"Akan ada masa masa pahit dalam kehidupan, dan kita tinggal memilih sendiri apakah kita harus maju kedepan atau hanya berhenti pada titik awal."
©Malik's
Selamat Membaca.
🍁🍁🍁
Masih diberi kesempatan hidup oleh Tuhan yang Maha Agung adalah nikmat terbesar yang DiberiNya.
Hidup Sekali, Hidup lah yang berarti.Dilla menghembuskan nafas nya kasar pasal nya dari tadi handphone nya selalu berdering dan panggilan itu sudah panggilan ke 10 kali dari Dinda yang tidak diangkat oleh Dilla.
Dan akhirnya Dilla menjawab panggilan sahabat nya tersebut,
'Assalamualaikum'
'Walaikumsalam, Dilla kenapa baru diangkat setelah beberapa kali menelepon mu?'
'Afwan, tadi lagi mengendarai sepeda motor jadi gak bisa jawab'
'Oh yasudah, berarti kamu sudah sembuh? Kapan kita akan bertemu, aku kangen sama kamu... Hehe, padahal baru beberapa hari tak bertemu'
'Iya aku akan datang, besok pagi'
'Dilla... kamu mengetahui segala nya kan? maafkan a-aku...
Dilla langsung memutuskan telepon nya satu pihak.
Dinda tau bahwa Dilla mengetahui bahwa Dinda dikhitbah oleh Azzam.
Dilla memejam kan matanya sejenak, Mengapa ini bisa terjadi? Apa yang akan terjadi didepan nya?
Dinda akan menikah dengan Azzam, dan Dilla tidak bisa menyaksikan hal itu, bagaimana Dilla bisa menahan sesak itu sendirian.
Apa Dilla harus pergi?
Dilla harus berhenti, mau sampai kapan dia terus begini.From: Adinda
Dilla... Aku mohon datanglah besok pagi ke rumah sakitku.
Aku ingin membicarakan sesuatu pada mu, menyangkut kita, aku menunggumu di tempat biasa.Begitulah sekilas pesan dari Dinda untuk Dilla, Dilla menutup handphone nya dan tidak membalas pesan Dinda.
***
Azzam yang berdiri dibalkon rumah yang sedang memikirkan masa depan nya.
Dilla menyukai dirinya.
Dia tidak percaya akan hal itu, sejak kapan Dilla menyukainya? selama ini sikap Dilla selalu biasa biasa aja pada Azzam, itulah yang dipikirkan Azzam.
"Bang! Jangan banyakan melamun." Pekik Yazid yang sudah berada dibalkon dan mengejutkan abang nya.
"Abang lagi gak melamun, cuma kepikiran aja pada seseorang."
"Adinda?" ucap Yazid sekilas Azzam menoleh ke sampingnya.
"Bukan"
"Kamu tau...? Dilla s..
Deringan handphone menghentikan perkataan Azzam pada Yazid, dahi Azzam mengkerut ketika Dinda lah yang meneleponnya dan Azzam langsung mengangkat telepon tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Espiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...