Part 14.5 : Restoran Abay

2K 78 0
                                    

1 minggu kemudian...

“Pagi, buk bos. kenapa tuh muka kusut banget?. Ada masalah?.” Nio berkata padaku saat ia memasuki ruang khusus untukku di dalam Kedai.

“Ngga kenapa-kenapa kok. Cuman lagi badmood aja.”

“Setau aku, jadwal PMS kamu masih ada beberapa hari lagi deh, te. Kok kamu udah badmood aja.”

“Emang penyebab orang badmood itu PMS aja, kan ngga juga. Lagi badmood parah, males kemana-mana, dan males cari masalah sama kamu. So, kamu jangan buat masalah sama aku sekarang kalau kamu ngga mau aku ngamuk-ngamuk disini.”

“Ye, siapa juga yang mau cari masalah sama kamu. Oh ya, kamu ngga lupa nanti sore kita ada acara kumpul-kumpul sama May dan Arsy kan?.”

“OMG!!! Untung kamu ingetin aku soal itu. Sumpah aku tadi sempat lupa kalau nanti sore itu kita udah janji sama mereka buat nongki-nongki cantik. Makasih ya Nio, udah mau ingetin aku yang lagi badmood ini”

“Iya, Ute yang lagi moddyan”, ucap Nio kemudian hendak berdiri meninggalkan ruangan ku. Namun, baru beberapa langkah. Bio berbalik lagi menghadapku.

“Hmmm, Ute. Kamu ngga ngajak Bayukan untuk ikut ke acara nanti?. Soalnya kalau kamu ngajak dia aku sama siapa dong disana”, ucap Nio kembali.

“Gimana aku mau ngajak dia. Orang dianya menghilang gitu aja setelah dia pulang tugas kemarin. Terakhir kali kita komunikasi itu, tepat dimana aku ulang tahun. Atau lebih tepatnya 1 minggu yang lalu. Dan sampai sekarang kami belum ada komunikasi satu sama lainnya”

“Tapi, Bayu udah pulang dari dinaskan?”

“Iya. Dia udah ada di Jakarta 3 hari yang lalu. Waku aku tanya sama Mas Pandu kemarin. Mas Pandu bilang, mereka sudah pulang ke asrama. Dan Arsy juga bilang sama aku kalau Beni udah ada di Jakarta. Kemarin aku juga sempat bertemu dengan Beni. Kalau Beni udah ada di Jakarta. Itu berarti dia juga ada disini. Tapi, dia sama sekali belum menghubungiku. Dan kamu juga tau kalau aku akhir-akhir ini sangat sibuk di WO dan juga Kedai. Karena itu, aku juga belum sempat untuk menghubunginya terlebih dahulu”, ucapku.

“Kamu jangan berpikiran negative dulu lah, te. Siapa tau dia lagi sibuk seperti kamu. Kan kita ngga tau kegiatan dia seutuhnya. Nanti kalau misalnya kamu sudah bisa menghubunginya. Kamu tanya deh sama dia, mengenai alasannya yang menghilang beberapa hari ini”, Nio menasehatiku.

“Iya, yo. Thanks udah selalu ada buat aku selama ini”, ucapku.
“Sama-sama, te. Kamu udah aku anggap sebagai keluargaku juga. Karena dari itu, kamu jangan jahat-jahat sama aku. Nanti kamu kebingungan sendiri kalau ngga ada aku”, aku tertawa mendengarkan ucapan Nio.

Setelah mengecek semua laporan-laporan bulanan Kedai. Aku kemudian berkemas-kemas untuk langsung pergi menemui sahabat-sahabatku tercinta. Kami memang sudah merencanakan kegiatan hari ini sudah dari beberapa hari yang lalu. Sebenarnya, alasan sahabat-sahabatku itu mengajakku nongkrong-nongkrong bareng adalah untuk meminta jatah traktiran ulang tahunku. Walaupun sebenarnya ulang tahunku itu sudah lewat satu minggu yang lalu. Namun, itu semua tidak menghambat mereka untuk merampokku. Meminta makanan gratis dariku. Tapi itu semua, tidak memberatkanku sebenarnya. Karena pasalnya, kami akan bertemu di salah satu restoran milik Abay di kawasan Pondok Indah. Jadi yang pasti, aku tidak perlu khawatir soal uang. Karena aku akan meminta potongan diskon dari saudara beda rahimku yang satu itu. Ahh, Betapa indahnya hidup ini...

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang