Part 87

398 66 15
                                    

Happy Reading
🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

T

angan kekarnya mengusap lembut surai hitam milik ibu dari cucu kesayangannya. Kondisi anak perempuannya sat ini sangat memprihatinkan. Matanya sembab hidungnya merah dan linangan air matanya tak henti henti meluncur dari pelupuk matanya.

" Berhentilah menangis. karena Ku yakin Cucuku tidak akan suka melihat bundanya menangis karena Dirinya!" Pria itu menangkup wajah bunda Aya menghapus air mata yang kembali jatuh dengan ibu jarinya.

Bunda Aya terisak. Bukannya berhenti menangis justru wanita itu semakin tidak kuat untuk menutupi kesedihannya " Dad, Aya Dad?"

" Sssttt Tenanglah Semuanya akan baik baik saja. Dad sudah ada disini!" Ucapnya menenangkan sang Anak. Bunda Aya hanya mengangguk namun wanita itu masih menangis dalam diamnya.

Alex tersenyum kecut saat Surya Kusuma Aritmawijaya - Opanya memeluk Sean hangat di depannya Daddy dari Bundanya. Pria yang sudah cukup umur itu terlihat masih tampan dan gagah dengan setelan Jas yang dikenakannya. Sepuluh tahun lebih Alex tidak bertemu dengan Opanya Rindu? Tentu saja dan rasa itu kini mulai terobati namun sayang mereka di pertemukan dengan situasi seperti ini.

Alex tersenyum tipis saat pandangan mereka bertemu. Dia berharap semoga masih ada tempat di hati opanya untuk dirinya. Untuk memaafkan kesalahan di masa lalunya. Tapi sayang harapannya sirna begitu saja saat opanya menatap datar dan enggan untuk menyapanya.

Antoni menepuk bahu Putranya pelan Pria itu mengerti dan paham apa yang saat ini Alex rasakan. Ini bukan salahnya ini salah Dia. Alex hanyalah korban karena Ego dan amarahnya. Alex mengalihkan wajahnya kearah lain pemandangan yang baru saja Ia lihat membuat hatinya sesak dan sakit.

Beruntung sekali Sean. Hidup di antara orag orang yang di cintainya!

Bolehkah Alex jujur? Jujur Alex iri, Alex cemburu akan posisi Sean saat ini. Alex rindu pelukan hangat Opanya, Alex rindu Omanya, Alex rindu bundanya dan Alex rindu adik kecilnya, Alex rindu akan masa lalunya. Rindu akan masa kebersamaannya dengan orang orang yang dicintainya.

" Bagaimana Opa bisa ada disini? Lalu dimana Oma?" Tanya Sean saat tidak melihat Omanya.

" Oma kamu di Amrik!"

" loh kok gitu? Terus ko Opa?" Bingung Sean dengan kedatangan Opanya yang mendadak.

" Omamu yang meminta Opa untuk kesini. Semenjak kemarin dia selalu memikirkan Aya dan memiliki firasat tidak enak untuk cucu kesayangannya itu!" Jawabnya menjawab semua pertanyaan Sean " Omamu tidak ikut karena Opa yang melarang. Sudahlah jangan bahas itu lagi. Dimana Dokternya Opa yang akan mendonorkan darah Opa untuk Aya!"

Semua orang yang ada di sana ikut merasa senang saat mendengar penuturan dari Opa surya - Daddy dari Bunda Aya. Bunda Aya yang sedari tadi menangis dalam diam kini kembali memeluk erat Pria itu.

" Dad. Terimakasih. Terimakasih!" Ucapnya disela isakannya.

" Apa yang kamu katakan? Aya adalah cucuku jangankan darahku nyawapun akan ku berikan jika itu dapat membuat cucuku kembali padamu!" Tangannya segera menyeka Air mata yang akan terjatuh dari pelupuk matanya. Dia tidak boleh menangis dia tidak boleh sedih dia harus kuat demi Kanaya Anak semata wayangnya.

Sudah cukup bagi Surya penderitaan yang terus menimpa Kanaya. Selama ini hanya Aya lah yang membuat Kanaya Bertahan sampai saat ini, hanya karena Aya lah Wanita itu terus bertahan dan berusaha untuk melupakan masa lalunya dan Hanya Ayalah yang mampu membuat hidupnya berwarna. Ayah mana yang tega melihat anaknya hidup menderita? Sepuluh tahun? Selama itu anaknya berjuang seorang diri demi Anak anaknya. Ya Anak anaknya Sean dan Aya.

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang