Part 10.1 : Lamaran kedua Hafi dan May

2.7K 80 0
                                    

"Pernikahan itu tak selamanya indah.

Terkadang pernikahan itu sangat jauh dari kata 'indah'

Namun, ada juga yang jauh dari kata 'buruk'."

- A. Putih Andini

Beberapa minggu setelah aku bertemu dengan Hafi di Cafe depan Rumah Sakit, aku belum mendapatkan kejelasan tentang hubungan Hafi dan May. Rencana pernikahan mereka pun tertunda beberapa minggu. Aku tidak bisa memaksakan kehendak mereka berdua. Aku hanya bisa menunggu dan menunggu mereka. Mununggu kepastian yang tidak pasti. Namun, belum lama aku memikirkan Hafi dan May, Hafi menelponku.

"Assalamualaikum, adik kecil. Lagi sibuk ngga sekarang?."

"Waalaikumsalam, bang. Kenapa nih tumben banget tanya-tanya aku sibuk atau ngga, mau ngajak kencan ya?"

"PD banget, bu. Mau minta tolong nih, mau bantu ngga?."

"Mau minta tolong apa emangnya?."

"Ada, nanti aku ke apartemen buat jemput kamu sekalian ada yang mau aku bicarain sama kamu. Gimana, mau ngga bantuin abang?."

"Ngga gratis loh, bang. Bayaranku mahal nih, soalnya udah rela batalin kencan sama calon suami."

"Gampang, diatur aja. Emang kamu udah punya calon suami, adik kecil?. Setauku kamu masih belum bisa move-on dari abangmu ini?."

"Ngga dibantuin loh nanti."

"Eeh, jangan dong. Kalau kamu mau ajak calon suami kamu buat bantuin aku, aku sih oke-oke aja, te. Tapi kalau kamunya mau ngajak dia ya, aku ngga maksa loh."

"Entar ditanya dia mau ngga ikut bantuin kamu atau ngga."

"Yaudah, aku mau siap-siap buat jemput kamu ya."

"Oke, me too."

Setelah selesai menelpon Hafi, aku menelpon Bayu untuk mengajaknya membantu rencana Hafi dan ia menyetujuinya. Aku pun bersiap-siap untuk pergi membantu Hafi. Rencananya aku dan Hafi akan berangkat setelah menunggu Bayu datang ke apartemenku. Aku baru tau jika Hafi akan membuat rencana untuk melamar ulang May. Ia memberitauku saat setelah ia sampai diapartemenku . Kerena itulah dia membutuhkan bantuanku untuk membujuk May datang ke tempat dimana ia akan melamarnya. Sedangkan, Bayu bertugas untuk membantu Hafi untuk menyiapkan rencana lamarannya.

Me :

Kita udah ada di parkiran.

Udah preparenya?

Bayu :

Hafi lagi siap-siap.

5 menit lagi masuk.

Hafi :

Tahan dulu, te. Aku lagi siap-siap mental, bentaran doang:v

Me :

Whattt?

Kamu sedang menyiapkan mental? Lebay deh kamu Hafi.

Tapi, oke deh. 10 menit selesai ngga selesai aku sama May masuk ke dalam.

Hafi :

Oke

Aku menyimpan kembali handphoneku kedalam tas yang sedang aku bawa dan langsung menghampiri May. Kalau aku berlama-lama meninggalkan May sendirian, aku takut dia akan curiga padaku. Karena itu, aku langsung menghampirinya.

"May, kita masuk yuk. Kita cari tempat duduk yang sepi ya. Hmm, rooftop gimana?." May mengangguk setuju dan kemudian aku mengajak May masuk ke dalam restoran yang menjadi tempat lamaran ulang Hafi dan May. Dan May hanya mengikutiku dari belakang.

"Ini kamu yakin kita mau makan disini berdua aja?." May mulai curiga melihat semua dekorasi restoran yang sudah kami persiapkan. Dan aku hanya menganggukkan kepala tanpa bersuara sedikitpun. Setelah kami duduk di kursi yang sudah dipersiapkan oleh Hafi.

"Iyalah, kenapa emangnya?."

"Ini tempat untuk pasangankan?."

"Sepertinya, kamu benar May. Tapi, kita mau dimana lagi. Kamu bisa lihat dibawah sudah penuh gitu. Jadinya, kita kebagian disini deh. Ngga kenapa-kenapakan, May?."

"Yaudah deh, ngga kenapa-kenapa kok."

Kring... Kring... Kring...

Bayu Calling...

"Oh ya, May, aku angkat telpon sebentar ya. Kamu disini aja, aku keluar sebentar." Setelah meninggalkan May sendirian, aku langsung mencari keberadaan Bayu dan juga Hafi. Ternyata mereka masih menungguku di meja paling pojok yang tidak terlihat dari meja yang sedang May duduki. Akupun menghampiri mereka untuk memberitahu rencana selanjutnya dan menyuruh Hafi untuk segera menghampirinya. Sedangkan, aku dan Bayu akan dinner ditempat lain.

Disisi lain, May masih menungguku yang izin untuk mengangkat telpon sebentar. Namun, sampai saat ini akupun belum kembali ke tempat itu. Tiba-tiba, May melihat Hafi datang menghampirinya, ia sedikit terkejut melihat ada Hafi disini. Namun, May masih bersikap sebiasa mungkin walaupun kenyataannya saat ini dia sangat gugup sekali melihat kedatangan Hafi.

"Hai" Hafi meyapa May dengan perasaan gugupnya.

"Hai, kamu kok bisa ada disini?." May menyapa kembali Hafi dan juga bertanya kepada Hafi bagaimana ia bisa ada disini saat ini.

"Aku mau ngajak kamu dinner berdua disini. Mau?."

"Tapi, aku lagi mau makan sama Ute disini. Dan sekarang Ute lagi terima telpon diluar."

"Oh ya?. Coba deh kamu liat handphone kamu dulu, siapa tau Ute ngasih kabar ke kamu." May pun membuka handphonenya untuk menghubungiku.

"Assalamualaikum, may. Kenapa?." Jawabku saat menerima telpon dari May. Aku sudah menduga ini akan terjadi, karena dari itu aku mengangkat telpon dari May.

"Waalaikumsalam, te. Kamu dimana, kok belum kesini?." Tanya May padaku.

"Sorry, may. Ini aku lagi dijalan sama Bayu kita mau ke dinner berdua di deket apartemenku. Kamu juga disana udah sama Hafikan?. Kamu nikmatin aja dinner berduanya, may. Anggep semuanya hadiah dari aku dan Bayu untuk kamu dan Hafi. Udah dulu ya, kita mau makan. Bye-bye, Anoa tersayangnya aku. Have fun, untuk makan malam romantisnya. Hati-hati ya, Hafi galak loh. Assalamualaikum." Aku tertawa menggoda May dan segera mematikan telponku tanpa mendengar ucapan terakhir dari May.

"Waalaikumsalam" May memandangi sambungan telponnya yang sudah diputus olehku. Lalu, ia menyimpan handphonenya kembali di dalam tas kecilnya.

"Gimana?. Ute bilang apa tadi?." Tanya Hafi.

"Ini pasti kamu yang suruhkan?." May menatap tajam Hafi. Sedangkan yang ditatap hanya bisa tertawa geli. Melihat Hafi tertawa, May merasa kesal melihatnya. Dangan cepat ia meraih tas kecilnya dan bangkit dari duduknya untuk meninggalkan Hafi seorang diri. Namun, Hafi segera meraih tangan May untuk menahannya.

"Kamu marah?." Hafi bertanya pada May seraya membalikkan badan May yang memunggunginya untuk menghadap ke Hafi kembali. May hanya menatap diam Hafi tanpa menjawab ucapannya.

"May, please. Aku mau minta maaf sama kamu. So, please listen to me right now. Aku mau ngejelasin semuanya sama kamu, please." Hafi membujuk May untuk kembali duduk di kursi dan mendengarkan semua penjelasannya tentang hubungan mereka saat ini. May menuruti semua kemauan Hafi untuk duduk mendengarkan semuanya.

.

.

.

.

.

Yeay, Update lagi nih!!!

Vote dan Komen ya :v

Thanks^^

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang