Part 13.2 : Cemburu

2.5K 96 1
                                    

Dan hari ini, tepat 3 bulan setelah Bayu datang kerumahku beserta keluarganya untuk melamarku dan bertunangan secara resmi denganku. 3 Bulan yang lalu, statusku dan Bayu hanyalah 'sepasang teman' yang mencoba untuk menghilangkan trauma di masa lalu akibat dari percintaan. Namun sekarang, kami sudah meyandang status 'tunangan'. Atau lebih tepatnya 'calon' istri dan 'calon' suami. Dan rencananya, saat pertengahan bulan april nanti. Keluargaku dan Bayu akan melakukan pertemuan kembali untuk membahas hubungan kami lebih lanjut. Termasuk menentukan tanggal pernikahan kami nantinya. Sebenarnya, sewaktu acara pertunangan kemarin, kedua belah pihak keluargaku dan juga Bayu sudah sepakat untuk menentukan tanggal pernikahan saat itu juga. Namun, aku dan Bayu masih menundanya karena beberapa alasan yang akhirnya keluarga kami pun ikut menyetujuinya.

Aku dan Bayu sudah memutuskan untuk melanjutkan hubungan kami kejenjang yang lebih serius lagi. Atau yang sering disebut dengan kata 'pernikahan'. Sudah cukup bagi kami untuk saling mengenal satu sama lainnya. 1 tahun lebih bukanlah waktu yang sedikit untuk kami. 1 tahun lebih sejak kejadian dipesawat menuju Jogjakarta waktu itu.

Ting tong...

Bel apartemenku berbunyi. Dan aku sudah tau siapa pelakunya. Bayu. Ya, memang dialah pelakunya. Mengapa aku bisa tau?. Karena aku mengintip dari lubang kecil di pintu apartemen. Padahal sebenarnya, Bayu bisa membuka pintu ini tanpa perlu aku yang membukaya. Karena, semenjak kami bertunangan 3 bulan yang lalu. Bayu sudah aku beritahu kode apartemenku. Alasan kenapa karena aku memberitau kode apartemen karena Bayu sering menekan bel dengan tidak sabaran. Dan alasan lainnya adalah karena suatu saat nanti, apartemen ini akan menjadi apartemen miliknya juga. Namun kenyataannya, sampai saat ini dia masih saja membunyikan bel jika sedang berkunjung ke apartemen. Dan saat aku tanya mengapa di melakukan itu. Bayu hanya mengangkat kedua bahunya. Menyebalkan bukan.

Ting tong... Ting tong... Ting tong...

See?. Bel apartemenku berbunyi kembali. Aku memang sengaja belum membuka pintu apartemen. Padahal saat ini aku tepat berada di balik pintu tersebut hendak membuka pintu. Namun, aku menahan diriku untuk tidak membuka pintu itu. Aku hanya penasaran apa yang akan Bayu lakukan setelah sekian lama aku tidak membukakan pintu. Apakah Bayu akan masuk sendiri ataukah dia akan menungguku membukakan pintu?. Entahlah. Aku pun penasaraan dengannya.

Ting tong...

Tit tit tit tit...

Cklekk...

"Aku tau kamu ada disana." Ucap Bayu setelah dia membuka pintu apartemenku. Sedangkan aku hanya diam memandanginya.

"Aku sengaja melakukannya." Jawabku. Seraya masuk ke dalam dapur untuk mengambil minum untuk Bayu.

"Dasar!. Ini aku bawa pesanan kamu. Kita makan sama-sama. Setelah itu ada yang mau aku bicrakan dengan kamu." Ucap Bayu seraya meletakkan bungkusan bakso favoritku didekat Asrama Komando di Cijantung.

Setelah Bayu meletakkan bungkusan bakso diatas meja makan. Aku pun langsung membuka bungkusan tersebut dan menuangkannya kedalam panci. Aku akan memanaskan sebentar bakso yang sudah mulai dingin ini. Dan setelah bakso itu lumayan panas, aku menuangkannya ke dalam mangkok kami masing-masing.

Selama kami makan bakso bersama malam ini. Tak ada pembicaraan yang kami bahas dimeja makan ini. Lebih tepatnya sih, Bayu mendiamkanku. Dan saat aku bertanya padanya. Bayu hanya berkata 'tidak apa-apa' atau jawaban singkat dan dinginnya. Dan sampai kami selesai makan pun, Bayu masih enggan untuk buka suara.

"Kamu kenapa sih, Bay?. Marah sama aku?. Kalau kamu marah atau ada masalah, ya kamu bilang sama aku agar aku bisa jelasin sama kamu tentang semuanya biar kamu ngga salah paham lagi sama aku. Kamu jangan diam aja seperti ini dong. Aku bingung mau ngapain sama kamu." Ucapku. Dan Bayu hanya diam mengacuhkanku.

Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang