35

187 10 5
                                    

Happy reading!!

Maaf banget baru update karena otak lagi buntu sebuntu"nya hehe


- - - -

"Halo? Datang ke sini sekarang juga bersama wanita jalang itu."

"..."

"Apa?! Dia dibawa kabur?! Temukan dia dan bawa kesini secepatnya."

"..."

"Temukan dia!"

- - - -

"Altera, cepat sadar. Kak Mahesa kangen di sini." Ucap Mahesa sambil mengelus tangan Altera penuh kasih sayang.

"Altera gak kangen sama kakak? Bangun dong. Enak banget tidurnya." Mahesa tersenyum, geli sendiri atas ucapannya barusan.

"Ayo, Ter kita borong es krim rasa cookies and cream."

"Ter, bangun. Tau gak sih kalo.."


BRAK


"Mahesa?! Buat apa kamu ke sini? Pasti kamu kan yang buat Altera kayak gini?!" Omel Vera pada Mahesa.

"Tante, saya yang anter Altera ke sini. Altera dalam bahaya. Ini salah tante kalau Altera kenapa-kenapa. Kenapa tante biarin Altera pergi sendirian? Altera itu lagi diincar sama orang tan!" Nada Mahesa meninggi membuat Vera tersentak.

"Kamu pergi sekarang atau tidak saya akan memberitahu ayahmu itu."

"Saya gak mau pergi. Silahkan tante lapor saja ke ayah saya. Tugas saya melindungi Altera di sini."

"Mahesa!" Tiba-tiba ayahnya memasuki ruangan tersebut membuat suasana di ruangan itu semakin mencekam.

"Kenapa kamu di sini?! Pokoknya besok kamu harus kembali ke Canada!" Ayahnya marah besar.

"Mahesa gak mau! Mahesa mau jagain Altera!"

"Altera cuma adik tiri kamu! Bahkan dia cuma orang asing diantara keluarga kita! Dia bukan anak kandung Imel!"

"Mahesa gak perduli!"

"Stop!" Tiba-tiba keadaan hening karena teriakan Altera.

"Kak Mahesa pergi ke Canada aja."

"Tap.."

"Altera bakal bunuh diri kalau Kak Mahesa gak pergi! Altera gak mau disalahin lagi, kak. Altera capek!!" Altera meluluhkan air matanya dalam diam. Mukanya menjadi sangat pucat.

"Fine! Sekarang papa seneng kan?" Mahesa keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Altera di belakang dan kembali ke apartemennya. Dia tidak mau sampai Altera nekat menyakiti dirinya. Walau Mahesa pergi, tetap saja ada pawang yang tetap menjaga Altera-nya itu di Indonesia. Jovan.

Mahesa membanting dirinya ke kasur, hari ini sangat melelahkan dan mengecewakan. Bagaimana bisa ayahnya menemukan dirinya di rumah sakit itu? Mahesa melihat benda berkedip di sarung ponselnya. GPS, ayahnya pasti meletakannya di sana sebelum Mahesa pergi ke Canada. Mahesa mengambil benda tersebut dan menginjaknya hingga hancur berkeping.

Dia mengusap kepalanya. Kepalanya pusing, seperti ada ribuan batu godam yang menghantamnya. Mungkin karena kanker otak yang sudah mengganas karena Mahesa tidak berniat mengobatinya. Jika Altera tahu, mungkin dia sudah mengomel saat ini. Membayangkan muka Altera yang sedang mengomel membuat Mahesa tertawa sendiri.

Altera bagai pelangi yang mewarnai hidupnya. Mahesa selalu ingin memiliki adik perempuan dan Altera adalah tipe adik perempuan yang sangat disukai dan disayanginya. Mahesa mengambil handuknya, berniat untuk berendam. Mungkin saja cara itu bisa menenangkan dirinya. Sebelum sampai ke kamar mandi, notifikasi di ponselnya berbunyi.

"Papa? Bukannya dia gak pernah perduli sama gue?"

Mahesa membuka pesan tersebut. Ternyata itu hanya pemberitahuan keberangkatan Mahesa ke Canada besok siang. Mahesa melempar ponselnya ke atas kasur dan menjalankan niatnya yang sempat tertunda tadi.

Gak mungkin papa nge-chat gue kalo gak ada butuhnya, ini semua gara-gara Retha yang ngehasut papa.

Retha adalah mantan pacar Mahesa. Karena Mahesa mengakhiri hubungan mereka, Retha menfitnah Mahesa kepada ayahnya sehingga ayahnya jadi benar-benar tidak perduli dengan Mahesa. Semua keluarga punya sisi kelam bukan?

- - - -

"Reyno! Altera kok gak masuk terus ya belakangan ini?" Ucap Arya yang sedang uring-uringan karena sekelompok dengan Altera.

"Gak tahu, kok nanya gue?"

"Siapa tahu, kan lo deket sama dia."

"Deket pala lo."

"Bukannya Altera suka ya sama lo?"

"Gue-nya kan enggak suka dia."

"Jangan gitu loh, Rey. Penyesalan selalu datang di akhir."

"Lo nanya Altera? Gue denger sih Altera disekap sama orang terus dia lagi di rumah sakit sekarang." Ucap Maya yang memang tahu hal itu dari Jovan.

"Oh oke, makasih, May."

Tubuh Reyno langsung meneggang. Altera masuk rumah sakit lagi? Sakit apa yang sebenar nya diderita oleh Altera? Kenapa dia menyembunyikan banyak rahasia? Apakah Reyno tidak cukup penting baginya?

Reyno pergi meninggalkan koridor menuju ke kantin. Pikirannya acak-acakkan setelah mendengar kabar dari Maya. Reyno merasa sangat bersalah kepada Altera dan memang semua kesalahan ada pada dirinya. Altera pasti malas masuk ke sekolah karena berita bahwa mereka berpacaran itu sudah tersebar. Kenapa dirinya masih khawatir? Apakah rasa cinta itu masih ada di hatinya?

Reyno rasa dia harus meminta kontak kakak tiri Altera dari Maya. Dengan begitu dia akan tahu apa yang sedang dialami Altera. Iya dia harus melakukannya. Untuk menebus segala kesalahannya.

- - - -

Vote comment dulu dong kalo mau gue update lagi HAHAH *ketawa iblis

Yaampun maksa banget ya.

Rewrite The Scars ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang