Part 12.1 : Mama Mala

2.4K 93 0
                                    

"Dia tulang rusukku.

Dia takdir yang sudah dituliskan Allah Swt. Untukku.

Dan aku akan selalu menjaganya dan mencintainya.

Hingga aku dan dia kembali dipisahkan oleh Takdir kematian."

- A. Bayu

Kring... kring... kring...

"Ute, handphone kamu bunyi nih. Angkat gih, brisik banget tau ngga. Ganggu aku mau tidur aja tuh handphone." Ucap Abay.

"Iya, bentar kenapa sih. Kamu tuh yang brisik, udah numpang tidur di apartemen aku juga, masih aja rempong kerjaannya." Balasku seraya meraih handphone ku di atas nakas.

+65821***** is calling...

"Ya halo, Assalamualaikum. Dengan siapa ini?." Ucapku lembut.

"Halo, Waalaikumsalam. Maaf, apakah benar ini dengan Ute?." Ucap seseorang yang berada diujung sambungan telponku.

"Iya, betul. Ini dengan siapa?."

"Ini saya, te. Tante Mala, mamanya Bayu."

"Mama Bayu?. Hmmm, Alantra Bayu, maksud tante?."

"Iya, nak Ute. Saya mamanya Alantra Bayu Yudhantara. Nak Ute apa kabar?."

"Alhamdulillah baik tante. Tante sendiri apa kabar?."

"Saya juga baik, nak. Oh ya, ini kamu lagi sibuk ngga ya, nak Ute?. Kalau kamu lagi sibuk, tante telpon kamunya nanti aja tunggu kamu ada waktu luang."

"Oh saya ngga lagi sibuk kok tante. Ini saya lagi di apartemen, jadi kita bebas mau ngobrol sampai puas."

"Oh okelah, tadi tante mau telpon kamu takut kamunya lagi sibuk. Jadinya, tante nunda-nunda terus untuk telpon kamu."

"Saya ngga lagi sibuk kok, tan. Tante tenang aja, kalau buat tante mah saya selalu free. Oh iya tan, tante dapat nomor saya darimana ya, tan?."

"Tadi tante minta nomor kamu dari Eyis. Kalau tante minta ke Bayu pasti ngga dia kasih, makanya tante minta ke Eyis. Ngga kenapa-kenapa kan, nak Ute?"

"Oh iya, tan ngga kenapa-kenapa kok."

"Oh iya, nak Ute. Sebenarnya saya telpon kamu karena saya perlu bantuan kamu, Ute. Bisa?."

"Bantuan apa ya, tante?. Kalau Ute bisa bantu pasti Ute bantu kok, tan."

"Begini, nak Ute. Sebenarnya saat ini saya sedang ada di bandara Internasional di Singapura. Saya mau pulang ke Indonesia. Tapi, saya tidak tau siapa yang mau jemput saya di bandara Soekarno-hatta nantinya. Soalnya Bayukan lagi berada di Medan dan dia baru pulang ke Jakarta lusa. Jadi, kalau nak Ute tidak sibuk, Nak Ute maukan jemput saya di bandara?."

"Iya tante, nanti saya jemput tante di bandara. Tapi, jam berapa tante landing di Indonesianya, tan?."

"Sekitar jam 5 sore, nak Ute. Kamu yakin mau jemput tante di bandara?."

"Iya benar kok, tante. Nanti tante tunggu saja di bandara saya akan jemput tante disana."

"Tante benar ngga ngerepotin kamu kan?."

"Ngga kok, tan. Oh iya, tante. Nanti tante mau langsung pulang ke Bandung aja atau tante mau menginap dulu di tempat saya?."

"Hmm, kalau misalnya kita langsung ke Bandung takutnya kita kemalaman sampai Bandungnya. Lagi pula inikan weekend pasti Bandung macet banget. Kalau kamu ngga keberatan tante nginep di tempat kamu, tante mau kok nak nginep di tempat kamu, nak. Gimana, boleh tante menginap?."

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang