2 minggu kemudian...
Seperti dugaanku 2 minggu yang lalu. Aku melewati 2 minggu kebelakang yang rasanya sangat lama dan panjang. Belum lagi lelah dan pusing yang mendera tubuhku karena aku menghabiskan setidaknya 18 jam kerja untuk setiap harinya. Kantor EO – Radio - Kantor EO - Gedung resepsi – fetting baju dan lain-lain sebagainya. Begitu seterusnya hingga 3 hari terakhir, aku sama sekali tidak mempunyai kesempatan untuk pulang ke apartemen sedikitpun. Untuk meluruskan punggungku pun sangat sulit sekali rasanya. Oke, fix aku LEBAY. Namun, memang begitu kenyataannya. Untuk beristirahat sedikitpun kami sangat sulit. Karena kali kami menangani proyek dari klien yang luar biasa di EO kami, sehingga kami memang benar-benar mengeluarkan tenaga ekstra untuk mengerjakan proyek ini.
Tapi memang, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Kami menyelesaikan proyek ini dengan hasil yang sangat memuaskan. Bahkan semua tamu undangan yang hadir diacara pernikahan ini berdecak kagum melihat hasil kerja keras kami selama ini. Dan sebagai apresiasi dari Mami Sekar atas kerja keras kami dalam proyek besar ini, kami mendapatkan cuti selama 3 hari dan tak lupa pula bonus tambahan. Semua anggota tim yang menangani proyek ini merasa sangat puas dan juga bahagia karena sudah bisa menyelesaikan proyek ini dengan baik dan mendapatkan cuti selama 3 hari beserta binus tambahan.
Dan seperti yang sudah aku rencanakan dua minggu lalu. Aku akan menghabiskan cuti 3 hariku di Bogor seraya merayakan ulang tahunku ke 24 bersama Ibuku dan keluargaku tercinta. 2 jam sudah aku berada dijalan Jakarta-Bogor yang lumayan ramai, hingga aku sampai di depan rumah Ibuku saat ini. Yang ada didalam pikiranku saat ini hanyalah tidur dan kasur. Ya, aku memang sedang membutuhkan istirahat saat ini. Karena tadi pagi aku baru pulang dari gedung resepsi pukul 3 dini hari dan langsung berangkat ke Bogor jam 8 paginya. Hanya waktu 3 jam yang aku gunakan untuk tidur dan 2 jam untuk membersihkan apartemen yang sudah aku tinggalkan selama 3 hari belakangan dan juga mempersiapkan pakaian ganti untuk aku pergi ke Bogor.
Sesampainya aku di rumah Bogor. Aku langsung mencari keberadaan Ibuku. Namun, Mang Didin mengatakan padaku bahwa Ibu sedang tidak ada di rumah. Karena itu, setelah membersihkan diriku aku langsung pergi ke alam mimpiku.
Hujan dibulan April mengiringi tidur siangku yang nyenyak hari ini. Bogor memang terkenal dengan kota hujan. Dan kali ini hujan benar-benar turun disiang hari yang melelahkan. Dan aku benar-benar bersyukur atas hujan yang turun siang ini. 2 jam sudah aku tidur siang hari ini. Tanpa ada gangguan sedikitpun dari Ibu. Ibu belum pulang sepertinya.
Setelah aku benar-benar bangun dari tidur siangku. Aku langsung melaksanakan sholat Dzuhur. Setelah sholat, aku langsung keluar dari kamar untuk makan siang. Dan benar saja. Ibu memang belum pulang siang ini. Namun, bukan Ibu namanya jika disetiap paginya dia tidak masak untuk makan siang. Ibu memang biasa memasak makan siang dipagi hari sebelum beliau berangkat ke tempat katering yang beliau jalankan. Dan hari ini, Ibu memasak makanan kesukaanku. Ayam rica-rica pedas, sayur buncis dan wortel, serta sambal kentang kering. Ibu memang tau makanan kesukaan setiap anaknya. Dan Ibu selalu memasak itu semua saat kami sedang ada di rumah ini.
Setelah makan siang, aku memutuskan untuk menonton TV diruang keluarga seraya menunggu Ibu pulang dari tempat kateringnya. Awalnya, aku mau menyusul Ibu ke tempat katering. Tapi, aku malas sekali untuk pergi kesana. Karena dari itu, aku memutuskan untuk menunggu Ibu disini saja.
Pukul 4 sore, Ibu belum pulang juga dari tempat katering. Aku sampai ketiduran di sofa ruang keluarga karena menunggu Ibu pulang. Namun, Ibu belum juga pulang ternyata. Dan Adnan juga belum pulang sekolah jam segini. Akhirnya, aku memutuskan untuk mandi sore dan juga sholat Ashar terlebih dahulu kemudian berencana menjemput Ibu di tempat katering dan juga Adnan di sekolahnya.
Namun, saat aku sedang bersiap-siap untuk pergi menjemput Ibu. Ibu akhirnya pulang juga ke rumah. Dan aku langsung menyambutnya.
"Assalamualaikum, Ibu." Ucapku mengagetkan Ibu yang hendak membuka pintu rumah.
"Eh, Wa'alaikumsalam anak Ibu. Loh, kok kamu udah sampai aja dirumah?. Bukannya kamu bilang mau berangkat sore ya?." Ucap Ibu seraya masuk ke dalam rumah dan merangkul pundakku.
"Hehehe, sengaja mau buat surprise untuk Ibu."
"Kamu ini. Jam berapa tadi sampai dirumah?." Tanya Ibuku seraya hendak duduk di sofa yang ada di ruang keluarga.
"Tadi pagi, sekitar jam setengah 11."
"Oh ya?. Astaga, kok kamu ngga langsung telpon Ibu sih?." Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Ibuku yang kaget dengan kedatanganku yang tiba-tiba ini. Kemarin memang aku mengatakan pada Ibuku bahwa aku akan datang setelah habis magrib. Tapi, ternyata aku sudah sampai disini jam 11 siang.
Saat sedang asyik bercerita dengan Ibu, tiba-tiba Adnan datang menghampiri kami. Adnan memang baru pulang dari sekolah. Mang Didin yang menjemputnya. Seharusnya aku yang menjemputnya disekolah. Namun, saat aku sudah bertemu dengan Ibu. Aku mengurungkan niatku itu dan menyuruh Mang Didin untuk menjemputnya seperti biasa.
"Loh kok ada Ate disini?. Bukannya Ate sampai disini nanti malam ya?." Tanya Adnan. Saat ia melihatku saat aku sedang duduk berdua dengan Ibu di sofa.
"Kamu ini Adnan kebiasaan kalau masuk rumah ngga pernah ngucap salam. Seperti tidak pernah diajarkan saja sama Ate dan Utimu saja." Ibuku menasehati Adnan. Sedangkan yang dinasehati hanya tersenyum-senyum saja.
"Hehe, Assalamualaikum Uti dan Ate sayang. Sorry, kelupaan salamnya." Ucap Adnan
"Wa'alaikumsalam" Ucapku dan Ibu berbarengan.
"Kamu ini kebiasaan buruk itu jangan kamu pelihara dong Adnan. Salam itu penting. Awas kalau besok Uti dengar kamu seperti ini lagi." Ucap Ibuku.
"Iya Uti, maaf."
"Jangan diulang!." Ucapku
"Iya Ate sayang. Oh ya Ate, kok Ate udah sampai disini?. Bukannya kemarin Ate bilang sampainya malam ya?."
"Kerjaan Ate udah selesai tadi pagi. Jadi ya, Ate udah sampai tadi siang disininya."
"Oh gitu. Oh ya Ate, besokkan Ate ulang tahun tu. Gimana kalau nanti malam kita makan-makan diluar. Ate yang traktir. Ada cafe baru dijalan depan, te. Pengen nyoba."
"Eh, enak aja. Orang yang ulang tahun itu yang seharusnya ditraktir bukan meneraktir. Kamu yang seharusnya traktir Ate bukan Ate yang traktir kamu."
"Akukan belum kerja Ate. Jadi, belum ada uang. Kan Ate udah kerja dan udah banyak uang tuh. Jadi ya, Ate yang traktir aku dan Uti. Iya ngga, Uti?." Ucap Adnan. Sedangkan Ibu hanya mengangguk-ngangguk setuju dengan ucapan Adnan itu.
"Gini aja, traktirannya hari ini biar Uti yang traktir, sekalian kita rayain ulang tahun Ate di cafe itu. Uti juga lagi malas banget untuk masak makan malam. Jadi, hari ini kita makan diluar aja. Gimana?." Ucap Ibu.
"SETUJU!!" Ucapku dan Adnan berbarengan.
"Sekalian ke Botani Square Mall ya, mau nonton film baru nih." Ucap Adnan.
"Oke." Ucapku.
.
.
.
.
.
Hai, selamat pagi!!!. Aku update nih, jangan bosen ya baca cerita ini.
Vote dan komennya, please
Thanks all^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)
RomanceTerkadang sebuah pertemuan tak terduga itulah yang paling berkesan. Sama seperti pertemuan Aksara dan Alantra. Pertemuan yang tidak pernah diharapkan. Pertemuan yang tidak direncanakan. Dan takdirlah membawa pertemuan mereka. Aksara Putih Andini, at...