48

168 6 1
                                    

Sudah dua jam Altera berkeliling di salah satu mal di Jakarta untuk mencari kado ulang tahun yang pas untuk Reyno yang ulang tahunnya hanya tinggal menghitung dua hari lagi. Altera sangat jarang memberi orang kado, sebab itu dia tidak mempunyai ide apa-apa untuk memberi Reyno kado yang menarik. Sudah kesekian kalinya Altera memasuki toko barang-barang lucu dan keluar lagi, sepertinya kalau Reyno adalah perempuan mudah saja baginya untuk memberi kado.

"Cari apa, mbak?" Tukas seorang SPG di salah satu toko kado.

"Kalau cowok ulang tahun, mbak biasanya kasih apa?" Altera balik bertanya.

"Biasanya kasih barang-barang keperluan dia sih, kayak dompet, jam, jaket. Tapi kata orang kalo ngasih baju entar bisa putus hubungannya."

"Saya gak punya hubungan apa-apa kok sama dia, sekedar temen aja. Tapi kalo mau kasih barang kayak gitu udah basi ya?"

"Mbak mau beli lampu inisial ini?"

"Itu kayak lampu buat cewek sih."

"Tapi buat cowok juga bisa kok. Ini ada yang covernya warna hitam."

"Kok jadi saya yang kepengen." Altera terkekeh.

"Kalo buat mbaknya yang covernya gold aja, lebih kelihatan elegan."

"Ada yang inisial R yang buat cowok sama A yang buat cewek?"

"Ada, sebentar saya ambilkan."

Saat SPG itu mengambil barang di gudang, Altera melihat-lihat lagi. Sudah lama sekali dia tidak jalan-jalan ke mal seperti ini. Untuk cuci mata pun dia susah karena masalah datang bertubi-tubi.

"Ini, mbak. Langsung bayar di kasir aja." SPG itu menginterupsi.

"Oke, makasih ya." Altera segera membayar barang-barang yang dibelinya ke kasir. Satu hal yang dia harapkan, Reyno akan menyukai kado darinya.

- - - -

Altera memandangi dirinya di cermin, berusaha mencari kekurangan pada tubuhnya yang sudah dibalut dress biru tua panjang dengan motif renda dan make up tipis yang terpoles di mukanya. Setelah merasa sempurna, Altera mengenakan sepatu heels putihnya dan keluar kamar membawa kado di tangannya.

"Ma, Altera pergi dulu ya."

"Iya, hati-hati."

"Mau kemana, Ter?"

"Temen Altera ulang tahun." Altera menjawab pertanyaan neneknya dengan dingin, hubungan mereka memang belum begitu baik. Setelah itu Altera pergi meluncur dengan mobil hitamnya ke kediaman Reyno.

Tidak butuh waktu lama untuknya sampai ke rumah Reyno. Rumah bergaya klasik itu yang mewah dan megah itu semakin indah dengan lampu-lampu gantung di depan pintu. Serta suara orang-orang sudah terdengar dari luar membuat Altera semangat luar biasa.

"Reyno!" Panggilnya ketika menemukan lelaki berbalut jas dengan sepatu semi-formal itu.

"Hai, Ter."

"Happy birthday, ya! Nih kado buat lo, sorry simpel soalnya gue bingung banget mau beliin lo apa."

"Ya ampun, Ter. Kedatengan lo di sini udah jadi kado terbaik buat gue." Altera diam memandang Reyno, lalu tersenyum.

"Lo udang berapa orang? Rame banget."

"Angkatan kita doang kok. Ini juga banyak yang gak dateng karena gue kasih undangannya mepet."

"Kebanyakan cewek semua ya yang dateng."

"Kenapa? Lo cemburu?"

"Gak lah, ngapain juga gue cemburu."

"Gak usah cemburu, lo cewek paling cantik di pesta ini. Gue yakin." Hati Altera dibuatnya hangat. Hampir saja Altera jatuh lagi kalau tidak mengingat betapa sakitnya sewaktu ia dicampakkan. Memang semua kebahagiaan akan datang pada waktunya jika dicari atau jika beruntung akan datang sendiri. Tetapi tidak cukup bodoh untuk mencari kebahagiaan di tempat yang sama kita kehilangannya.

"Jelas. Gue udah persiapan dari tiga jam yang lalu. Untung aja gue gak ribet harus ke salon segala."

"Acaranya udah mau mulai, gue pamit dulu, ya. Mau nyambut tamu."

"Kayak nikahan aja, lo. Yaudah sana hush hush."

"Yakin ngusir? Entar kangen loh."

"Mimpi." Setelah itu keduanya terkekeh dan Reyno meninggalkan Altera dan naik ke panggung.

"Hari ini, tanggal enam Maret, tepat hari ulang tahun gue yang ke tujuh belas. Makasih ya semuanya yang udah mau dateng. Gue pikir bakal dikit yang dateng karena pada benci sama gue." Reyno terkekeh sebentar. Gak ada yang benci lo, gak usah merendah untuk meninggi deh. Semua orang tau, lo diincer sama banyak cewek di sini. Altera mulai berargumen dalam pikirannya.

"Tapi, ada terima kasih khusus untuk orang yang satu ini." Reyno menatap Altera hangat.

"Makasih, ya, Altera Devinci, udah mau deket gue lagi setelah gue merlakuin lo dengan jahat. Makasih karena lo, gue bisa nemuin bahagia gue lagi. Makasih karena lo, gue bisa tau yang mana temen sejati yang mana enggak. Makasih juga, karena lo... lo bikin hati gue kenal yang namanya cinta." Keadaan mulai ricuh dan kehadiran Altera mulai diperhatikan.

"Altera, lo mau gak jadi pacar gue?"



DEG.



Hati Altera seperti dicabut dari tempat semulanya berada. Otaknya tidak lagi dapat berjalan dengan jernih. Dan dengan bodohnya dia termenung sementara orang-orang mulai berteriak "Terima!! Terima!!", dan Reyno mulai berjalan mendekat padanya.

"Ter, gue gak bisa janjiin lo apa-apa, gue gak bisa janji lo bakal bahagia sama gue. Tapi gue janji, gue gak akan mengulang kesalahan yang sama."

"Iya." Satu kata itu tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulutnya membuat orang-orang disitu berteriak ricuh. Arya dan Devon sampai berpelukan berdua dan berteriak "REYNO GAK JOMBLO LAGI, AKHIRNYA MELEPAS LAJANG!! UDAHLAH ARYA KITA PACARAN AJA BERDUA."

"AYOK ZHEYENG, RESMI YA PACARAN MULAI HARI INI HATIKU MILIKMU." Balas Arya dengan mendramatisir membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.

Reyno menatap Altera lekat, "Makasih ya, Ter." dan sedetik kemudian memeluknya. Ingin sekali Altera berhenti di waktu ini, di waktu saat ia seperti memiliki segalanya.

"EH ITU YANG DI SANA MAEN PELUK-PELUK AJA! BELOM MUHRIM WOY!" Dan itulah dia, Devon si perusak suasana. Sedangkan Reyno yang sudah melepaskan pelukkannya hanya memberikan tatapan membunuh.

"Hehe, bercanda bos. Kan ngingetin doang biar gak masuk neraka." Tanpa aba-aba, Reyno memeluk Devon dengan sangat erat hingga mereka berdua kehilangan keseimbangan dan tercebur di kolam. Tentu hal itu menjadi sumber kericuhan yang baru. Malam itu, malam kebahagiaan Altera yang sesungguhnya. Tuhan seperti memberikan kado terbaik untuknya.


- - - -

hallo, double update nih abis ini

cek next part!

vote n comment

Rewrite The Scars ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang