Part 12

461 71 11
                                    

Vote dulu baru baca. Kalo udah baca baru comment😊

Happy Reading....

                              🍁🍁🍁

Kini Aya dan Wanita Nerd itu sudah berada di taman Sekolah. Aya memberikan Tissu pada wanita itu untuk menghapus air matanya yang terus mengalir di pipi mulusnya.

Bahkan Aya di buat heran olehnya. Bukankah tadi dia sudah tidak menangis lagi? Tapi, kenapa kini isakan tangisnya semakin kencang.

" Ma-makasih  karena  kamu udah belain  Aku" Ucap wanita itu di sela isakannya sambil menghapus Air matanya.

Aya bernafas lega. Dia pikir cewek di sampingnya ini menangis karena di tarik paksa olehnya. Tapi sebaliknya cewek itu berterimakasih padanya.

" Nerd?" Satu kata yang terlontar dari mulut Aya. Sehingga membuat Cewek di sampingnya menatap manik matanya. Cewek itu baru sadar kalau sekarang dia sedang berhadapan dengan siswa baru yang di kenal dengan julukan Muka datar nan Dingin. Di tambah Irit bicara tapi cewek itu memahaminya. Bahkan kini seulas senyum terlontar dari bibir mungilnya.

" ya mereka memanggilku Nerd. Cupu. Kutu Buku dan masih banyak lagi" Tutur wanita itu sendu " Aku juga gak tau apa karena aku berpenampilan seperti ini. Dan hobby ku selalu keperpustakaan untuk membaca. Sehingga mereka semua memanggilku dengan sebutan itu?" Tanya nya kepada Aya dengan tatapan sendu

Aya memicingkan Sebelah matanya. Berusaha menilai wanita yang ada di sampingnya itu. Dari ujung kepala sampai kaki.

Pakaian rapi, wajah cantik dan mempesona, hidung mancung, rambut? Rambut di ikat dua. Dan kacamata besar bertengker di hidungnya. Ada beberapa buku yang ada sampingnya. Apakah ini alasan mereka menjulukinya Nerd atau Kutu Buku.

Wanita itu diam di tempat. Ia tahu bahwa kini lawan bicaranya sedang menilai penampilannya. Tanpa seizin si empu Aya melepaskan kacamata yang bertengker di hidung wanita itu.

" Mins?" Tanya Aya pada wanita itu. Dengan cepat Wanita itu menggelengkan kepalanya" Itu. Itu hanya hiasan saja" Jawabnya Acuh.

Aya berdiri lalu melepaskan kunciran pada wanita itu. Wanita itu masih diam di tempat. Entah apa yang akan Aya lakukan padanya.

Kini rambut wanita itu tergurai menutupi sebagian punggungnya. Tak lupa Aya merapikan rambut wanita itu dengan tangannya. Aya kembali duduk menarik ujung bibir wanita di hadapannya sehingga mengukir senyuman yang mengembang.

" Sempurna" satu kata lagi yang terlontar dari mulut Aya sehingga membuat lawan bicaranya tersipu. Aya menyodorkan Handphone nya. Paham apa yang di maksud Aya wanita itu dengan cepat megambilnya lalu melihat penampilan barunya melalui pantulan dari Handphone Aya.

" Huh! Ini aku? Kok aku gak kenal ya?" Tanyanya bingung. Aya hanya menangguk. Sebenarnya wanita itu sudah cantik tapi karena penampilannya yang seperti itu sebagian besar menilainya dengan sekilas. Tanpa menyadari di balik penampilan Nerd itu ada seulas wajah yang cantik nan mempesona bahkan tanpa Make Up sekalipun. Dan kini Aya yang membuktikannya.

Bukankah seorang Aya terkenal dingin dan Irit bicara? Lalu kenapa dia mau menolong bahkan merubah penampilan wanita di sampingnya ini?

Karena Aya tidak suka melihat orang  yang di tindas. Lalu alasan dia merubah penampilannya adalah bukankah tadi wanita itu bertanya kenapa dia selalu di panggil Nerd atau cupu? Maka Aya menjawabnya dengan cara merubah penampilannya. Bahkan dapat Aya pastikan mereka semua akan pangling melihat penampilan baru Wanita nerd itu.

Greppp

" Makasih ya kamu udah belain aku. Udah mau merubah penampilan aku" Ucapnya sambil memeluk Aya "  Aku gak tau apa yang akan terjadi jika kamu  gak belain aku. Dari  pertama masuk sampai sekarang aku gak pernah merasakan rasanya punya teman. Mereka semua gak ada yang mau berteman dengan wanita hiks Nerd seperti aku.  Apakah ini sebuah arti dari kata teman?  Slalu ada di  saat suka maupun duka. Bahkan kamu belum kenal aku tapi  kamu udah belain aku. Bahkan kamu berani  melawan Kasya. Terimakasih terimakasih untuk hari ini untuk semuanya." Wanita itu menangis sambil memeluk Aya bahkan Aya merasakan getaran yang pada wanita yang memeluknya ini.

" Jangan menangis" Kata Aya

Wanita itu melepaskan pelukannya. Seperti mantra ajaib. Wanita itu berhenti menangis Lalu menghapus kasar air matanya dengan punggung tangannya.

" Kim. Kimberly Arora" Wanita itu menjulurkan tangannya. Wajahnya tersenyum manis walaupun matanya sedikit bengkak karena habis menangis. Tapi tidak memudarkan kecantikan dari wajahnya.

" Aya. Alexa Aritmawijaya" Aya membalas uluran tangan Kim. Walaupun dengan wajah datar nan dingin. Tapi itu tidak di permasalahkan oleh Kim.

" Teman? " satu kata yang keluar dari mulut kim dengan tangan masih berjabat tangan. Apakah ini saatnya Aya memulai lembaran baru? Sudah bertahun tahun Aya hidup tanpa memiliki teman? Apakah ini saatnya? Apakah luka itu akan terulang kembali? Luka rasa kehilangan orang yang terdekat? Dan salah satu alasan mengapa Aya hidup menyendiri tanpa seorang teman!

Tapi Aya memahami Kim. Nasib Kim hampir sama dengannya. Hanya saja berbeda dari faktanya. Aya tidak memiliki teman karena kemauannya. Sedangkan Kim? Mereka yang menjauhinya.

Aya mengangguk meyakinkan pilihannya. Mungkin ini saat yang pas untuk memulai hidupnya yang gelap menjadi sedikit terang dengan adanya seorang teman. Teman? Bukan kah dia juga sudah punya teman? Bahkan seorang pria. Egi. Nama itu muncul tiba tiba di benaknya. Mengingat itu semua itu membuat Aya tersenyum geli. Bahkan Egi pula yang menyarankan dia untuk memiliki teman yang banyak.

" Benarkah? Sekarang kita teman?" Tanya Kim antusias

" ya teman" jawab Aya datar sambil mengangguk.

🍁

🍁

🍁

Di kelas XII IPA 2 Andra dan Leon mencari sosok Wanita yang hampir tiga hari mereka cari. Tadi Empat sekawan itu melihat Aya. Melihat Aya yang sedang berdebat dengan seorang Nenek sihir yang terkenal Alaynya bagi mereka. siapa lagi kalau bukan Kasya. Karena ada sedikit masalah maka kedudukannya yang akan bicara. Bukankah itu tidak alay? Slalu berlindung di bawah kungkungan orang tuanya. Sebenarnya mereka hendak membantu Aya. Tapi, Andra menyarankan pada teman temannya untuk melihat apa yang akan terjadi selanjutnya.

Bukan Andra tidak peduli. Entah angin dari mana tapi hati Andra yakin kalau Aya mampu mengatasinya sendiri. Fikiran Andra benar Aya dapat mengatasi kasya dengan mudah. Bahkan tanpa melakukan perlawanan. Saat hendak menghampiri Aya. Empat sekawan itu kehilangan jejaknya. Karena Aya berjalan cepat tak lupa dengan Kim yang ada di sampingnya itu ikut di bawa olehnya.

Karena kerumunan siswa yang padat sehingga membuat empat sekawan itu kesulitan mencari sosok Muka datar nan Dingin itu. Mereka semua mencari Aya di setiap loring sekolah tapi nihil mereka tidak menemukannya. Tinggal satu tempat lagi yang belum mereka kunjungi. Taman. Ya mereka akan segera ke taman tapi bunyi bel masuk menghentikan langkah mereka.

Merekapun bingung antara masuk kelas atau terus mencari keberadaan Aya. Tapi Egi menyarankan pada teman temannya untuk masuk dan mengikuti pelajaran. Toh setidaknya mereka tahu bahwa Aya baik baik saja. Dan jika Aya masih di area sekolah maka diapun akan segera masuk ke dalam kelas dan mengikuti pelajaran. Karena bunyi bel masuk pasti terdengar di seluruh area sekolah.

Sudah hampir 20 menit pelajaran di mulai. Tiba tiba Saja Ada yang mengetuk pintu. Guru yang mengajar pun mempersilahkan masuk.
Semua siswa yang ada di sana terkejut saat mengetahui siapa yang memasuki kelas itu.

_________________________________________

Alhamdulillah Ada waktu luang. jadi bisa ngetik deh😊

See you bext part....

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang