Part 9.2 : Perasaanku dan Hafi

2.6K 99 0
                                    


"Ute, aku cuman mau tanya sama kamu apa kamu ikhlas kalau kamu ngeliat aku menikah dengan May?." 

"Whatt?." Aku tertawa mendengar ucapan Hafi saat ini. Lucu ya?. Ya, ucapannya sangat lucu saat ini. Bagaimana dia bisa berpikir jika aku tidak ikhlas menlihatnya menikah dengan orang yang mencintainya.

"Kenapa kamu ketawa?. Aku lagi serius, Ute. Aku ngga bercanda saat ini."

"Oke-oke, aku bakal serius. Tapi, saat ini jujur aku bener-bener ngga ngerti sama ucapan kamu barusan, fi. Ikhlas?. Kamu tanya aku soal ikhlas atau ngga?." Hafi hanya melihatku dengan tatapan tajamnya yang mengintimidasi itu.

"Fi, gini ya. Kalau kamu tanya aku ikhlas atau ngga?. Pasti aku akan jawab ikhlas lahir batin kalau aku ngeliat kamu sama may bisa menikah. Kenapa?. Karena aku bisa liat kamu akan bahagia kalau kamu sama may. May mencintai kamu dan kamu juga mencintainya. So, kenapa aku harus ngga ikhlas buat ngeliat kamu dan sahabatku menikah?."

"Aku tanya kamu dari dalam hati kecil kamu Ute. Please, kali ini kamu harus jujur sama aku."

"Aku udah jujur Hafi, aku jujur dari hati kecilku. Aku ngga mungkin bohong sama kamu."

"Tapi, kenpa aku melihat kamu bohong saat ini?."

"Hafi, dengerin ya. Dulu, waktu pertama kali aku ngeliat kamu ada hubungan sama May aku jujur kalau aku ngerasa aku cemburu sama dia. Tapi fi, kamu harus tau kalau rasa cemburu aku ke kamu itu ngga akan pernah bisa mengalahkan rasa cintanya May sama kamu. Dulu, aku pernah ngerasa kenapa semuanya harus aku yang ngalamin. Kenapa ngga orang lain aja. Kenapa harus May sahabatku yang kamu cintai dan kenapa harus kamu yang dicintai May. Kenapa harus kalian, kenapa harus aku?. Aku marah dengan takdirku saat itu, aku memang cemburu dengan hubungan kalian. Tapi, aku juga ngga mau kehilangan kalian berdua. Aku tau aku cinta sama kamu, aku tau aku ngga bisa kehilangan kamu. Maka dari itu, aku harus mengikhlaskan kebahagianku demi kalian."

"Jadi, maksud kamu, te. Alasan kenapa kamu ngga mau ngasih tau sama aku dengan jelas alasan kenapa kamu mutusin hubungan kita waktu itu adalah May?."

"Oke, mungkin ini adalah waktu yang tepat buat kamu tau semuanya tentang alasan kenapa aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan kita waktu itu. Tapi kamu harus janji sama aku kalau kamu ngga akan ngelakuian suatu hal yang membuat hubungan persahabatan kita hancur. Gimana?."

"Aku ngga janji."

"Hafi, please. Kamu mau nikah sebentar lagi dan aku ngga mau ngehancurin hubungan kamu."

"Oke."

Aku menghela nafas terlebih dahulu sebelum menjelaskan semuanya dengan Hafi, "Dan jawaban kamu itu benar Hafi. May adalah penyebab kenapa aku harus memutuskan hubungan kita tanpa memberitahu kamu alasan yang sebenarnya. Pengakuan Maylah yang membuat aku berubah pikiran untuk melepaskan kamu secepatnya. Saat itu, saat dimana kita sudah mulai pacaran. Aku ngga sengaja baca buku harian May. Dan saat itulah dia bilang sama aku kalau dia suka sama kamu sejak kalian masih kecil. Dan aku?. Aku mencintai kamu setelah kita kuliah. Aku kenal kamu saat kamu sudah menginjak dunia perkuliahan. Sedangkan, May?. May mengenal kamu sudah sejak kalian masih ingusan. Kalian sahabat kecil, dan saat itu entah kenapa aku ngerasa kalau kamu juga punya rasa sama May. Aku cemburu ngeliat kedekatan kamu sama May. Karena itu aku memutuskan untuk putus dari kamu."

"Aku ngga pernah suka sama May, Ute."

"Aku ngga peduli kamu mau suka sama May atau ngga. Tapi yang pasti, aku ngga mau kehilangan May demi kamu. Aku ngga mau kehilangan sahabatku. Terserah kamu mau Menganggap aku egois atau apa. But, i don't care about you. "

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang