Prolog

2.2K 66 9
                                    

Masa MOS terasa membosankan bagi Francessa atau bisa dipanggil Cessa, terlebih lagi baju yang kebesaran melekat di tubuhnya membuat badannya semakin terlihat kecil karena tenggelam di antara tumpukan kain yang disatukan oleh benang.

Tubuhnya yang sudah letih duduk di kursi dekat aula sekolahnya, menunggu jemputan dengan temannya Maya.

"Anjir lama banget dah elah, gue udah capek juga.." Cessa mulai mengeluh.

"Emang gila lama banget sih parah." Sekarang Maya yang mengeluh.

"Semoga gue ketemu cogan nanti." Harap Cessa.

"Lah ga nyambung deh lo. Tapi kayaknya banyak cowo-cowo yang ganteng-ganteng."

"Semoga ada yang sekelas sama gue amin.. tapi weh, dipikir-pikir cewe cantiknya juga banyak banget." Cessa menambahkan.

Maya tiba-tiba langsung berlari ke arah mobil hitam milik Pak Jimmy. Niatnya ingin merebut kursi tengah.

"EH MAYA TUNGGUIN!!!" Cessa yang tidak siap langsung ikut berlari untuk mendapatkan kursi emas tersebut. Tapi tentu Cessa kalah, karena Maya lebih awal berlari.

- - - -

Tidak terasa sudah hari ketiga pelaksanaan MOS. Francessa mulai mengenal sebagian teman-teman baru, guru baru, dan cowo ganteng baru. Tak lama kemudian bel istirahat berbunyi, selama masa pelaksanaan MOS ini, semua peserta MOS harus makan di tengah lapangan tertutup beralaskan koran.

Francessa kemudian duduk di tempat yang biasa dia singgahi bersama temannya Alana. Kemudian cewe-cewe penggosip mulai membicarakan cowo ganteng yang duduk di belakangnya saat ini. Cessa belum sempat melihat wajahnya, tapi menurut cerita teman-temannya itu, wajahnya sudah pasti sangat memikat hati. Francessa jadi gugup sendiri.

"Hai lo namanya siapa?" Kata cewe, yang sepertinya sedang berkenalan dengan cowo dibelakangnya ini.

"Reyno." Ucap cowo itu singkat, padat, dan jelas.

"Oh gitu, lo cakep banget bay the way." Cewe itu kemudian berlari kecil ke arah kerumunannya, sedangkan Reyno terdengar tidak menjawab pujian cewe itu. Lelaki misterius. Pikir Cessa.

Tak lama bel usai istirahat berbunyi. Cessa dan teman-temannya yang lain langsung masuk ke ruangan MOS. Dalam ruangan tersebut sudah ada letak pembagian kelasnya. Francessa masuk ke kelas X IPA 2. Entah kenapa matanya tidak bisa ditahan untuk mencari nama Reyno di sana. Dan ya! Dia mendapatkannya, Cessa sekelas dengan Reyno. Kabar gembira bagi Cessa.

- - - -

Hari Kamis ini adalah hari pertama Cessa masuk ke dalam kelas barunya. Saking semangatnya, Cessa sampai berangkat pagi-pagi buta dan alhasil di sinilah dia sekarang, sendiri di kelasnya yang baru. Karena tempat duduk belum di tentukan, Cessa memilih tempat paling pojok di dekat tembok, tujuannya agar dia tidak ketahuan tidur di kelas. Tak lama ada lelaki bertubuh jangkung, tidak terlalu tinggi juga tapi Cessa hanya sebahunya saja. Cessa terperanjat sesaat, itu Reyno yang sering dibicarakan teman-temannya.

Cessa baru sadar bahwa dia sedang mengamati lamat-lamat wajah Reyno, Reyno yang sadar diperhatikan langsung menoleh membuat Cessa salah tingkah.

"Apa?" Tanya Reyno. Tidak datar dan tidak dingin tapi menyeramkan bagi Cessa.

"Gak." Cessa berusaha menahan semburat merah di pipinya. Reyno tidak menjawab lagi dan malah melanjutkan memaikan game di ponselnya itu.

Karena canggung, Cessa mencoba untuk membuka obrolan diantara mereka.

"Lo.. alumni sekolah mana?" Cessa bertanya.

"SMP Transisius, kalo lo?" Reyno ternyata tidak semenyeramkan yang dibayangkan Cessa.

"Gue alumni sekolah sini kok. Oh iya, nama gue Francessa Adeline, panggil aja Cessa." Cessa memperkenalkan dirinya.

"Gue Reyno, Reyno Marvelo Linanta." Jawab Reyno ramah. Ah.. sepertinya Cessa jatuh cinta pada pandangan yang pertama.

BRAK

Tiba-tiba pintu kelas di dobrak oleh lelaki yang sepertinya urakan. Baju tidak dimasukan, sepatu bebas, tidak memakai ikat pinggang, dan rambut berantakan. Siapa dia? Batin Cessa

- - - -

Wait for next part!!

This is my new story, so please suport me hehe :v

I honestly love feedback and follback people, so feel free to ask!!

Rewrite The Scars ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang