Part 68

301 63 3
                                    

Happy Reading💜
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

Hembusan Angin malam semakin kencang namun Gadis itu mengabaikannya. Seragam sekolah yang Ia kenakan pun sangat Tipis sehingga Dengan mudahnya Angin itu menusuk ke Tulang Sumsumnya. Siyalnya Sweter yang Selalu bertengker Di tubuhnya Ia lupa membawanya dan tertinggal Di rumah Andra. Saking terburu burunya Aya sampai melupakan Tas Dan barang barang lainnya. Untung Handphone Dan sisa Uang jajan Ia simpan Di sakunya sehingga Ia masih mampu membayar Taksi yang Ia tumpangi tadi.

Suasana malam yang Gelap semakin gelap ketika Awan Hitam Pekat menutupi Cahaya rembulan. Tempat yang  Tenang dan Sepi menjadi tujuan Utama yang ingin Aya kunjungi saat ini dan Disinilah Dia berada Di sebuah taman Yang Tak jauh Dari Perkomplekan Rumahnya. Gadis itu Duduk di bawah Pohon Rindang Beralaskan Rumput hijau sebagai Alasnya. Kaki kanannya ia tekuk dijadikan Tumpuan untuk kedua tangannya Tatapan matanya kosong Lurus kedepan. Surai hitamnya Terus melambai Mengikuti arah mata Angin Yang menerpanya.

Gadis itu masih betah pada lamunannya Ekspresi datarnya Kembali Ia perlihatkan. Apakah Aya kembali Seperti dulu? Berwajah dingin, Datar dan tanpa Ekspresi? Dan itu karena Andra! Pria yang telah membuat hatinya kembali terluka.

" Kalo mau nangis Nangis Aja gak usah Di tahan!" Aya menoleh Kearah Sampingnya Mendapati Egi yang Ikut duduk di sampingnya. Pria itu meluruskan kedua kakinya Sedangkan kedua tangannya Ia gunakan untuk menopang berat tubuhnya Pria itu Menatap langit yang Sudah gelap karena tertutup Awan.

Aya mendesis Sorot matanya menatap tajam Hazel milik Egi
" Siapa yang mau nangis? B aja Kok!"

Egi merubah duduknya menjadi Sila.  Pria itu Menatap lekat Bola mata indah milik Aya dan benar apa yang dikatan Gadis itu Egi tidak melihat Akan tanda tanda Gadis itu akan menangis.

" Gak usah bohong kalo mau nangis, nangis Aja!"


Aya kembali menatap Tajam Hazel milik Egi. Pria itu hanya bungkam melihat Ekspresi Raya yang semakin Dingin dan tak tersentuh " Sorry! Aku cuma ingin membuatmu lebih tenang saja! Mungkin dengan menumpahkan Air mata Itu membuatmu lebih lega!"

Aya mendesah pelan. Tatapannya kembali Lurus kedepan namun Wajahnya sedikit luluh dan tak Sedingin dan sedatar Tadi.
" Tidak Ada lagi Air mata dan menangis dalam kamusku!"

Suaranya yang Datar dan Dingin membuat Egi melihat Aya dengan tatapan Sayunya. Gadis itu kembali terlihat Asing dan sulit Untuk Egi sentuh. Ada apa dengan Aya? Kenapa dia seperti ini Lagi? Dingin datar dan tak tersentuh! Apakah Gadis ini akan kembali menutup Diri? Tidak! Egi tidak Akan membiarkan itu terjadi lagi!

" Kenapa seperti itu?" Egi bertanya sangat hati hati. Takut Membuat Aya mengurungkan niat untuk menceritakannya. Jujur banyak pertanyaan pertanyaan yang bersarang di kepalanya. Namun Egi berusaha pertanyaannya itu tidak melukai Hati Aya.

" Aku lupa bagaimana Caranya menangis!"

Egi mengkerutkan keningnya. Penuturan Aya membuatnya Bingung tak mengerti " Maksud kamu?"

Aya menoleh kesampingnya melihat kebingungan Seorang Pria yang sudah Ia Anggap seperti kakaknya. Gadis itu kembali Memfokuskan tatapannya lurus kedepan. Berulang kali Dia menghembuskan nafas beratnya setelah merasa cukup tenang Ia kembali berkata

" Sepuluh Tahun yang lalu lebih tepatnya Saat umurku Tujuh Tahun. Sebuah Insident Menimpa keluargaku sehingga Membuat Luka di hatiku. Di usiaku yang masih Sedini itu, Kenapa Aku harus Merasakan itu semua? Kenapa Aku harus melihat dan mendengarnya dengàn Mata Kepalaku sendiri? Kenapa Insident itu harus terjadi di tengah keharmonisan keluargaku? Kenapa?"

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang