Part 1.2 : Titik Penentuan (Revisi)

10.4K 346 3
                                    

Happy reading...
Typo bertebaran!

***

08.00 : Woy, lama amat siap-siapnya.
08.00 : Dasar siput, lelet amat sih. Aku udah di bassment nih, buruan kali. Keburu flight pesawatnya nanti.

Pesan Abay pun langsung terbaca olehku dan aku pun langsung lari terbirit-birit takut diomeli Abay lagi dan lagi.

***

"Heh siput, lama amat sih. Udah lumutan nih akunya." Cecar Abay padaku saat aku masuk ke dalam mobilnya dan itu semua sudah kuprediksi sejak tadi. Dan prediksiku benar, selama perjalanan ke bandara ia selalu membuka mulutnya tanpa henti. Bicara inilah, itulah. Dan yang paling membuatku tambah kesel adalah dia selalu membicarakan soal keleletan dan juga kebiasaan bangun siangku itu. Huh, Abay memang terkadang suka membuat orang merasa kesal.

"Abbbbaaaaaaaaaaaaaaaaayyy, bisa berhenti nggak sih?" Lirihku dalam hati, tanpa ada niatan untuk bicara langsung padanya. Karena jika aku bicara sekarang juga itupun tidak ada gunanya sama sekali untuknya. Karena Abay tidak akan berhenti bicara walaupun aku suruh berhenti beribu kalipun karena Abay memang seorang lelaki yang cerewet dan menjengkelkan.

"Heh siput, diem aja kamu. Kenapa bengong aja, entar kesambet loh, aku juga kan yang repot." Abay berkata dengan mulut cerewetnya seperti biasa dan langsung melirik tajam padaku.

"Aku itu lagi pusing tau nggak, dan kamu dari tadi itu ngoceh aja sepanjang jalan kerjaannya. Kamu nggak liat apa aku lagi capek, ditambah ngantuk lagi. Dan sekarang aku harus dengerin ocehan panjang kamu itu, lagi dan lagi. Kamh tau nggak aku itu bosen liatnya. So, aku minta sama kamu buat hari ini aja, kamu diem sebentar karena aku lagi capek dan ngantuk parah kamu tau." Jawabku pedas ke Abay diikuti oleh tatapan tajam dari mataku.

Abay sedikit terkejut saat melihatku marah-marah padanya, ia pun menggaruk-garuk tengkuknya yang aku yakin itu tidak gatal sama sekali, "Eeeeh, kenapa sih kamu, te? Lagi PMS ya? Atau ini masih seputar masalah semalam nih?" Jawab Abay dengan nada menyelidik namun juga terselip ke khawatirannya padaku. Ya, aku lagi dalam kondisi yang tidak baik saat ini. Bukan hanya gara-gara aku bangun kesiangan karena tidak bisa tidur semalaman. Tapi karena semalam aku tidak sengaja melihat mantan pacarku berduaan dengan sahabatku sendiri. Ya, siapa lagi kalau bukan Hafi dan May. Sebenarnya aku tidak tau dengan pasti seperti apa hubungan mereka berdua saat ini. Tapi yang pasti saat peristiwa itu terjadi aku benar-benar merasa cemburu dan ingin melupakan kejadian itu. Karena jika aku mengingat itu, aku akan merasakan sakit yang teramat di hatiku karena sebenarnya didalam hatiku masih menyimpan rasa sayang terhadap Hafi. Namun itu sudah tidak dapat aku lakukan lagi karena sebenarnya aku lah yang memutuskan Hafi dengan alasan aku sudah tidak cocok dengannya. Padahal dikenyataannya itu hanya alasan palsuku semata agar Hafi dengan cepat melepaskanku dan juga agar ia tidak pernah tau apa alasan sebenarnya sehingga aku memutuskannya saat itu. Karena aku lebih memilih bungkam soal itu untuk sementara waktu.

***

Setelah berpamitan pada Abay, aku pun langsung menuju terminal dimana aku akan menunggu pesawatku. Sejujurnya, pesawatku sudah mau take off saat aku sampai dibandara tadi. Dan alhasil, aku pun harus lari-lari ke terminal bandara dan check-in seperti orang gila. Untung saja aku tidak membawa barang yang berlebihan, hanya satu koper kecil dan tas ransel hitam kesayanganku.

Beberapa menit setelah check-in, Aku pun langsung menuju ke pesawat karena sebentar lagi pesawat yang akan membawaku pergi ke Jogja akan take-off.

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang