Part 23

433 67 14
                                    

                            🍁🍁🍁

Kini Adam dan teman temannya sudah berada di depan ruangan Kepsek dan tak Lupa Kim pun mengekori mereka. Sudah hampir 20 menit mereka berdiri di sana tapi orang yang di tunggu belum datang juga. Bahkan mereka berangkat sangat pagi sekali karena ingin membahas masalah yang menyangkut Aya dengan kepsek.

" Pak Kepsek sebenarnya masuk gak sih?" Tanya Adam memastikan

" Mana gue tau" balas Leon mengangkat bahunya Acuh

" Iya. Udah siang gini kok belum dateng juga. Apa jangan jangan pak kepsek gak masuk?" Timpal Kim

" Yaudah deh 10 menit lagi kita nunggu kalo belum dateng juga kita balik ke kelas" Saran Egi pada teman temannya

" Gue setuju sama usul eg.."

" Ngapain kalian disini?" Tanya Pak Andrew tiba tiba yang memotong ucapan Andra.

" Bukan urusan Bapak" Jawab Andra ketus kepada guru sekaligus sepupunya. Mood Andra hancur kenapa pagi ini dia harus bertemu dengan sepupunya ini. Bahkan tadi sempat memotong ucapannya yang membuatnya semakin geram atas tingkahnya.

" Andra jaga ucapan kamu. Saya guru kamu disini" Tegur Pak Andrew

Andra memutar matanya jengah. Drama? Ini lah yang ia tidak suka sama Guru sekaligus sepupunya itu. Manusia yang bermuka dua. Di sekolah bersikap disiplin, mandiri, berwibawa, dermawan dan masih banyak lagi. Tapi kalau sudah di luar Area sekolah kepribadian yang lainnya akan muncul ngomong Aja pake gue elo. Sikapnya saja seperti ABG yang pecicilan tidak mencerminkan sosok guru.

" Maaf pak. Kita disini cuma mau ketemu kepsek" Ucap Kim membuka suara

" Oh cari Pak Bram. Beliau datang siangan karena Ada rapat dulu"

" Oh gitu Pak. Yaudah kalo gitu kita kekelas dulu ya pak" Pamit Kim pada Pak Andrew. Pak Andrew mengangguk lalu masuk keruangannya. Sedangkan Andra, Kim dan teman temannya dengan rasa kecewa mereka kembali ke kelas masing masing.

                             🌺🌺🌺

Kasya dan teman temannya baru saja sampai di sekolah. Hari ini mereka sangat bahagia karena sosok Aya yang terkenal dingin dan datar itu telah di hempas jauh jauh oleh Kasya.

" Lo hebat Sya. Akhirnya lo bisa juga nendang tuh anak baru" Ucap Tia disela tawanya

" Iya sya gue udah bosen liat muka datarnya. Tuh orang tuanya ngidam apa ya sampe sampe anaknya datar gitu" celtuk Weni

" mana gue tau. Emang gue Emanya" Jawab Kasya sambil tertawa terbahak bahak.

" Sya sya " panggil Weni menyolek tangan Kasya

" Apaan"

" Liat deh bukannya itu si muka datar" Tunjuk Tia ke Arah Aya yang baru saja keluar dari mobilnya

Kasya melihat ke arah Yang Tia tunjuk. Kasya melipat tangan di dadanya. Matanya memicing pikirannya bekerja keras. Untuk apa si muka datar itu kesini lagi? Pikir Kasya

" Sya kok dia masuk sekolahan kita sih?" Tanya Weni yang membuyarkan lamunan Kasya

" Ikut gue " intruksi Kasya pada Weni dan Tia.

Aya melangkahkan kakinya menuju kelasnya. Walaupun Ada rasa canggung dalam dirinya. Bukan kah dia sudah di keluarkan dari sekolah? Lalu kenapa Bunda Aya memaksa Aya untuk pergi kesekolah? Aya melangkahkan kakinya dengan malas dengan Eksperi dingin dan datar.

Semua siswa berbisik saat Aya lewat di hadapan mereka. Entah Apa yang mereka bisikkan toh Aya tidak peduli.
Kini Aya sudah sampai di pintu kelasnya. Baru saja dia hendak masuk tiba tiba saja suara dari belakangnya mengurungkan Niatnya.

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang