delia boleh ya?" tanya Nafisah membuat Dilla sedikit terkejut, anaknya menangis hanya karena ingin bermain dengan Delia.

"Nafisah disini aja sama Bunda ya..kita main berdua aja." ucap Dilla membujuk anaknya, pasalnya Dilla tidak ingin berjumpa dengan masa lalu nya, siapa lagi kalau bukan Yazid.

"Gak mau!" teriak Nafisah sambil menangis tersedu-sedu.

"Yaudah iya kita main tempat Delia dan Daffa." ucap Dilla pasrah.

"Sekalang bunda!" Dilla mengangguk dan menggendong anaknya.

"Ayah, anterin Aku ke pesantren yah! Soalnya Nafisah nangis mau main sama Delia." ucap Dilla pada Ayahnya.

"Yaudah Ayah siapin mobilnya, Ayo." jawab Ayahnya.

Diperjalanan tidak henti henti nya Nafisah berbicara ingin bermain dengan Delia.

"Ayo turun Nak." ucap Dilla didepan gerbang.

Walaupun hari minggu, pesantren tetap ramai karena para santri yang melakukan kegiatan kerja bakti minggu ini.

"Assalamualaikum?" ucap Dilla didepan rumah.

"Walaikumsalam." jawab Dinda yang keluar disana.

"Ehh Dilla, Nafisah, Ayo masuk dulu." ucap Dinda mempersilahkan mereka masuk.

"Delia! Daffa! Turun ada Nafisah nih." teriak Dinda.

"Sunyi disini Din pada kemana?" Tanya Dilla.

"Abi dan Umi di asrama ada urusan, sedangkan Kak Adam dan Kak Fajwah serta si bayi Zahra pergi ke taman." jawab Dinda.

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang