"Definisi kata maaf itu berbeda setiap manusianya. Namun, memaafkan itu sendiri wajib hukumnya."
Flashback On
Disaat perjalanan pulang sehabis bertemu dengan Ute, Bayu mendapatkan telepon dari mas Pandu yang menyuruhnya untuk datang kerumahnya secepatnya. Dengan kecepatan tinggi, Bayu menancapkan gas mobilnya untuk segera sampai kerumah mas Pandu. Sesampainya dirumah mas Pandu, Bayu bertemu dengan Abay, mas Pandu, dan mbak Aty didalam rumah. Mereka menyambut Bayu dengan raut muka yang tegang dan juga panik. Setelah Bayu ikut duduk di ruang tamu, Abay akhirnya membuka percakapan mereka sore itu.
"Jadi begini mas, mbak, bayu. Sebelumnya saya mohon maaf kepada kalian karena saya tidak bisa menjaga Ute dengan baik. Saya juga mohon maaf karena terlambat memberitahu kalian tentang semua ini. Sebenarnya, beberapa minggu yang lalu Ute memberitahu saya jika Ute sedang diteror oleh seseorang yang tidak dikenal. Dan waktu itu, Ute melarang saya untuk tidak memberitahu kalian semua tentang masalah ini dengan alasan, Ute tidak mau membuat kalian khawatir padanya. Akhirnya, saya menahan diri saya untuk tidak memberitahu kalian tentang masalah ini. Namun, tanpa sepengetahuan Ute, saya menyewa seorang detektif untuk menyusut kasus ini. Karena beberapa minggu yang lalu, peneror itu tidak hanya meneror Ute saja. Namun, dia juga sudah meneror ibu dan juga Adnan di Bogor. Karena itu saya menyewa seseorang detektif. Dan kemarin malam, detektif yang saya sewa sudah mendapatkan beberapa informasi tentang peneror itu. Namun, sebelum saya memberitahu siapa peneror itu. Saya ingin bertanya dengan kamu Bayu dan saya ingin kamu menjawab pertanyaan saya dengan jujur karena ini ada kaitannya dengan peneror itu. Apakah sebelum bertemu dengan Ute kamu pernah menjalin sebuah hubungan yang serius dengan seorang perempuan?." Ucap Abay.
"Saya tidak sedang menjalin hubungan dengan siapa-siapa saat bertemu dengan Ute waktu itu. Tapi sebentar, jangan-jangan, Citra?." Jawab Bayu
"Ya, kamu benar Citra yang mencoba meneror Ute." Ucap Abay membenarkan tebakan Bayu yang menyebutkan nama mantan tunangannya itu.
"Jadi, kamu yang menyebabkan Ute diteror?. Saya sudah salah paham dengan kamu, saya menganggap kamu adalah laki-laki yang baik yang bisa menjaga adik saya dengan benar. Namun, kamu membalas semuanya dengan apa?." Ucap mas Pandu seraya hampir memukul Bayu dengan tangannya. Namun, mbak Aty bisa menahan mas Pandu yang sedang emosi saat itu.
"Saya bisa menjelaskan semuanya agar kalian tidak salah paham lagi dengan hubungan saya dan Citra saat ini. Jujur, saya memang pernah menjalin hubungan yang serius dengan Citra. Bahkan kami sempat bertunangan waktu itu. Namun, kejadian itu sudah bertahun-tahun yang lalu, jauh sebelum saya bertemu dengan Ute. Dan saat ini saya dengan Citra sudah tidak ada lagi ikatan. Saya dan Citra sudah memutuskan pertunangan kami beberapa tahun yang lalu karena Citra sendiri yang memutuskannya dengan alasan ia ingin mngejar mimpinya di luar negeri. Jadi, saat ini kami sudah tidak bertunangan sama sekali, dan mas Pandu harus percaya dengan saya karena saya tidak bohong sama sekali." Ucap Bayu menjelaskan pada mas Pandu tentang hubungannya dengan Citra.
"Mas, mbak, yang dibicarakan dengan Bayu tadi semuanya benar. Karena detektif yang saya sewa berkata hal yang sama seperti apa yang Bayu katakan tadi. Bayu memang sudah tidak bertunangan dengan perempuan itu. Dan sebelum bertemu dengan Ute pun, Bayu sedang tidak berhubungan dengan perempuan manapun termasuk dengan perempuan yang bernama Citra ini." Setelah mengucapkan kalimat tadi, handphone Abay berbunyi.
"Ute yang telpon, saya angkat terlebih dahulu ya." ucap Abay dan langsung di iyakan dengan semua orang yang ada di ruangan tersebut.
"Halo, Assalamualaikum Ute, ada apa?."
"..."
"Apa? Oke, gue akan jemput lu di apartemen sekarang. Lu jangan bergerak kemana-mana. Bentar lagi gue sampe kesana."
"..."
"Iya, iya lu tenangin diri lu dulu. Bentar lagi gue kesana, oke?." Setelah memutuskan sambungan telponnya dengan Ute. Abay memberitahukan jika saat ini Ute kembali diteror dengan Citra.
"Gawat, mas. Ute kembali diteror, dia diteror pakai tikus mati di apartemennya. Saya harus jemput dia sekarang, kalau kalian mau ikut silakan." Abay meninggalkan rumah mas Pandu dengan terburu-buru.
"Abay, kita ikut kamu buat jemput Ute. tunggu sebentar." Mas Pandu dan Bayu ikut Abay untuk menjemput Ute di Apartemennya.
Sesampainya mereka di Apartemen, mereka tidak menemukan keberadaan Ute disana. Mereka menanyakan Ute kepada satpam didepan apartemen. Namun, satpam itu bilang kalau Ute sudah meninggalkan apartemen beberapa menit yang lalu dengan menggunakan mobilnya. Bayu mencoba untuk menghubungi handphone Ute namun panggilan telpon bayu tidak dijawab sama sekali. Abay pun menghubungi detektif sewaannya untuk mencari keberadaan Ute saat ini.
Sampai malam tiba, mereka belum berhasil menemukan keberadaan Ute. Namun, tak lama dari itu. Detektif yang disewa Abay memberikan kabar bahwa mereka sudah menemukan keberadaan Ute. Tak butuh waktu lama, mereka sudah berdiri tak jauh dari rumah dimana Ute diculik. Mereka juga sudah menghubungi pihak berwajib untuk menahan Citra jika dia berbuat sesuatu diluar prediksi mereka. Saat mereka sampai di depan rumah, ternyata rumah itu sudah dijaga oleh beberapa orang berbadan besar. Mereka berbagi tugas untuk melawan para penjaga itu. Abay dan Bayu berusaha menyelamatkan Ute di lantai 2. Sedangkan mas Pandu yang dibantu oleh pihak berwajib melawan dan mengamankan wilayah sekitar dari kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Saat Abay dan Bayu sampai di lantai 2, mereka melihat Citra sedang memarahi dan hendak menampar Ute dan Arsy. Namun, Bayu segera menahan tangan Citra dengan cepat.
"Bayu?" Citra menoleh saat Arsy menyebutkan nama seseorang yang menahan tangan Citra untuk menamparku.
"Anda puas?." Tanya Bayu seraya menghempaskan tangan Citra dengan kerasnya.
"Ba-bayu, bagaimana bisa?." Ucap Citra terbata-bata saat melihat Bayu menatapnya dengan dingin.
"Anda bertanya bagaimana bisa saya ada disini saat ini?." Ucap Bayu.
Flashback off
Setalah Citra dibawa oleh pihak berwajib untuk ditahan, aku dan Arsy dibawa oleh mas Pandu dan Bayu ke rumah sakit terdekat karena kami mendapatkan beberapa luka cakar dan juga lebam di tubuh kami.
Beberapa hari kemudian, kami mendapatkan kabar dari pihak berwajib bahwa ternyata Citra mengalami gangguan kejiwaan akibat kehilangan calon suaminya dan juga anak yang ia kandung. Sehingga Citra melakukan tindakan penyekapan dan teror kepada aku dan Arsy beberapa minggu yang lalu.
Saat kami datang berkunjung ke Rumah Sakit Jiwa khusus wanita, kami melihat Citra sedang di tangani oleh beberapa dokter karena Citra melakukan tindakan percobaan bunuh diri dikamarnya dengan cara melukai dirinya sendiri. Melihatnya seperti itu, aku dan Arsy tidak bisa menahan air mata kami. Kami sadar, walaupun Citra sudah melakukan tindakan yang kejam terhadap kami berdua. Namun, kami tidak bisa menyalahkannya atas semuanya. Bagaimana pun dikeadaan ini, Citralah yang terluka terlalu banyak sehingga dia mengalami gangguan kejiwaan. Kami pun sudah memaafkannya dengan sepenuh hati dan kami juga mendoakannya agar dia kembali menjadi Citra yang dulu.
"Sejahat-jahatnya manusia, dia masih mempunyai sisi baiknya juga. Jadi, jika dia salah sebaiknya kita memaafkannya. Bukankah Allah Swt. mengajarkan kepada kita untuk memaafkan sesama manusia yang berbuat salah?."
- A.Putih Andini
.
.
.
.
.
Update!!!
Votte + Komen ya...
Thanks˄˄
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Ujung Rasa (COMPLETE and REVISI)
RomansaTerkadang sebuah pertemuan tak terduga itulah yang paling berkesan. Sama seperti pertemuan Aksara dan Alantra. Pertemuan yang tidak pernah diharapkan. Pertemuan yang tidak direncanakan. Dan takdirlah membawa pertemuan mereka. Aksara Putih Andini, at...