•|43|• Meninggalkan Kenangan.

10.9K 797 95
                                    

"Tidak ada satupun air mata yang jatuh sia sia, di setiap tetes nya terdapat kasih sayang Allah yang begitu dalam."

©Malik's


🍁🍁🍁

"Wah akhirnya Nafisah punya ayah baru.." celetuk Mutia yang berada disana.

"Haha, bener tuh!" ucap Dinda menimpali.
Sekarang Dilla, Dinda dan Mutia sedang berada di taman pesantren Darul Iman, yah pesantren yag dulu mereka tempati untuk belajar agama islam.

Juga ada Azzam dan Irzan di sana serta Daffa, Delia, Nafisah, Farzan dan si kecil Shaqilla mereka bersatu dalam satu permainan, tertawa, memang seharusnya anak-anak kecil seperti mereka tertawa lepas dan bermain dengan alam.

"Hmmm.."

"Dilla kamu bahagia kan?" tanya Mutia sambil menggendong Shaqilla di kain yang diikat dipundaknya.

"Jika Nafisah bahagia, Aku bahagia." jawab Dilla.

"Umi...Hikss..hikss." ucap Delia yang menghampiri Dinda dan Azzam dengan keadaan menangis.

"Kenapa sayang?" ucap Dinda dan mengusap pipi Delia.

"Farzan ganggu Delia Umi." ucap sang Abang-- Daffa.

"Yaampun Abang! uda Mama bilang jangan ganggu perempuan, perempuan mainnya sama perempuan, laki laki mainnya sama laki-laki." ucap Mutia dan mencubit pelan tangan Farzan.

"Iya Ma! Iya Abang minta maaf." rintih Farzan.

"Uda Nak, Bang Farzan hanya bercanda." ucap Azzan menimpali.

"Iya nih Farzan semalem gangguin Nafisah sekarang Delia besok siapa?" ucap Mutia.
Mutia tetaplah Mutia, sekali dia marah dengan anaknya mengeluarkan uneg-uneg nya, namun Mutia memarahi nya dengan kelembutan, kelembutan Mutia membuat anaknya ciut jika Mutia marah.

"Oh anak Papa mau jadi Playboy?" timpal Irzan cekikikan.

"Peyboy apaan Pa? supermen ya? wah Farzan mau dong jadi peyboy." ucap Farzan dan menepuk nepuk dadanya rasa bangga.

"Nih lagi gak anak gak bapak sama aja!" ucap Mutia dan mencubit pinggang suaminya, Irzan.

Mereka yang ada disana cekikikan melihatnya.

"Makanya Zan, jangan ucap yang aneh-aneh sama anak sendiri! anakmu kan masih kecil." ucap Azzam dan mendapat tatapan tajam oleh Irzan.

"Iya Iya Zam, istrimu kan gak galak kek istriku." ucap Irzan dan sekali lagi Mutia mencubit Irzan dengan kuat.

"Maaf sayang! Aduh..." rintih Irzan.

"Untung kamu gak galak sayang." ucap Azzam pada Dinda istrinya dan memeluk tubuh mungil Dinda.

"Ekhemm kalian menebar keharmonisan dan romantis romantisan yah? yaudah aku sama anak-anak, aku tinggal yah! kalian berempat aja sana!" pekik Dilla pada mereka yang masih bermesraan.

"Haha, sabar yah bentar lagi." ucap Dinda dan membuat Dilla hanya tersenyum saja.

Dilla celingak-celinguk mencari Yazid, pasalnya Yazid mengatakan bahwa dia juga akan ikut bergabung, namun batang hidungnya pun tak nampak.

Malik's ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang