•|31|• Momen.

9.7K 759 41
                                    

"Terkadang kita tidak menyadari betapa pentingnya suatu momen, sampai akhirnya dia menjadi kenangan."

©Malik's

🍁🍁🍁

Sudah tiga hari Dilla dirumah sakit berarti tinggal beberapa hari lagi Dilla akan pulang, Dilla memang benar benar merasa bosan hanya berbaring disana tidak bisa apa apa, dia masih sangat saat dia mencoba berjalan dia masih sangat lemah.

Hanya Athar lah yang setia menemani Dilla, selama orang tua Dilla menelepon Dilla pun hanya berbohong bahwa dia baik baik saja dan berada di pesantren, padahal tidak karena Dilla sedang berbaring lemah dirumah sakit sekarang dan semua itu demi kebaikan dirinya agar tidak membuat orang tua nya khawatir atas kondisi nya.

Memang kondisi Dilla tidak parah, hanya bagian kepala yang diperban, dan jika nanti sahabat- sahabat nya bertanya ada apa dengan kepala nya, Dilla harus merangkai kebohongan lagi dan lagi.

"Kamu merasa bosan?" ucap Athar yang membuka pintu rawat Dilla.

"Sangat Bosan, Tiga hari disini membuat aku bosan." Athar mengerti keadaan Dilla tapi Athar juga punya urusan lain yang membuat nya harus sedikit meluangkan waktu untuk Dilla.

"Makasih ya uda nemenin aku walaupun kamu sibuk, maaf aku ngerepotin kamu." ucap Dilla.
Dan Athar hanya mengangguk.

"Tidak apa, ke taman yuk..biar kamu gak bosan" ucap Athar dan mengambil kursi roda.

"Boleh? Beneran?" ucap Dilla antusias.

"Boleh dong."

Dilla pun bangkit sendiri sebisa mungkin, Athar mendorong kursi roda tersebut ke arah taman yang penuh dengan bunga yang beraneka ragam dan warna.

Taman rumah sakit memang sedikit ramai dengan pasien-pasien yang berjemur terik matahari pagi yang bagus untuk kesehatan.

"Hari ini cerah ya." tutur Dilla dan hanya dijawab senyuman oleh Athar.

"Thar, kamu pernah menyukai seseorang gak?" tanya Dilla yang beralih menatap Athar.

"Mengapa nanya begitu?" Jawab Athar.

'"Ya gak papa sih, aku cuma nanya doang."

"Jatuh cinta ya? Pernah sih saya pernah menyukai seseorang tapi cinta itu tidak boleh terjadi karena menyangkut keyakinan." jawab Athar dan Dilla hanya mengerutkan keningnya tanda tidak memahami perkataan Athar.

"Hmm.. saya menyukai seseorang tapi dia beda keyakinan, dia nonmuslim tapi sudah terlanjur jatuh hati padanya dulu, waktu saya kuliah di Jepang." Athar kembali menjawab. Dilla masih tetap mendengarkan cerita Athar.

"Gak perlu berbicara terlalu formal sama Aku Thar, bicaralah seperti teman dekat." ucap Dilla supaya Athar tidak memakai 'saya-kamu'

"Baiklah, dia orang Indonesia, aku jatuh cinta sama dia karena dia orang yang baik, aku berpikir dulu dia orang Islam tetapi tidak berhijab aku ingin sekali dulu merubah nya agar berhijab sebagai wanita muslimah, tapi aku salah ternyata dia beda keyakinan dengan ku dan hal itu membuat aku harus menepis rasa cinta itu." ucap Athar kembali, Dilla merasa dirinya lah orang yang paling tidak beruntung mengenai cinta di dunia ini tetapi Dilla salah bahwa semua orang pasti punya masalah tentang cinta.

"Sekarang kamu sudah melupakan nya?" Tanya Dilla.

"Tentu, alasan ku untuk melupakan nya adalah Allah, Allah pasti punya rencana lain untuk kita yang pasti nya akan menghadirkan cinta untuk kita berdasarkan cinta kita KepadaNya." ucap Athar, Dilla hanya tersenyum sekaligus mengangguk.

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang