"Kalau memang cinta dalam diam itu ada, maka biarlah cinta itu menjaga kesuciannya dengan cara diam, agar nanti dipertemukan di titik yang sama oleh Allah."
©Malik's
🍁🍁🍁
Dilla, Dinda dan Azzam sudah sampai di supermarket, mereka tidak jadi ke pasar karena jalan menuju kesana sedang di perbaiki, mereka berniat membeli perlengkapan atau bahan memasak untuk santri di pesantren.
Dilla yang awalnya menolak untuk pergi kepasar akhirnya nurut karena rupaknya Umi Maryam tidak bisa ke pasar dikarenakan sakit.
Jadi Dilla ikut saja walaupun ada Azzam yang ikut, Dilla takut rasa nya ke Azzam itu bertambah.
Dilla dan Dinda berjalan didepan sedangkan Azzam mengikuti mereka di belakang.
"Din aku ke sana dulu ya, mau nyarik kerudung, kamu disini aja dulu milih milih sayur." ucap Dilla.
"Jadi aku sama kak Azzam sendiri gitu, gak banget, kamu sini aja jangan kemana mana!" ucap Dinda.
"Udah deh bentaran!" ucap Dilla pergi meninggalkan Dinda yang sedang memilih sayur dan dibelakang Dinda ada Azzam yang berdiri.
"Dilla! ishh anak itu"ucap Dinda.
Dinda pun memilih milih sayuran mana yang harus ia beli untuk persediaan makanan.
"Kak Azzam bisa ambilin Wortel itu gak?" Tanya Dinda menunjuk ke arah wortel yang berada di belakang Azzam.
"Baiklah."
"Ini?" Ucap Azzam, seketika pandangan mereka beradu, manik mata yang satu seakan terkunci dengan mata coklat milik Dinda, keheningan pun terjadi dan tanpa mereka sadari Dilla sudah ada disitu melihat apa yang terjadi.
"Janganlah seorang laki laki berduaan dan perempuan yang bukan mahram nya, karena yang ketiga nya adalah setan.
( HR. Abu Dawud ), aku rasa kalian sudah tau hadist itu?"
Ucap Dilla menghentikan pandangan mata Dinda dan Azzam."Lalu kenapa kamu meninggal kan teman mu sendiri, sedangkan kamu tau kalau ada saya disini?" ucap Azzam.
Jleb!
Ringan sekali ucapan Azzam, kali ini Dilla bener bener terdiam, apa dia salah bicara tadi, atau emang dia yang salah.
"Maaf ,kan kak Azzam bisa tidak berdekatan dengan Dinda, atau bisa menjaga pandangan kakak?" ucap Dilla lagi, Dilla sudah kehabisan kata kata, gara gara ucapan Azzam tadi, Dilla menjadi tersinggung.
"Kamu menyalahkan saya, Atau menyalahkan Dinda?" ucap Azzam.
"Saya tidak menyalahkan siapa pun, karena saya yang salah." ucap Dilla.
"Itu kamu tau." ucap Azzam dingin, Dilla hanya mengerutkan dahinya tak menyangka Azzam mengatakan hal seperti itu.
"Sudahlah aku pusing mendengarkan perdebatan kalian, tolong jangan disini..."
Ucap Dinda, Dinda sangat letih, capek dan dia merasa badannya kurang sehat."Kamu tidak apa, wajahmu sepertinya pucat?" ucap Azzam.
Perhatian yang ditujukan Azzam ke Dinda sangat membuat hati Dilla cemburu, tapi jangan sampai cemburu kita melebihi batas, Allah lebih cemburu pada kita karena kita terlalu mencintai HambaNya, dari pada mencintai Nya. Saat kita cemburu pada HambaNya, yakinlah Allah lebih cemburu kepada kita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Spiritüel• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...