Part 14.3 : Kejutan

1.9K 66 0
                                    

Setelah melakukan kesepakatan tadi sore. Malam ini rencananya aku, Ibu, dan Adnan akan makan diluar dan menonton film di Botani Square Mall. Kami berangkat dari rumah sebelum magrib dan rencananya kami akan menunaikan sholat magrib di mushola yang ada di Botani Square. Jarak dari rumah ke Botani Square Mall itu sekitar 1 jam jika macet. Karena itu kami berangkat lumayan cepat agar tidak terjebak macet.

Sesampainya kami di Botani Square yang bertepatan dengan waktu sholat magrib. dan karena itu, kami memutuskan untuk sholat magrib terlebih dahulu. Setelah sholat magrib, kami langsung mencari tempat makan yang sering kami kunjungi disini. Dan akhirnya kami memutuskan untuk memilih tempat makan di salah satu tempat yang di lantai ground Botani Square yaitu, Tomtom.

Setelah makan malam, kami memutuskan untuk berkeliling Botani Square. Rencananya kami akan menonton salah satu film yang ada di Botani XXI. Dan kami memesan tiket bioskop di jam 20.25 WIB. Selagi kami menunggu jam tayang film tersebut, kami memutuskan untuk berkeliling-keliling di Botani Square Mall ini terlebih dahulu.

Tepat pada pukul 22.25 WIB, kami keluar dari biskop dan memutuskan untuk pulang ke rumah. Perjalanan dari Botani Square Mall ke rumah sangat lancar karena memang hari sudah mulai larut malam dan hanya beberapa kendaraan yang lewat dijalan ini. Padahal jika jalanan sedang ramai-ramainya, kita bisa terjebak dijalanan ini berjam-jam lamanya. Entah karena memang cuaca sedang mendung atau karena orang-orang disini sudah pada kembali kerumahnya masing-masing, aku tidak tau pasti kenapa malam ini jalanan ini sedikit sepi. Ya, walaupun jalanan tidak terlalu sepi-sepi sekali sih, tapi ini yang membuat kami sampai kerumah dalam waktu yang lumayan singkat.

Setelah sampai rumah, aku memutuskan untuk langsung membersihkan badanku dan mengganti pakaianku. Begitupun dengan Ibu dan Adnan. Kami langsung masuk ke kamar kami masing-masing, setelah kami sampai didalam rumah.

Setelah aku membersihkan tubuhku dan mengganti pakaianku dengan baju tidur. Aku langsung bersiap-siap untuk tidur karena tubuhku sudah merasa sangat lelah. Namun, saat aku hendak membaringkan tubuhku ke ranjang kasur kamarku yang empuk ini. Tiba-tiba, suasana rumah berubah menjadi gelap gulita. Mati lampu. Kemarin, memang Ibu pernah berkata padaku bahwa akhir-akhir ini sering sekali mati lampu saat tengah malam. Dan mungkin ini salah satunya. Saat keadaan gelap gulita seperti ini, aku tidak bisa tidur dengan tenang. Karena itu, aku berusahaa mencari lilin yang ada di kamarku. Namun, saat aku membuka laci meja riasku yang biasanya menjadi tempat untuk menyimpan lilin dan ternyata tidak ada satupun lilin disini. Akhirnya aku memutuskan untuk mencari lilin di laci dekat dapur.

Aku begitu kesusahan untuk mencari lilin disini. Bagaimana tidak. Dalam keadaan gelap gulita sperti ini. Aku harus menuruni tangga ke lantai bawah karena dapur terdapat dilantai bawah sedangkan kamarku berada di lantai dua.

"Ibu, lilin dimana?." Teriakku saat aku sudah ada di lantai bawah hendak menuju kamar Ibuku. Namun, Ibuku tidak menjawab teriakanku.

"Ibu?." Aku mengetuk-ngetuk kamar Ibuku. Namun, tetap nihil. Tak ada jawaban sama sekali.

"Ibu, lilin dimana?." Teriakku sekali lagi. Namun, Ibu masih tidak menjawabnya.

'Mungkin Ibu sudah tidur', Pikirku.

Kemudian aku berjalan menuju dapur untuk mencari lilin disana. Namun, saat aku sudah berhasih menuju rak dapur. Tiba-tiba, senter dari handphoneku mati.

"Oh, shit. Handphonenya lowbatt lagi, dan lilinnya belum juga ketemu. Dimana sih lilinnya?." Ucapku dengan sedikit kesal. Pasalnya, satu-satunya penerangan yang aku punya saat ini ikut mati juga. Dan alhasil, aku harus meraba-raba laci dapur untuk mencari lilin. Namun, saat aku hendak membuka laci dapur. Ada sesuatu yang menyentuh pundakku. Aku tidak tau itu siapa. Dan aku berasumsi bahwa itu adalah keponakanku yang sangat jahil, Adnan.

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang