36

188 13 3
                                    

Hari ini Altera mengendap-ngendap agar bisa keluar dari rumahnya itu. Dia ingin pergi ke sekolah, semalas-malasnya Altera, dia juga ingin lulus. Altera menepuk-nepuk roknya yang berdebu ketika loncat dari pagar rumahnya dan menggendong tas ranselnya. Hari ini dia berjalan kaki ke sekolah, kalau dia mengendarai mobilnya, bisa-bisa Vera tahu kalau dirinya pergi.

Walau lelah, Altera tetap melangkahkan kakinya hingga gerbang sekolah yang hampir ditutup itu nampak.

"Pak, tunggu!!" Teriak Altera pada satpam yang sudah memasuki umur pensiun itu.

"Non Altera! Akhirnya keliatan juga, kemana aja, non?"

"Saya habis travelling ke surga." Ucap perempuan itu dengan nada bercandanya.

"Ah, non, bisa aja. Yasudah cepat masuk." Baru saja tiga kali melangkah, Altera sudah dipanggil kembali. "Eh, non! Den Reyno nyariin loh belakangan hari ini."

Altera hanya mengernyit dan tersenyum hangat sebagai responnya. Dia tidak ingin perduli lagi dengan Reyno, dia harus bisa maju tanpa Reyno. Kenapa kalau Reyno bisa, lalu dia tidak bisa?

"May! Bea!!" Teriak Altera pada kedua sahabatnya itu, anehnya, mereka berdua hanya melengos pergi tanpa menyapa balik Altera. Ada apa ini? Altera-pun berlari menuju keduanya lalu merangkul mereka. Maya menunjukan ketidak sukaannya saat Altera menyentuh pundaknya.

"Pada kenapa sih?"

"Gak apa." Ucap Maya singkat lalu menarik Beatrice pergi.

"Gue ke perpus dulu." Ucap keduanya sebelum meninggalkan Altera sendiri dengan tanda tanya besar di kepalanya. Apa yang sudah dia lewatkan beberapa hari ini?

Tidak ingin ambil pusing, Altera langsung memasuki kelasnya. Seperti biasa, kalau pagi hari kelasnya memang selalu ribut. Tapi keheningan merasuki mereka saat melihat Altera yang masuk dan duduk di kursi pojok tanpa ada masalah.

"Gila kemana aja lo, Ter?"

"Yaampun temen satu kelompok gue yang kayak doggy, kita presentasi hari ini!!"

"Ini Altera Devinci beneran? Apa setan kali ya?"

"Weh bunuh gue sekarang, itu beneran Altera?" Dan masih banyak celotehan teman-temannya yang lain.

"Udah weh, iya ini Altera Devinci yang sakit-sakitan terus belakangan hari ini."

"Heh! Ini tugas kelompok gimana?" Arya terlihat sangat emosi dengan sikap cuek Altera yang kadang berlebihan.

"Yaudahlah gampang, nanti gue aja yang presentasi."

"Oke, beneran ya?"

"Iya Arya..."

"Ter, kemana aja lo?" Ucap Reyno to the point saat sampai di hadapan perempuan itu membuatnya terlonjak.

"Habis travelling ke surga."

"Serius, Ter!"

"Apa peduli lo?"

"Gue pacar lo, kalau lo ingat."

"Itu status doang kan? Bahkan lo gak ngelaksanain kewajiban lo sebagai pacar."

"Emang apa yang harus gue lakuin?" Ucapan Reyno seperti tantangan bagi Altera.

"Ya jengukkin aja enggak kan lo?"

"Oh jadi lo minta dijenguk sama gue? Mimpi lo!"

"Gak ada yang min..."



KRING



Suara dering telefon dari Imel membuatnya mengernyitkan dahi. Buat apa iblis itu menelfonnya?

Rewrite The Scars ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang