42

180 11 0
                                    

"Bangun lo!"

"Mau lo apa? Lepasin gue!" Altera berusaha melepaskan ikatan di kaki dan tangannya.

"Lepasin lo? Mimpi kali!"

"Mana Jovan dan Mahesa?!"

"Lo harus berbuat sesuatu dulu buat gue!"

"Apa mau lo?"

"Mungkin gue akan menceritakan sedikit memori lo yang hilang itu."

"Gak usah basa-basi, ngeliat muka lo udah enek gue. Cepet langsung ke inti." Ucapnya dengan nada tegas, tidak takut dengan Vanya.

"Semenjak bokap lo meninggal, perusahaan bokap gue bangkrut karena bokap lo mencabut semua sahamnya di perusahaan bokap gue dan membawa lari semua keuntungannya. Dan itu demi lo. Biar lo bahagia. Eh gak taunya lo kabur, kecelakaan, dan lupa sama semuanya, dan bokap lo meninggal. Semua sahamnya turun ke lo. Gue cuma mau minta bagian bokap gue aja."

"Saham apaan sih? Gue ga ngerti maksud lo! Selama ini gue hidup menderita sama nyokap tiri gue, bahkan gak ada setahun gue ketemu sama nyokap asli gue! Saham apa yang lo maksud? Gue selalu pake duit sendiri buat beli kebutuhan, nyokap cuma modalin mobil."

"Pokoknya lo harus balikkin duit bokap gue."

"Gue gak ngerti apa yang lo maksud."

"Altera! Lo bodoh banget sih! Harusnya lo minta bagian lo sama nyokap tiri lo! Pasti semua warisan diturunin ke lo dan karena lo belom cukup umur makanya nyokap tiri lo yang bawa bagian lo!"

"Gue gak peduli masalah uang warisan itu, gue juga gak peduli tentang masalah lo atau bokap lo, sekarang lepasin gue, Jovan, dan Mahesa!"

"Sebelumnya, ada yang perlu bicara sama lo." Retha muncul dari balik pintu gudang, mengenakan cincin bergerigi yang membuat Altera merinding.

"Sebelum semuanya terlambat, gue mau kasih liat Mahesa ke lo." Vanya memanggil asistennya untuk membawa Mahesa ke hadapan Altera. Altera menutup mulutnya, terkejut. Sama dengan Retha, namun dia berusaha menutupi keterkejutannya.

"Apa yang lo lakuin, setan?!" Altera berteriak marah.

"Ini yang kakak kesayangan lo harus terima karena perbuatan lo! Karena lo gak mau nurutin perintah gue! Karena lo udah sok jago di depan semua orang padahal apa?" Vanya menjambak rambut Altera yang tergerai bebas. "Padahal lo gak lebih dari seorang pecundang."

"Lo boleh dendam dan marah sama gue, tapi kenapa Mahesa yang lo libatin?! Dasar lo manusia biadab, gak punya otak!"

"Heh, jalang. Karena cuma dia penghalang gue buat ngehancurin lo sehancur-hancurnya!! Apa gue harus nambahin satu luka lagi di tubuhnya?" Vanya mulai memutar-mutar pisau silet yang ada di tangannya.

"Van, cukup!! Lo cukup bunuh di cewek dan semua masalah selesai! Jangan libatin Mahesa!" Ucap Retha.

"Kenapa, Reth? Lo masih cinta sama Mahesa, iya?!"

"Kalo iya emang ada masalah?!"

"Wow, bagus, Reth. Bagus. Lo akan menderita ngeliat dia sekarat." Vanya menyuruh orang suruhannya lagi untuk membawa Jovan kehadapannya.

"Siapa yang mau gue akhiri duluan, Ter? Mahesa atau Jovan?"

"Lo bisa mulai dengan gue."

"Altera jangan gila!" Mahesa mulai sadar. "Perempuan iblis lo!"

"Demi hak dan harga diri gue, kenapa enggak?"

"Gue bilang, lo bisa mulai dengan gue!!" Altera berteriak lagi.

"Reth, apa lo ikut campur juga masalah ini?" Mahesa bertanya dengan tatapan kecewanya. "Do something, Reth!!"

"Gue gak bisa, Sa!! Gue iri sama dia! Gue iri, kenapa dia bisa dapetin cinta lo sementara gue enggak!!"

"Cinta? Cinta apa yang lo maksud? Lo jangan gila, Reth!"

"Lo cinta kan sama Altera?! Iya kan?! Jawab sekarang!!"

"Iya! Tapi itu dulu!!" Altera terkejut bukan main.

"Kak? Jadi.."

"Cukup, Ter. Gak usah ngomong lagi." Peringat Jovan.

"Reth, pilih mana? Mahesa yang gak cinta sama lo atau Mahesa yang akan menatap lo dengan tatapan benci selamanya?" Tanya Jovan, Retha mulai menangis.

"Drama queen!" Vanya meledek Retha lagi, sedetik kemudian Retha melempar pisau tepat menancap di jantung Vanya.

"Reth.." Dan sejurus kemudian pula Vanya tergeletak tak sadarkan diri.

"Gue rasa lo udah memilih, terima kasih, Reth." Ucap Jovan lagi.

"Sekarang lepasin adek gue!"

"Sa, gue akan lepasin Altera. Tapi tolong, jangan ada kata benci terbesit di kepala lo ke gue."

"Lepasin dulu adek gue!" Retha berjalan gontai, melepaskan ikatan Altera, Jovan, dan kemudian melepaskan ikatan Mahesa sendiri.

"Makasih, Reth. Gue tahu lo gak jahat, tapi tolong kontrol rasa dengki lo sama gue." Kata Altera.

"Makasih, Reth. Kita semua udah maafin lo." Ucap Jovan kemudian pergi, tetapi tangan Mahesa dicekal oleh Retha.

"Sa, tolong. Jangan benci gue." Mahesa melepaskan cekalan Retha kemudian pergi menyusul adiknya dan Jovan.

Reth, gue gak pernah benci lo. Gak pernah. Tapi tolong lo sadar, dengan gue kayak gini harusnya lo bisa memperbaiki sikap dan tindakkan gegabah lo. Gue selalu sayang lo, Reth. Maafin gue, gue gak bisa nunjukkin itu sekarang. Saat waktunya tiba, lo akan tau karena gue akan buktiin kalo gue selalu sayang sama lo. Batin Mahesa sebelum benar-benar meninggalkan Retha sendirian di gudang tersebut sambil menangis pilu.

Aku ingin pergi sejauh mungkin. Ratusan kali aku memaksakan diri ini untuk mencoba pergi jauh darimu. Namun rindu selalu saja kembali dan meluluhkan semua dan membawaku pergi kembali mengejarmu.

Kamu terasa begitu jauh, jauh sekali. Kamu yang kerap kali berbicara kasar bukanlah kamu yang dulu membuatku jatuh cinta pada tutur katamu. Kamu yang dingin bukanlah kamu yang dulu membuatku jatuh cinta akan kehangatanmu.

Pelukmu dingin, katamu hampa, semuanya sudah tak lagi sama. Namun tetap saja aku masih cinta. Tetap saja dalam hidupku hanya kamu tempat aku kembali mencari sedikit tempat untuk berada.

Melepaskanmu tak semudah apa yang kubayangkan, karena setelah bertahun-tahun kita ada kamu yang menjadi bagian dari detak jantungku. Kau tahu rasanya rindu tanpamu? Rasanya aku sekarat, entah apa mantra yang kau berikan kepadaku. Hei, tanpamu rasanya aku tak akan pernah mampu. Aku pernah mencoba, namun melihatmu yang bahagia tanpaku menyakitiku.

Bagaimana mungkin selama ini ada ataupun tak ada aku dihidupmu tak berpengaruh apa-apa?

Jika ada satu kesempatan untuk memutar waktu, kuharap aku tak perlu mengenalmu. Karena mungkin bagimu aku ini orang yang membutuhkanmu namun tak kau butuhkan sama sekali.

- Catatan dari Retha


- - - -

gimana nih sama part ini??

vote n comment duluu dong!!
leave a mark ya jangan sider :)

mau update kapan lagi?
*jgn jwb sekarang pls :')

Rewrite The Scars ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang