Part 11.1 : Aku dan Bayu

2.6K 92 0
                                    


"Butuh sebuah perjuangan yang besar

untuk meyakinkan dirimu kalau aku

akan membahagiakanmu selamanya."

- A. Bayu

Beberapa minggu setelah acara pernikahan Hafi dan May. Bayu mulai banyak berubah. Ia semakin sering menyendiri dan ketika dia berbicara pasti yang ia bicarakan adalah pernikahan. Aku tidak heran mengapa dia bisa membicarakan pernikahan. Pasalnya, saat ini ia sudah berumur 26 tahun dan pernikahan itu sudah wajar bagi laki-laki seumuran dengannya. Bahkan beberapa temannya dan temanku sudah punya anak diumur segitu. Walau banyak juga yang belum menikah diumur 26 tahun. Tapi, menurutku umur 26 tahun itu sudah wajar untuk menikah dan punya anak. Dan Bayu sudah mulai membicarakan hubungan serius itu denganku seperti beberapa minggu yang lalu, tepatnya sepulangnya kami dari pernikahan Hafi dan May. Bayu membicarakan rencana pertunangan denganku.

Flashback On

"Ute, aku boleh tanya sesuatu dengan kamu?." Ucap Bayu padaku saat perjalanan pulang dari hotel tempat resepsi pernikahan Hafi dan May berlangsung menuju apartemenku di Pantai Indah Kapuk.

"Mau tanya apa?."

"Aku mau tanya soal ucapan kamu waktu kita di acara pernikahan tadi. Emang kamu benar ngga mau menikah untuk waktu dekat ini?."

"Ini serius kita mau bahas soal pernikahan lagi?."

"Kalau kamu ngga mau sih aku ngga masalah."

"Oke, aku akan jawab pertanyaan kamu tadi. Kalau maksud kamu waktu dekat itu adalah beberapa bulan lagi atau tahun depan, mungkin aku akan berpikir berulang-ulang. Namun, kalau untuk dua tahun atau tiga tahun kedepan, mungkin aku akan bilang 'ya'. tapi, itu juga ngga pasti sih. Kalau misalnya jodohnya udah datang mau bagaimana lagi, ngga ada pilihan lainkan?."

"Kalau masalah pertunangan, kamu mau?."

"Menurutku sih, pertunangan sama pernikahan itu sama aja. Cuman kalau pertuangan itu satu langkah dibelakang pernikahan. Jadi, untuk diri aku saat ini, aku akan berpikir dulu tentang masalah itu."

"Oke, nanti kalau kamu siap untuk tunangan atau menikah kamu kasih kabar ke aku ya. Biar aku siap-siap daftar diurutan pertama untuk jadi pendaftar calon ayah anak-anak kamu kelak."

"Apaan sih kamu, aku akan kasih undangan aja gimana?."

"Ya jangan dong, kan aku maunya jadi orang yang ada diundangan sama kamu bukan jadi orang yang diundang."

"Udah ah, males ngomongin masalah itu mulu. Cari pembicaraan yang lain kenapa."

"Oke, siap. Kamu mau bahas apa?. Bahas anak?."

"BAYU!!!"

Flashback Off

Kring... kring... kring...

"Halo, Assalamualaikum. Kenapa, bay?."

"..."

"Hmm, aku di apartemen. Kenapa?.

"..."

"Didepan?. Serius?. Udah tunggu bentar." Aku langsung membuka pintu apartemen karena Bayu sudah berada di sana.

"Kamu kok ngga ngasih tau aku kalau kamu mau datang ke sini?. Kalau kamu ngasih tau akukan, aku bisa masak dulu tadi. Kamu belum makan malamkan?." Ucapku seraya menyuruhnya masuk ke dalam dan menutup pintu.

"Surprise dong, aku juga bawa makan malam nih buat kamu. Tadi ngga sengaja lewat warung nasi nenek. Jadi, mampir deh buat beli. Udah lama kita ngga makan nasi nenek disana." Bayu menaruhkan dua kotak nasi nenek yang masih hangat di atas meja makan. Kemudian mengambil piring di rak. Sedangkan aku langsung duduk di meja makan, membuka 2 kotak nasi yang Bayu bawa tadi.

"Ini ngga sengaja atau sengaja kira-kira, hmm?." Ucapku seraya menuangkan minum untukku dan Bayu.

"Sengaja. Tadi kamu bilang baru pulang syuting terus aku udah dijalan mau kesini makanya aku mampir beli nasi ini. Aku ngga mau ngerepotin kamu yang capek pulang syuting terus ditambah masak cuman buat makan malam kita aja. Karena itu, aku inisiatif buat beli makan diluar, gimana puas penjelasannya?. Kalau udah puas, aku mau makan dulu nih. Laper dari tadi nahan diri buat ngga makan di warung nenek sekalian nungguin pesenan."

"Makan-makan, abisin ya. Nanti kalau punyaku ngga habis, kamu yang habisin ya. Soalnya tadi aku udah makan bareng Abay didekat lokasi syuting. Ada tempat makan baru disana." Bayu hanya mengangguk setuju kemudian menyendokkan nasi dan memasukkannya ke dalam mulutnya.

Sekitar 15 menitan kami menghabiskan waktu untuk sedikit berbincang seraya makan malam bersama di meja makan. Kemudian saat ini kami sudah berada di balkon apartemenku ditemani dengan coklat hangat kesukaan kami.

"Ute"

"Hmm"

"Are you happy, now?."

"What?"

"Happy now?." Aku sedikit bingung ketika Bayu bertanya apakah saat ini aku merasa bahagia.

"Pertanyaan ambigu macam apa itu?. Happy now?." Bayu hanya diam kita aku mempertanyaankan apa maksud dari pertanyaannya barusan.

"Bayu, what do you mean?."

"Aku hanya bertanya apakah kamu bahagia saat ini?."

"Bahagia yang seperti apa yang kamu maksudkan?."

"Entahlah, lupakan saja."

"Bayu." aku sedikit kesal ketika Bayu mengatakan padaku untuk melupakan pertanyaan ambigunya barusan. Sedangkan Bayu sendiri tetap memandang bintang seraya meminum coklat hangatnya tanpa merespon panggilan kesalku barusan.

"Bayu, what wrong with you?. Any problem?." Aku menarik Bayu untuk memandangku saat ini. Namun, dia hanya menatap mataku kemudian mengalihkan wajahnya kembali.

"Kemarin mama telpon aku dan tanya soal kamu." Ucap Bayu

"Soal aku?. Terus kamu jawab apa?."

"Aku ngga jawab apa-apa ke mama."

"Kenapa kamu ngga jawab pertanyaan mama?. Emang mama tanya apa soal aku, hmm?"

"Mama tanya soal hubungan kita, terus aku harus jawab apa soal itu?." Bayu sedikit menaikkan suaranya dan itu membuatku sedikit terkejut mendengarnya. Aku terkejut karena mood Bayu malam ini sangat kacau. Tadi, saat kami sedang makan malam. Bayu masih bersikap biasa saja walau sedikit dingin. Namun kali ini, dia sangat menakutkan.

"Ya kamu jujurlah ke mama kamu, kamu bilang ke mama kamu kalau misalnya kita hanya sebatas teman. Terus sekarang apa masalahnya?. Tadi saat kita makan malam kamu masih biasa-biasa aja ke aku. Tapi, kenapa sekarang kamu seperti ini sih?. Aku salah apa sama kamu?."

"Sekarang aku tanya sama kamu, kamu serius ngga sih sama aku?. Maksud aku, kamu serius nyaman sama aku saat kita lagi sama-sama seperti ini?. Atau kamu hanya menganggap aku seperti pelampiasan kamu untuk melupakan Hafi?."

.

.

.

.

.

Welcome back, aku update lagi nih...

Jangan bosen untuk membaca karyaku ya, jangan lupa vote dan komen juga ya...

Thanks All^^

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang