•|27|• Yang Terbelenggu.

9.4K 787 42
                                    

"Karena pura pura bahagia itu lelah, menangislah. Menangis saja karena semesta butuh pengakuan bahwa kita memang lelah."

©Malik's

Vote dong guyss❤❤

🍁🍁🍁

Dilla sudah menyiapkan beberapa pakaian nya untuk kembali ke pesantren, hari ini Dilla akan kembali masuk pesantren karena besok sudah akan akan kembali seperti biasanya.

Tentang perasaan nya, Dilla harus bisa melawan ego nya dan berhenti untuk mencintai Azzam, tetapi hati tidak bisa dipaksakan entah apa rencana Allah menghadirkan rasa tersebut untuk Dilla yang pastinya rencana Nya adalah yang terbaik.

Setelah menyiapkan semua pakaian dan keperluan nya, Dilla diantar ayah nya untuk ke pesantren.

"Ayah......." teriak Dilla memanggil ayahnya.

"Diluar..." ayah nya pun menjawab dan Dilla langsung keluar membawa tas yang dia selempangkan di belakang nya karena memang barang yang dia bawa tidak lah banyak.

"Ay-ayah..loh kok ada Athar, Kak Anisa?" ucap Dilla yang bingung karena ada adik kakak tersebut dirumahnya yang sedang membicarakan sesuatu dengan Ayah Dilla.

"Dilla? Jadi Dilla, kamu anaknya Pak Achmad" ucap Anisa.

"I-iya kak"

"Dilla mereka ini anak Pak Furqon loh, kamu mengenal mereka kan? Athar dan Anisa."ucap Ayah Dilla.

"Dilla kenal kok malah dekat lagi sama kak Anis, Dilla baru tau loh kalau mereka anak Pak Furqon!" memang Dilla baru mengetahui nya, padahal Pak Furqon sudah dekat dengan Ayah Dilla karena Pak Forqon adalah Teman bisnis Ayah Dilla.

"Iya, mereka ke sini cuman mau ngasih berkas penting karena kebetulan Pak Furqon sedang keluar kot,a" ucap Ayah nya Dilla hanya mengangguk.

"Kamu kenal Anisa sudah lama?" ucap Ayah Dilla.

"Semenjak pesantren Yah, memang aku sama kak Anisa beda kamar tapi kami deket kok, yakan kak Anis?" ucap Dilla sekilas menatap ke arah Anisa.

"Iya Pak, Bahkan kita sudah seperti kakak-adik ya Dilla?" kekeh Anisa

"Kalau sama Athar?" ucap Ayah Dilla.

"Tidak terlalu tau yah." Ucap Dilla dan Athar hanya tersenyum simpel.

"Yaiyalah, Athar kan baru saja menyelesaikan study nya di Jepang, jurusan kedokteran." ucap ayahnya yang membuat Dilla membulatkan matanya, Study di Jepang bagi Dilla itu sangat Mahal apabila tidak mendapatkan beasiswa, dari dulu memang Dilla ingin sekali menikmati kota Jepang, indahnya negeri sakura dan bermain salju dan melihat keindahan puncak gunung Fuji, Entah kapan impian nya akan terwujud, bisa saja Dilla pergi sekarang dengan menggunakan uang orang tua nya, tetapi Dilla tau diri tidak ingin menyusahkan orang tua nya dan ingin menggunakan uang nya sendiri.

"Kapan-kapan kita liburan ke jepang bersama Athar ya, dia kan sudah tau kota kota di Jepang jadi kita tidak tersesat nanti." ucap Ayah Dilla dan mereka hanya terkekeh.

"Yaudah Pak, kami pamit, terima kasih atas waktunya Pak, Wassalamualaikum" ucap Athar dan Anisa.

"Iya terima kasih kembali, walaikumsalam" ucap Ayah Dilla,

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang