Part 12.2 : Mama Mala 2

2.3K 90 0
                                    

Setelah makan malam bersama bersama Abay dan tante Mala, Abay memutuskan untuk pulang ke apartemennya sendiri dan meninggalkan aku dan tante Mala berduaan saja diapartemenku. Aku mengahampiri Tante Mala yang sedang berdiri balkon apartemen.

"Tante lagi apa?. Mau aku buatin coklat panas ngga?." Aku bertanya pada Tante Mala yang sedang duduk di balkon seraya menikmati angin malam kota Jakarta.

"Hot choco?. Hmmm, boleh deh. Tapi, jangan manis-manis ya tante udah manis soalnya." Ucap mamanya Bayu seraya tertawa geli mendengarkan ucapannya sendiri. Aku pun ikut tertawa mendengarnya. 

"Yaudah, bentar ya tan." Kemudian aku beranjak berdiri dari dudukku menuju ke dapur untuk membuat 2 cangkir hot choco untukku dan juga Tante Mala.

Setelah membuatkan 2 cangkir coklat panas didapur. Aku pun menghampiri tante Mala kembali di balkon.

"Hot choco sudah sampai. Silakan dinikmati, nyonya." Aku membungkukkan badanku seperti pelayan cafe yang menghantarkan pesanan para pelanggan.

"Terima kasih, cantik. Tipnya minta ke anak saya saja ya. Sekalian minta tipnya cincin berlian atau minta cepat-cepat dijadikan menantu sah saya ya." canda Tante Mala.

"Baiklah, nyonya. Saya akan minta tip berupa cincin berlian Tiffany & co. kepada anak nyonya serta buku nikahnya segera." Jawabku seraya tertawa dan duduk disamping Tante Mala.

"Benar ya kamu minta cincin dan buku nikah ke Bayu. Kalau kamu bohong dan ngga mau minta ke Bayu biar tante yang bilang ke dia."

"Eh, jangan dong tante. Kan tadi Ute cuman bercanda sama tante. Kok tantenya jadi serius begini sih."

"Tante juga bercanda, sayang. Kamu ngga usah khawatir tentang semuanya. Tanpa kamu minta pun Bayu pasti akan memberikannya ke kamu dengan segera." Aku hanya tersenyum mendengarkan ucapan Tante Mala barusan. Aku pun mengingat kejadian dimana Bayu melamarku malam itu. Tepat ditempat yang sama saat ini aku dan Tante Mala duduki.

"Oh ya, Ute. Tante boleh ngomong sesuatu yang penting ke kamu?."

Aku menghela nafasku perlahan, "Boleh tante, apa itu?."

"Tante mau minta maaf sama kamu sebelumnya dan juga ucapan terima kasih sama kamu. Tante mau minta maaf karena Tante belum bisa jadi Mama yang terbaik buat Bayu dan juga kamu tentunya. Maaf kalau selama ini sikap Bayu ke kamu itu membuat kamu kerepotan dan terganggu. Tapi, Ute. Kamu harus percaya sama Tante kalau semua yang Bayu lakukan ke kamu selama ini karena dia terlalu sayang sama kamu. Dan dia tidak mau kehilangan orang yang dia sayangi, seperti kamu contohnya.Tante memang tidak terlalu mengenal Bayu dengan dekat seperti Ibu kandung layaknya diluaran sana. Karena Tante tau dan Tante sadar, kalau Tante terlalu sibuk dengan dunia Tante sehingga anak-anak Tante tidak ada yang dekat dengan Tante. Mereka lebih dekat dengan kakak Tante, Abi dan Umi Bayu di Bandung. Tante tau dan Tante paham semuanya itu murni karena kesalahan Tante di masa lalu. Tante juga mau minta maaf sama kamu karena Tante baru bisa mengobrol dan bercerita seperti ini dengan kamu. Karena jujur, Tante juga sangat jarang untuk pulang ke Indonesia. Tante sangat jarang sekali mengunjungi anak saya, terutama Bayu. Saya lebih suka tinggal di Singapura dibandingkan disini. Namun, saat setelah Tante kehilangan anak bungsu saya, Rangga. Tante baru menyadari bahwa yang saya punya saat ini hanyalah Bayu seorang dan juga Jonathan. Bayu adalah anak saya dengan mantan suami saya yang pertama. Sedangkan papanya Rangga adalah suami saya yang kedua. Dan Jonathan adalah anak sambung saya atau katakanlah saudara tiri Bayu. Saya minta maaf ke kamu karena seharusnya kamu tau ini semua dari Bayu sejak awal kalian bertemu dan meutuskan untuk berhubungan lebih dekat lagi. Tapi, seperti yang kamu tau bahwa Bayu sangat takut kamu meninggalkannya setelah kamu tau semua cerita masa lalunya. Dan saya mohon sama kamu jangan pernah berpikir untuk meninggalkan Bayu setelah Tante cerita ini sama kamu."

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang