•|15|• Rahasia Takdir.

10.3K 887 13
                                    

"Jika doa bukan sebuah permintaan, setidaknya itu adalah sebuah pengakuan atas kelemahan diri manusia dihadapan tuhannya."

©Malik's

🍁🍁🍁

Hari hari di jalanin seperti biasanya, hari ini UTS terakhir mereka dan juga setelah ini mereka akan libur semester di kampus dan juga di pesantren.

Kesempatan libur semester ini para santri biasanya pulang ke rumah nya masing masing, begitu juga Dilla, Dinda dan teman temannya.

Tekad Azzam sudah sangat kuat untuk mengkhitbah Dinda karena Azzam takut hati nya selalu memikirkan yang bukan mahram nya dan berakibatkan zina hati.

Kalau bisa menghalalkan kenapa tidak? Justru mental dan tekad Azzam lah yang memberanikan dia ingin segera mengkhitbah Dinda. Karena arti nama dari Azzam sendiri yaitu Tekat yang bulat.

"Alhamdulillah besok sudah bisa pulang ke rumah masing masing." ucap Dinda, "Senang bisa berkumpul dengan keluarga lagi."

"Hm Alhamdulillah Izmi, Zahro, sama Jihan uda pulang ya tadi siang?" ucap Dilla.

"Iya rumah mereka kan berdekatan," ucap Dinda.

"Kamu pulang kapan? Besok sama aku aja ya?" ucap Dinda.

"Enggak bisa Din, kamu deluan aja aku ada urusan yang harus diselesaikan di pesantren." ucap Dilla.

"Loh? Yaudah aku nunggu kamu, rumah kita kan dekat." ucap Dinda.

"Kamu luan aja, kasihan abah mu, bunda dan lainnya menunggu mu di rumah, aku pulang lusa kok nanti Ayah yang akan menjemput." ucap Dilla.

"Baiklah aku mau beresin baju aku dulu!" ucap Dinda dianggukin oleh Dilla.

"Kangen kita ngumpul bareng, aku kamu Mutia, Izmi, Zahro dan Jihan!" ucap Dilla.

"Sekarang mereka sudah punya kesibukan masing masing, terutama Mutia yang sudah menikah, Mutia dan Zahro juga tinggal satu rumah, enak dong mereka!" ucap Dinda sambil memasukkan baju baju yang akan ia bawa untuk pulang kerumah selama libur semester dua minggu ini.

"Bagaimana kalau nanti pas kita pulang kita kerumah Mutia?" ucap Dilla.

"Ide bagus tuh, kabarin aku aja!" ucap Dinda.

"Oke nanti aku kabarin kamu, terus biar aku yang jemput kamu." ucap Dilla.

"Eh Dil katanya si Izmi tuh lagi ta'aruf ya sama Ustadz Azka?" ucap Dinda, ustadz Azka juga pengajar di pesantren ini dan Izmi sangat mengagumi ustadz Azka Khadafi itu.

"Seperti nya iya deh, lama lama kita berdua yang sendirian kalau semua sudah menikah." ucap Dilla terkekeh.

"Kalau ada yang datang kerumah ku, akhlak nya bagus aku terima aja langsung, berharap sih yang datang itu dia, hehe." ucap Dinda yang terkekeh.

"Kalau misalnya bukan kak Adam yang mengkhitbah mu?" ucap Dilla menarik turun kan alisnya.

"Tergantung lah." ucap Dinda.

"Hmm..kalau Allah berkehendak lain gimana?" ucap Dilla.

"Sudahlah semua sudah tertulis di lahul Mahfuz, Allah yang berkehendak lain berarti itu takdirNya, rahasia nya dan pasti itu lebih baik." ucap Dinda dan Dilla hanya menganggukkan.

***

Dua orang pemuda yang berada di kamar nya masing masing di pertengahan malam ini mereka bermunajat kepada Allah tentang cinta, sama-sama bermunajat meminta petunjuk kepadaNya agar Allah meridhoi keduanya.

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang