Part 16.1 : Kejutan

2.4K 65 4
                                    

“Berdo’a, bersabar, dan bertawakal adalah kuncinya”
-May

3 minggu kemudian...

Semenjak aku mengatakan break pada Bayu 3 minggu yang lalu. Aku dan Bayu sama sekali tidak pernah bertemu ataupun berhubungan lewat telpon sedikitpun. Sepertinya Bayu meng'iya'kan semua perkataan ku waktu itu. Dia sama sekali tidak pernah mengusikku. Dan aku pun tidak pernah mengusiknya. Yang aku tau dari Mas Pandu hanyalah, Bayu sudah kembali bertugas 2 minggu yang lalu. Selebihnya aku tidak tau apapun tentang Bayu sama sekali.
Dan selama 3 minggu pasca break, aku benar-benar sangat sibuk. 3 hari setelah aku dan Bayu memutuskan untuk jalan sendiri-sendiri selama 1 bulan, aku pergi ke Bali untuk syuting acara travelling selama 4 hari. Lalu, 5 hari kemudian aku berangkat ke Lombok untuk menenangkan diriku sendirian. Setelah 1 hari pulang dari Lombok, Abay menghubungiku untuk mengajakku pergi ke Batam untuk menghadiri acara pernikahan sepupunya selama 2 hari. Setelah menemani Abay ke acara pernikahan sepupunya di Batam, aku mengajak Abay untuk menemaniku pulang ke Palembang selama 2 hari. Kemudian setelah dari Palembang, aku dan Abay memutuskan untuk liburan ke Bangka Belitung selama 4 hari. Dan baru semalam aku kembali menginjakkan kakiku di Jakarta setelah hampir 3 Minggu aku pergi ke luar kota.
Dan pagi ini, aku dan Abay sedang dalam perjalanan menuju Bandung untuk pergi ke rumah May dan Hafi. Memang sedari beberapa minggu yang lalu atau tepatnya sehari sebelum aku dan Bayu break, aku dan semua sahabat-sahabatku berencana untuk melakukan kumpul-kumpul bersama di Bandung seraya merayakan 7 bulan kehamilan May dan 9 tahun pertemanan kami semua. Nio, Arsy, May, Selly, Asti, Uwik, Lisa, dan juga Nabil sudah berada di rumah May dan Hafi sejak kemarin sore. Sedangkan hanya aku dan Abay saja yang masih belum datang kesana. Dan sedari kemarin, semua sahabat-sahabatku sudah berulang kali menghubungiku ataupun Abay guna menanyakan keberadaan kami berdua saat ini. Dan aku mengatakan pada mereka bahwa aku masih berada di Bangka Belitung. Mereka semua tidak tau bahwa aku dan Abay sedang berada di perjalanan menuju rumah May dan Hafi bersama dengan Adam -anak dari Mas Pandu dan Mbak Aty. Aku memang sengaja mengajak Adam ikut serta denganku. Karena memang kebetulan minggu ini sedang ada libur panjang dan karena itu aku mengajak Adam ikut denganku.

Drt.. Drt.. Drt..
May is calling video...

“May videocall nih, bay. Angkat ngga ya? Nanti kalau kita angkat, kita mau jawab apa?”, aku bertanya pada Abay saat ini. Abay sedang fokus menyetir mobil yang kami gunakan untuk pergi ke rumah May dan Hafi. Sedangkan Adam sedang duduk diam bangku belakang sambil menonton film kartun dari TV kecil yang ada di mobil Abay.

Abay menoleh padaku, “Angkat aja, te. Kalau misalnya dia tanya kita lagi dimana jawab aja kita masih ada di bandara atau dimana gitu. Pokoknya, jangan bilang kalau kita udah ada di Bandung”, jawab Abay.

Aku mengangguk singkat menanggapi perkataan Abay, “Oke, aku angkat ya”

“Halo, May. Assalamualaikum”, ucapku.

“Akhirnya diangkat juga videocallnya sama orang sibuk satu ini. Wa'alaikumsalam, Ute yang super sibuk. Lagi dimana kamu?”, ucap May dengan nada kesalnya dan juga raut muka judesnya.

“Lagi dijalan mau pulang ke apartemen. Kenapa?”, ucapku santai. Aku bisa melihat keterkejutan di raut wajah May kali ini. May menaikkan salah satu alisnya. Sedangkan aku hanya memunculkan wajah datarku saja.

“Kamu tanya kenapa, hah? Udah gila ya nih orang. Kamu lupa kalau hari ini kita rencananya mau kumpul-kumpul di Bandung buat ngerayain 7 bulanannya aku sama 9 tahun pertemanan kita? Kamu lupa ya, te?”, ucap May dengan raut wajah yang sedikit menahan emosi. Memang selama May hamil, May tidak bisa mengontrol emosinya. Terkadang dia tiba-tiba marah, tiba-tiba nangis, tiba-tiba manja, dan masih banyak lagi. Tapi, aku sudah tidak heran dengan May yang demikian. Karena itu memang wajar terjadi pada Ibu hamil.

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang