Part 8.1 : Saudara Laknut's

2.7K 106 0
                                    


"Mungkin kehilanganlah yang membuat kamu menjadi seperti ini.

Namun, kau jangan takut karena kau tak akan kehilanganku."

- A. Putih Andini

Setelah kejadian teror dan berakhir dengan penculikan yang dilakukan oleh mantan tunangan Bayu, Tania Citra. Hubungan antara mas Pandu dan juga Bayu sedikit merenggang. Mas Pandu yang awalnya sangat menerima kehadiran Bayu. Namun, sedikit berubah setelah kejadian itu. Mas Pandu sedikit keras dan membatasiku untuk bertemu dengan Bayu. Bahkan sifat asli mas Pandu menjadi lebih parah. Dia semakin bersikap otoriter dan pemaksa akhir-akhir ini. Aku pun semakin memberontak terhadap semua aturan-aturan yang mas dan mbakku buat untukku.

Sudah lebih 2 bulan lamanya aku dan Bayu tidak bertemu dan berkomunikasi. Bayu tiba-tiba menghilang begitu saja dan aku tidak tau apa alasannya menghindariku. Pernah suatu waktu, saat aku datang ke Cijantung untuk menjemput Adam keponakanku, aku tidak sengaja bertemu dengannya di jalan. Saat itu, dia sedang berjogging sore dengan teman-temannya. Saat aku menyapanya, dia hanya membalas sapaanku dengan senyumannya kemudian pergi begitu saja meninggalkan aku dan teman-temannya yang lain. Aku juga pernah bertanya pada salah satu teman dekat Bayu, Beni namanya. Dan Beni mengatakan padaku bahwa akhir-akhir ini Bayu memang disibukkan dengan Pelatnasnya. Bayu memang seorang atlet tembak dan minggu depan dia akan berangkat ke Rusia untuk mengikuti perlombaan tembak khusus tentara. Tapi, beberapa hari yang lalu, aku dengar dari salah satu teman Bayu yang lain bahwa kemarin mas Pandu mendatangi Bayu. Mereka terlibat pertengkaran kecil dan mengakibatkan mas Pandu mengancam Bayu untuk menjauhiku. Saat aku tanya langsung kepada mas Pandu perihal berita yang aku dengar itu. Mas Pandu pun tidak mengelak sama sekali, dia membenarkan berita itu. Saat aku mendengarkan mas Pandu menjawab berita itu dengan mudahnya. Aku sangat marah sekali padanya. Hingga aku mendiamkan masku itu selama beberapa minggu.

Tapi beberapa minggu kemudian, setelah aku marah besar terhadap sikap mas Pandu yang terlalu mengekangku. Mas Pandu datang ke apartemenku meminta maaf padaku dan berjanji tidak akan mengekangku lagi. Namun, aku tidak langsung berbaikan dengannya. Aku masih sedikit marah padanya walaupun tidak separah beberapa minggu yang lalu. Dan mas Pandu mencoba memahaminya.

Beberapa hari setelah mas Pandu datang ke apartemen, mbak Aty menghubungiku memberi kabar bahwa di asrama TNI yang mereka tinggali akan mengadakan sebuah perayaan karena ada beberapa anggota baru yang akan bergabung di asrama tersebut. Dan rencananya mereka akan memesan beberapa menu makan yang ada di kedai milikku untuk menjadi menu makan malam saat perayaan itu. Namun, 2 hari sebelum perayaan itu dilaksanakan mbak Aty mengalami demam tinggi. Alhasil, semua pekerjaan persit yang ia tangani harus dilimpahkan kepadaku. Mau tidak mau aku harus membantunya. Karena memang saat itu aku sedang tidak ada kerjaan.

"Kamu sama mas Pandu bantuin mbak untuk bungkus beberapa parcel ini ya, dek. Maukan?." Tanya mbakku padaku.

"Mau nolak juga ngga akan pernah bisa, mbak. Yang ada kalau aku menolak ini aku akan dicoret dari kartu keluarga kita oleh mbak Aty." ucapku sebal

"Makanya kamu harus mau, nanti uang jajanmu mbak Aty tambahin deh." Mau tidak mau, aku harus mengerjakan semua tugas bungkus membungkus parcel ini dengan mas Pandu sampai larut malam. Sedangkan yang empunya parcel malah enak-enakan tidur didalam kamar. Mau bagaimana lagi, kalau mbak Aty tidak dalam keadaan sakit saat ini aku tidak akan mau membantunya.

Hari dimana perayaan penyambutan anggota tentara baru pun dimulai. Aku yang dipercaya untuk membantu menyiapkan menu makan malam pun harus ikut-ikut direpotkan. Bagaimana tidak, Mobil kedai yang biasanya digunakan untuk mengangkut barang-barang ketering mogok tiba-tiba hari ini. Alhasil, mobil pribadi milikku yang digunakan untuk mengangkut sebagian katering tersebut. Saat tiba di Aula tempat perayaan itu dilaksanakan aku sudah disambut oleh senyum lebar sepasang suami istri yang tidak lain dan tidak bukan adalah saudara kandung dan saudara iparku ini.

"Akhirnya kamu datang juga, dek. Mas kira kamu udah kejebak macet dimana gitu jam segini baru nyampe." Ucap masku ini. Dia tidak tau saja jika keterlambatanku ini disebabkan oleh barang-barang pribadiku yang ada di dalam mobil. Aku memang sengaja meninggalkan beberapa barangku didalam mobil ini agar jika sedang dalam keadaan darurat aku masih ada persiapan barang yang dibutuhkan didalam mobil. Alhasil, tadi siang aku dan Nio sibuk mengeluarkan barang-barangku yang ada di dalam mobil.

"Ini mobil kamu kok jadi lumayan besar dan lapang gini ya, dek. Kemana semua sepatu dan koper pinkmu itu?." tanya mas Pandu lagi.

"Sudahku mutasi ke wilayah yang aman dari rendamg dan kuah soto betawi ini." Mas Pandu tertawa melihat muka kusamku. Bagaimana tidak, biasanya aku paling tidak suka jika aroma di dalam mobilku tercemar dengan bau-bau aroma yang asing. Namun, saat ini aroma mobilku harus tercemar dengan bau-bau makanan untuk perayaan para TNI disini.

"Pokoknya besok aku akan pergi ke tempat cuci mobil seharian agar bau dari makanan-makanan ini hilang."

"Sak karepmu nduk, yang penting malam ini kami semua tidak mati kelaparan karena kamu tidak mau mengantarkan makanan-makanan ini." Ucap mbak Aty seraya meninggalkan tempat ini.

"Oh ya, dek. Nanti kamu jangan pulang dulu ya, mbak mau minta tolong sama kamu. Setelah semua ini diturunkan kamu tolong jemput Adam dirumah ya, sama sekalian kamu antarkan pulang pengasuh Adam ke rumahnya karena dia tidak bisa pulang jika tidak ada yang mengantarkannya." Sambung mbak Aty.

"Loh biasanya dia pulang bagaimana?."

"Biasanya masmu ini yang mengantarnya pulang. Namun, khusus hari ini adik mas yang cantik ini yang mengantarkannya, maukan?." Ucap mas Pandu padaku seraya mengikuti istrinya yang sudah menghilang entah kemana.

Setelah menurunkan semua makanan di dalam mobilku. Aku pun langsung menjemput Adam dan mengantarkan pengasuhnya pulang ke rumahnya yang tidak terlalu jauh dari asrama ini. Setelah mengantarkan pengasuh Adam pulang kerumahnya, aku pun langsung menancapkan gas mobilku untuk mengantar Adam ke Aula tempat kedua orang tuanya berada. Sesampainya di Aula, betapa terkejutnya aku saat melihat mobil ketering kedaiku sudah terparkir rapi di parkiran yang disediakan didepan Aula. Saat aku bertanya kepada sopir yang biasa membawa mobil katering apakah mobil sudah diperbaiki atau belum. Ia menjawab bahwa mobil dari tadi tidak mengalami kerusakan seperti yang aku katakan tadi. Dan sopir itu mengatakan bahwa tadi Nio memang menyuruhnya untuk datang terlambat. Saat mendengarkan penjelasan sopir katering. Aku menyimpulkan bahwa hari ini aku berhasil ditipu oleh mas Pandu dan Nio. Mereka menjebakku habis-habisan hingga aku terpaksa mengantarkan katering dan juga menjemput Adam. Setelah mengucapkan terima kasih dan berpamitan kepada sopir katering, aku langsung mencari keberadaan kakak ipar laknatku satu itu.

.

.

.

.

.

Hai, selamat malam semuanya...

Hari ini, rencananya aku akan update beberapa part sekaligus. Semoga kalian tidak bosan membacanya ya...

Jangan lupa vote dan komennya ya... Aku tunggu loh:v

Thanks˄˄

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang