Part 83

399 58 20
                                    

Happy Reading
🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺

A

ya menyimpan sendok dan garpunya saat kakak dan Bundanya terus mengamatinya secara diam. Hanya dentingan sendok saja yang terdengar di meja makan itu. Tidak ada yang mau memecahkan keheningan untuk mencairkan suasana.

Aya menyimpan kembali Air minumnya setelah itu decitan kursi terdengar karena ulahnya.

Aya bangkit dari duduknya.

" Aya!" Aya menghentikan langkah ketiganya saat hendak menuju tangga yang menuju kekamarnya.

" Kenapa Dengan pipi kamu nak?" Aya lebih memilih diam saat tangan hangat bundanya menyentuh pipinya yang membiru.

" Apa yang terjadi Sweete? Ini seperti.....!"

" Aku tidak Apa. Ini hanya luka kecil. Jangan dipikirkan!" Serga Aya cepat. Setelah mengatakan itu Aya kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan mereka dengan pertanyaan yang masih menumpuk. Aya tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya jikalau pipinya membiru karena tamparan dari ibu dan Anak yang membuat hidupnya rumit seperti ini.

Aisss. Membicarakan mereka membuat Mood Aya kembali buruk. Sungguh Dia tidak menyangka jika Dia Akan bertemu dengan mereka. Keluarga yang penuh dengan Drama.

" Sean!" Panggil bundanya

" Iya bunda. Bunda tidak perlu cemas biar Sean yang mengurusnya!" Bunda Aya mengangguk. Setelah itu mereka kembali melanjutkan Aktivitas mereka. Percuma mengajukan pertanyaan langsung pada gadis itu karena mereka tau kalau hasilnya akan sia sia. Gadis itu sangat sulit untuk membuka suara bahkan pada keluarganya sendiri. Maka dari itu tidak ada jalan lain selain Sean atau bundanya mencari info sendiri.


Aya merasa terusik dan merasakan keanehan saat semua pasang mata menatapnya. Membisikkan sesuatu pada teman yang lainnya entah membicarakan apa. Dari luar gerbang sudah banyak pasang mata yang terus mengekori pergerakannya sampai saat ini di depan pintu kelasnya.

" Aya!" Aya mendongakkan kepalanya saat di depan sana terdapat Kim yang baru saja memanggilnya. Gadis itu berlari kecil kearahnya.

" Ay. Liat ini!" Tanpa bersuara Aya menerima Handphone milik Kim. Di layar benda persegi berbentuk pipih itu terdapat Video dirinya yang di tampar oleh wanita paruh baya ibu dari Kakak beradik yang satu kelas dengannya. Gunandia itulah Nama dari wanita itu.

Ekspresi Aya semakin dingin dan tatapan matanya bagaikan elang yang ingin menerkam mangsanya. Benda pipih itu di cengkram kuat oleh Aya. Yang jadi permasalahannya saat ini adalah siapa orang yang berani merekam kejadian itu? Dan siapa pula orang yang menyebarkan Video itu pada semua siswa? Pantas saja banyak mata yang mengekori Aya ternyata ini penyebabnya.

Ini tidak bisa di biarkan. Aya harus menemukan pelakunya!

" Ay!" Sepelan dan selembut mungkin Kim menyentuh bahu Aya. Tidak ada rasa takut ataupun terintimidasi yang Kim rasakan. Karena Kim tau Aya adalah gadis baik. Sangat baik. Dan Kim percaya itu.

" Tidak Apa. Ini!" Aya mengembalikan Handphone milik Kim bibirnya tertarik keatas mengukir sebuah senyuman yang selama ini telah lama menghilang.

" Kamu tidak apa apakan?" Tanyanya khawatir. Gadis itu berusaha menyentuh pipi Aya namun secepat mungkin Aya menahannya

" Aku tidak Apa. Aku baik baik saja!" Ucapnya dengan tersenyum.

PROMISE ( END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang