Part 17

456 76 5
                                    


              
                             🍁🍁🍁

Kini Andra, Papa dan Mamanya sedang berada di ruang tamu. Seperti keluarga pada umumnya, Keluarga Andra hidup dengan harmonis. Siapa yang tidak kenal dengan perusahaan WINATA CROP.  Perusahaan yang memproduksi batu Bara yang sedang naik daun saat ini. Yang di pimpin langsung oleh Reyhan Winata yang tak lain dan tak bukan adalah Ayah Andra.

Sedangkan Mamanya Andra. Beliau tidak berbeda dari ibu rumah tangga seperti pada umumnya. Beliau pun mengurus beberapa Toko kue dan Pancake sebagai obat jenuh di masa waktu luangnya.

Sudah di pastikan Andra adalah pewaris tunggal WINATA CROP. Dan tak jarang Ibu Salwa Winata yang tak lain adalah Mamanya Andra slalu menggoda putra tunggalnya untuk memperkenalkannya pada kekasihya.

" Dra " Panggil Memahnya

" Hem " Jawab Andra sambil menikmati beberapa cemilan yang sudah di siapkan mamahnya

" Dra " panggil mamahnya lagi

Tidak ada sautan

" Andra " kini papahnya lah yang memanggil Anak tunggalnya

" Awww aww sakit pah" Andra meringis kesakitan ketika tiba tiba saja Ayahnya menjewer telinganya.

" Lagian yah di panggil orang tua bukannya nyaut malah diem Aja" Ceramah Papahnya

" Iya pah iya "jawab Andra cepat " Tapi, lepasin dulu sakit nih" Rengek Andra pada Ayahnya

" Gak "

" Ihh papah kebiasaan deh. Emang gak kasian Apa sama anaknya sendiri. Masa tiap hari telinganya di jewer mulu. Pah Andra udah gede. Malu kalo keliatan orang lain" Andra mengerucutkan bibirnya seolah olah dia sedang merajuk saat ini

Karena melihat nampang Anaknya yang memelas maka Papah satu anak itupun dengan cepat melepaskan tangannya dari telinga sang Anak.

" Mah " Rengek Andra " Bilangin sama Papah jangan suka jewer Andra lagi. Andra udah gede mah. kan malu kalo temen temen Andra liat"

Mamah dan Papahnya Andra tidak menyauti permintaan anaknya itu. Bahkan mereka mengabaikannya begitu saja dan asik pada pemikiran dunianya masing masing.

" Mamah " Teriak Andra mulai kehabisan kesabaran karena tidak mendapatkan respon dari orang tuanya itu.

" Andra. Kenapa sih teriak teriak ini bukan hutan sayang" Jawab mamahnya menutup telinga dengan kedua tangannya

" Lagian Mamah gak dengerin omongan Andra" ketus Andra

" Iya ini mamah dengerin. kenapa sayang ?"

" Bilangin ke Papah jangan suka jewer Andra lagi"

" Bilang Aja langsung sama papah. kan papah ada di samping kamu" jawab Mamah Andra Cuek

" Mah " Rengek Andra

" Emang kenapa sih kalo papah jewer?"  kini Papah Andra ikut bergabung dalam obrolan Anak dan ibu di hadapannya

" Pertama Andra udah gede. Bukan Anak kecil lagi. kedua kalo tiap hari Papah jewer telinga Andra, Bisa bisa telinga Andra makin lebar. ketiga Malu kalo sampe keliatan temen temen Andra" Jawab Andra dengan tegas

" Oh jadi anak mamah sama Papah udah gede nih" Goda sang Mamah

" Mamah kemana Aja sih. Masa baru nyadar Anaknya udah segede gini " Ketus Andra

" Bener udah gede " kali ini papahnya yang menggoda Andra

" Ya allah kenapa engkau lahirkan hamba di keluarga seperti ini. masa sama Anaknya sendiri gak percaya"  do'a Andra sambil menengadahkan kedua tangannya.

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang