"Wahai Allah..
Aku mencintainya."©Malik's
Maafkan kalau typo soalnya nulis nya buru-buru demi kalian😍
🍁🍁🍁
Acara resepsi pernikahan Dinda dan Azzam berjalan lancar sampai malam ini dan mereka sekeluarga memang sengaja menginap di hotel tersebut agar tidak bolak balik karena sudah sangat malam.
Dinda dan Azzam sudah selesai melaksanakan sholat isya dikamar hotel yang mereka tempati.
"Mau tetap tinggal di pesantren atau kita nyari rumah baru yang gak jauh dari pesantren?" tanya Azzam Dinda mengerut kan dahinya pasalnya bagaimana pun Dinda masih belajar di pesantren tersebut.
"K..kakak mengapa nanya begitu?"
"Saya hanya bertanya, kalau kamu memang hanya ingin tinggal di rumah pesantren, yasudah kita tinggal disana saja, saya juga kasihan sama kamu kalau nanti beli rumah baru takutnya kamu kesepian karena saya terlalu sibuk." ucap Azzam, Dinda hanya mengangguk saja, benar yang Azzam katakan karena bagaimana pun Dinda dan Azzam belum terlalu dekat walaupun sudah menikah beberapa minggu.
"Sekarang kamu gak perlu canggung lagi dihadapan saya Dinda, bersikaplah biasa. "
"Insya Allah kak."
"Kuliah mu lancar?" tanya Azzam.
"Alhamdulillah lancar kak, emang sih di semester 5 ini agak sedikit kendala tapi Insyaallah saya bisa mengatasi nya." ucap Dinda dan Azzam hanya tersenyum simpul saja.
"Berarti mau mendekati skripsi kan?" tanya Azzam
"Lama lagi kak, tapi yah saya harus persiapan dari sekarang sih walaupun belum terpikir ide nya." ucap Dinda.
"Ohh..saya juga begitu dulu waktu skripsi persiapan di akhir akhir semester itu penting dan yang paling penting mengkaji bab demi bab yang dipelajari." ucap Azzan dan hanya diangguki oleh Dinda
"Saya boleh mengenal dirimu lebih dekat?" tanya Azzam, Dinda hanya mengangguk ngangguk saja karena bagaimana pun hubungan suami-istri haruslah terbuka dan tidak ada yang perlu ditutup tutupin.
"Apa yang kakak ingin ketahui tentang saya?" tanya Dinda
"Hanya sedikit tentang masa lalu mu mungkin?"
"Tanya kan saja Kak."
"Boleh ceritakan pada saya awal masuk pesantren dan sampai di angkat menjadi sekretaris oleh Kakek saya? jujur saya sangat penasaran mengapa kakek saya sangat mempercayakan tugas itu pada kalian dan saya ingin mengetahui saja cerita tentang hijrahmu." ucap Azzam.
"Dulu saya memang belum seperti ini, belum menjadi Dinda yang menutup aurat nya, belum menjadi Dinda yang mencintai Allah dan RasulNya, belum menjadi Dinda yang Menghafal KalamNya dan belum menjadi Dinda yang seperti sekarang."
"Tetapi Allah maha baik pada Dinda, Dinda yang menemukan seorang sahabat yang membimbing nya, semenjak kami bersahabat, tak segan sahabat saya selalu menasehati saya, bisa dikatakan bahwa sahabat saya memang belum menguasai agama Islam, tetapi bagi saya sahabat sahabat saya sudah sangat menguasai ajaran islam, setiap hari saya diajak untuk sholat walaupun waktu itu saya masih kelas 9 smp dalam masa pubertas, tak segan sahabat saya menasehati saya bahwa pacaran adalah dosa walau waktu itu ada yang meminta pacaran dengan saya, waktu terus berjalan hingga saya menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang kebebasan dan kebahagian tetapi tentang kenyamanan dan saya merasa nyaman dengan sahabat sahabat saya yang mengajarkan arti dari Islam, saya selalu diajak kajian taklim bersama mereka dan kemudian di akhir masa masa sekolah menengah pertama kami berakhir mereka mengajak saya untuk masuk ke sebuah pesantren, orangtua saya sangat menyetujui hal tersebut dan akhirnya saya dengan sahabat sahabat saya bisa berkumpul kembali di satu asrama."
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Espiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...