Part 15.1 : Kabar Buruk

2.3K 63 0
                                    

“Mungkin ini yang terbaik untuk kita masing-masing saat ini. Berjalan dengan sendirinya sampai akhirnya kita menyerah dan kita sadar bahwa kita saling membutuhkan satu sama lainnya”
- A. Putih Andini

*******************************
6 bulan kemudian...

“Ate, ini gimana cara buatnya?”, Adam berteriak-teriak memanggilku kemudian berlari menghampiriku untuk bertanya bagaimana cara membuat burung-burung kecil dari origami warna-warni.

“Adam, kan tadi udah Ate bilang kalau cara ngelipatnya itu ngga gini, sayang. Kamu salah ngelipatnya. Ulang lagi deh. Pakai kertas yang warna merah aja buat yang barunya”, jawabku. Adam segera menuruti semua perkataan ku barusan. Dia membuang kertas origami coklat yang tadi dia pakai untuk membuat burung kemudian menggantinya dengan origami merah yang ada di samping kanan tubuhnya.

Saat ini, aku sedang berada di rumah dinasnya Mas Pandu. Mengajari Adam membuat burung-burung kecil dari origami warna-warni. Dan ini adalah kedatanganku yang pertama kalinya ke asrama Cijantung setelah 6 bulan keberangkatan Bayu dinas ke luar negeri.

6 bulan ini adalah 6 bulan paling panjang dan melelahkan untukku. Bagaimana tidak. Dalam 6 bulan terakhir ini, aku harus pergi syuting dari satu kota ke kota yang lain yang ada di Indonesia. Jika saat itu aku berada di posisi sedang liburan. Maka, aku akan sangat senang melakukannya. Namun, kenyataannya tidak seperti itu. Aku harus pergi dari satu kota  ke kota lain untuk mencari tempat wisata yang sedang in dalam kondisi aku sedang bekerja.

Ya, selama hampir 5 bulan terakhir ini. Aku kembali menaruh peruntunganku di dunia entertaiment dengan menjadi seorang host dalam acara trevelling yang ada di salah satu stasiun TV swasta. Dan sudah dari 5 bulan yang lalu aku mengundurkan diri dari Radio tempatku pertama kalinya bekerja saat masih kuliah. Rencana awalnya, setelah aku mengundurkan diri dari Radio adalah aku mau fokus ke bisnis kuliner yang aku dan Abay bangun beberapa bulan yang lalu. Namun, saat setelah aku mengundurkan diri dari Radio. Aku tidak sengaja bertemu dengan salah satu teman kuliahku dulu yang kebetulan menjadi produser di salah satu acara trevelling yang ada di salah satu stasiun TV swasta. Dan dia menawariku untuk menggantikan salah satu host di acara yang dia tangani. Sebenarnya, dulu aku pernah terjun ke dunia ini. Namun, beberapa bulan setelah aku dan Bayu bertemu pertama kalinya di pesawat. Aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari sana. Dan baru 5 bulan terakhir ini aku kembali ke acara itu. Alasan pertamaku untuk kembali menjadi host di acara trevelling itu adalah agar aku tidak terlalu memikirkan tentang kepergian Bayu ke luar negeri. Dan itu lumayan membuatku sedikit melupakan kepergiannya.

Namun, akhir-akhir ini. Aku malah sering bermimpi buruk tentang Bayu. Dan itu membuatku sedikit takut dan khawatir. Aku tau itu hanya perasaanku saja. Karenanya aku tidak terlalu mengkhawatirkan soal mimpi buruk itu.

Tok tok tok

Assalamualaikum”, ucap seseorang memecahkan lamunanku saat ini.

Assalamualaikum, pa –”

Ceklek

Wa’alaikumsalam. Ada yang bisa saya bantu, Pak?”, Aku bertanya pada seseorang yang mengetuk pintu rumah dinas Mas Pandu. Seorang tentara. Mungkin, teman kerja Mas Pandu yang sedang mencari Mas Pandu. Entahlah.

“Kapten Pandunya ada, Bu?”, ucap tentara itu.

“Kapten Pandunya ada di dalam. Silakan masuk, Pak. Saya panggilkan terlebih dahulu Kapten Pandunya”, Aku pun masuk ke dalam rumah untuk memanggil Mas Pandu.

“Mas?”, panggilku pada Mas Pandu yang sedang berada di dalam kamar.

“Ya?”, sahut Mas Pandu dari dalam. Kemudian membuka pintu kamarnya.

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang