Part 84

450 72 26
                                    

Happy Reading
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Dengan bibir yang menutup rapat Aya menatap lekat pada dua sosok pria yang berdiri tepat di depannya. Keterkejutannya tidak membuat Aya merasa senang justru sebaliknya Rasa Benci dan kecewa menyeruak di dalam hatinya. Dia enggan untuk menyapa anggota keluarganya yang Dulu Ia rindukan. Namun kini berbeda Rasa itu telah pergi entah kemana. Hatinya Sudah terlanjur kecewa dan tumbuh Benci yang teramat mengental bersama Aliran darahnya. Dia benci dengan Saudara kembarnya Dia benci Kakak dan Ayahnya yang berdiri tepat dihadapannya.

" Aya!" Hembusan Angin menerpa wajahnya. Suara yang melantunkan namanya terdengar pilu dan menyakitkan di gendang telinganya. Matanya membulat sempurna, tangannya yang terkepal perlahan mengendur dengan sendirinya.

Aya tidak mampu membalikkan badannya!

Tidak. Kenapa untuk mengambil nafas saja sesulit ini? Seperti ada sesuatu yang mengganjal dalam tenggorokannya. Sakit dan sangat sesak.

Derap langkah kaki dari Arah belakang semakin mendekat padanya. Keheningan membuat suasana semakin mendukung ketegangan Aya. Kenapa harus sekarang? Batin Aya

Luka lama kembali terbuka. Meninggalkan goresan yang sangat menyakitkan.

Shit. Aya mengumpat dalam hati saat melihat Pria yang seumuran dengannya perlahan melangkahkan kakinya. Berjalan kearahnya. Damn. Emosi Aya kembali memuncak Dadanya terlihat naik turun menahan amarah. Tangannya kembali terkepal sampai buku kukunya memutih. Tatapannya kembali tajam dañ jangan lupakan Ekspresinya yang kembali dingin dan datar.

Belum sempat Pria itu tiba di depannya.

Sentuhan lembut dibahunya membuat amarah Aya runtuh seketika. Kepalanya menoleh kesamping mendapati Bundanya Wanita yang telah mengandungnya selama sembilan bulan, merawat dan menyayanginya sampai saat ini sedang menatapnya sendu. Buliran keristal sudah membanjiri wajah cantiknya di usianya yang sudah tidak muda lagi.

" Kenapa?" Tanyanya

Aya masih terdiam. Dia enggan untuk menjawab pertanyaan bundanya.

Bunda Aya menyentuh sudut bibir Aya yang robek karena Ulah Alex. Dia merasa bersalah karena tidak bisa menjaga putrinya. Dia terlambat. Dua tamparan dari Ayahnya satu tamparan dari Kakaknya belum lagi kemarin dan kemarin lusa. Kenapa keluarga itu sangat ringan tangan? Kenapa keluarga itu menyakiti putrinya. Lagi? Ibu mana yang tega melihat Anaknya seperti ini? Pipinya penuh dengan luka lebam bahkan sudut bibirnya mengalir Cairan berwarna merah karena lukanya yang cukup lumayan dalam.

Bunda Aya menatap geram pada satu keluarga yang berdiri tepat di hadapannya. Drama apa lagi yang akan mereka mainkan? Berani sekali mereka kembali mengusik ketenangan hidup keluarganya.

" Bunda!" Panggil Sean. Pria itu terlihat sedang mengatur nafasnya. Persis seperti bundanya Sean tidak terima mendapati Kondisi Aya yang seperti ini.

" Bun....!" Alex menatap sendu pada bundanya. Wanita yang kini sedang menatap benci padanya. Wanita yang sedang berdiri tepat di samping Kembarannya Adik perempuannya.
Kenapa Alex tidak menyadarinya? Alex terus merutuki dirinya sendiri. Jikalau saja dia mengikuti hatinya untuk mencari tahu siapa sebenarnya Aya mungkin semuanya tidak akan seperti ini!

Tapi kenapa gadis itu terus menghindar? Apa ini alasannya? Adiknya membenci dirinya?

Tidak beda jauh dengan sang Anak. Antoni menatap akan kerinduan dan penyesalan pada dua sosok Wanita di hadapannya. Dia benar benar sangat menyesal dengan tindakannya yang ceroboh tadi.

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang