"Setiap kali aku berpikir bahwa masa depan adalah rahasia Allah, tetapi mengapa aku masih saja memikirkan nya?"
©Malik's
Nyepam komen dong:v
Maaf banyak typo❤🍁🍁🍁
Yazid memasukan beberapa barang yang akan dia gunakan selama belajar di Kairo.
5 tahun!
Bukan waktu yang lama untuk meninggalkan orang yang dia sayangi. Meninggalkan rumah tercinta, tetapi semua harus dilakukan untuk menuntut ilmu.
Yazid mengusap wajah nya gusar, seberapa mungkin dia ikhlas menerima apapun yang Allah takdir kan untuknya.
"Zid.." ucap seseorang perempuan, baginya Umi adalah perempuan berharga dan berhati mulia.
"Yazid sungguh baik-baik saja Umi, tidak perlu khawatir dengan Yazid, Yazid sayang Umi." ucap Yazid dan memeluk umi nya tersebut.
"Umi yakin kamu akan pulang dengan kebanggaan untuk umi.." Ucap Maryam, dan memeluk anak bunsu yang teramat disayangi nya tersebut.
"Sudah siap? kamu akan berangkat sebentar lagi bukan? cepatlah berpamitam dengan yang lain, nanti kamu ketinggalan pesawat." ucap Umi dan Yazid pun mengangguk.
"Sebentar umi, kalau Yazid sudah siap Yazid akan keluar." ucap Yazid.
"Pamitan juga sama pengurus pesantren yang lain, termasuk Dilla.." setelah mengucapkan itu Umi pergi keluar dari kamar Yazid lagi lagi Yazid menghela nafasnya.
Yazid langsung membuka lemari nya dan menemukan secarik surat dan mawar putih untuk Dilla yang sudah dia siapkan semalam.
Ingin sekali memberi nya kepada Dilla sebelum perpisahan nya.Dengan keberanian Yazid menggenggam surat dan mawar tersebut dan meletaknya di saku celana yang lumayan besar.
Yazid menyeret dua koper miliknya dengan berat hati melangkah kan kaki untuk keluar kamar.
"Assalamualaikum." ucap Yazid di rumah keluarga, terdapat anggota keluarganya disini.
"Yazid sudah siap?" ucap Abi dan diangguki oleh Yazid.
Satu persatu Yazid menyalami mereka semua dan tersenyum sendu dihadapan mereka.
"Ayo kami antar." ucap Abi, yah memang mereka semua akan mengantar Yazid di bandara untuk melepas kepergian anak dan adik yang mereka sayangi.
"Sebentar Yah Bi, mau pamit juga sama pengurus-pengurus pesantren yang lain." ucap Yazid dan segera keluar rumah untuk melangkah ke kantor pengurus.
"Assalamualaikum Ustadz." ucap Dua orang perempuan yang masih mengenakan mukena, Yazid pikir mereka baru pulang untuk setoran di masjid.
"Walaikumsalam? nama kalian Fiza dan Ara bukan?" tanya Yazid dan diangguki oleh mereka.
"Katanya ustadz mau ke Kairo selama 5 tahun yang ustadz?" tanya Ara.
"Iya." jawab Yazid singkat.
"Ohh yaudah ustadz kami pamit dulu, hati hati yah ustadz, semoga selamat sampai tujuan " ucap Fiza dan Ara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Malik's ☑️
Spiritual• SPIRITUAL SERIES • Mengikhlaskan? Pertanyaan yang kerap ditanyakan kepada seseorang yang mencintai tanpa pembalasan. Namun, Selalu ada hikmah dari sepercik kisah, untuk hati yang kini berusaha mencintai sebuah kehilangan. Ini tentangnya yang menga...