Part 90

361 58 5
                                    


Teruntuk kalian yang rindu Ramon selamat membaca😊😉







***********


Bola matanya yang jernih membuat aya dapat melihat pantulan dirinya seperti sedang bercermin. Manik hitamnya membuat Aya memilih bungkam dan hanyut kedalam dan semakin dalam sehingga Aya terpaku dalam tatapan itu. Sentuhan hangat nan lembut di tangannya membuat aya tersadar dari lamunannya.

Tangan itu meremas lembut dan menggenggamnya erat sebelum satu kecupan mendarat di punggung tangannya. Hening dan sepi. Tidak ada dari keduanya yang ingin terlebih dahulu untuk mencairkan suasana sehingga mereka lebih memilih untuk diam seolah olah olah keheningan tercipta untuk mereka nikmati.


Hembusan angin yang masuk melalui jendela yang terbuka menyapu lembut wajah pucat Aya sehingga gadis itu meremang kedinginan karena baju yang dikenakannya sangat tipis. Tangannya mengusap lembut tangannya sendiri guna mengusir rasa dingin itu.



Gadis itu mengerjap saat sebuah tangan memaikan Jaket kulit menutupi tubuhnya guna melindunginya dari terpaan angin yang ingin kembali menyentuhnya. Hembusan nafas berat lolos dari bibir mungilnya saat lagi ia mendapati pria itu terus terdiam dan enggan untuk membuka suara.

Sudah berapa lama Andra terdiam dan terus memandangnya?

Mungkin sudah hampir setengah jam pria itu membungkam mulutnya. Keluarga Aya sangat pengertian. Mereka keluar dari ruangan itu memberikan ruang dan waktu untuk kedua mahluk yang berbeda jenis itu.
" Jika tidak ada yang ingin kamu bicarakan lebih baik kamu keluar dan pulang. Aku ingin istirahat!" Akhirnya aya mengalah. Gadis itu membuka suara memecahkan keheningan diantara Andra dan dirinya.





Terdengar hembusan nafas panjang darinya. Ia menarik kursi yang dudukinya lebih dekat pada Aya tangannya mengambil alih kembali tangan aya yang berada diatas pangkuan pemiliknya. Tatapan matanya sangat sendu sehingga memancarkan sebuah penyesalan yang sangat teramat kentara.
" Apakah aku masih pantas berbica denganmu, Queen!?"

Aya mengangkat setengah alisnya. Nyaris berbisik dan tak terdengar. Ada yang aneh dengan suara Andra suaranya bergetar dan terdengar serak.





" Tentu saja. Siapa yang melarangmu? Kau bebas berbicara apapun padaku!" Sudut bibir andra tertarik keatas mengukir sebuah senyuman. Bukan itu saja alasan ia merasa senang hatinya ikut merasa hangat saat Aya membalas mengusap lembut punggung tangannya.




" Maaf. Maafkan Aku!" Andra tidak bisa lagi menutupi kesedihannya. Penyesalan dan perbuatannya yang menurutnya sudah kelewat batas membuat pria itu merasa tidak pantas untuk menampakkan wajahnya di hadapan Aya. Hanya kata kata itulah yang mampu keluar dari mulutnya Bukan sekali dua kali ia menyakiti hati gadis yang sedang duduk berhadapan dengannya tapi berkali kali ia melukainya membuat gadisnya hidup menderita.

Aya tersenyum. Tangannya meremas kuat tangan Andra yang sedang ia genggam " Aku bersyukur karena tuhan memberikan kesempatan kedua untukku. Kesempatan untuk memperbaiki kehidupanku. Aku tidak tau jika skenario yang tuhan tulisan untukku ternyata lebih indah dari bayanganku. Jujur dulu aku sering mengeluh padanya aku merasa dia bersikap tidak adil padaku. Tapi nyatanya?" Aya menggantungkan perkataannya manik keduanya saling bertemu dan aya tersenyum tipis pada pria yang kini sedang menatap lekat wajah cantiknya.


PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang