"Sudah lama dia menunggumu."
Shalena menatap Keyshon yang berdiri di sisinya, menatap wanita paruh baya yang terlelap di atas ranjang setelah menangis seraya mengucapkan kata maaf tiada henti.
"Kenapa... kenapa kau bisa menemuinya?"
"Ceritanya panjang."
"Dan aku punya banyak waktu untuk mendengarkan ceritamu."
Keyshon balas menatap Shalena. Kemudian senyum simpul terbit di wajah lelaki itu.
"Kau pasti akan terkejut mendengar ceritaku."
Shalena mengkerutkan kening. Kemudian kembali menatap ibunya yang terlelap damai. "Aku akan mendengar ceritamu. Bagaimana pun itu. Aku juga ingin tahu apa yang terjadi pada ibuku selama ini."
Selanjutnya mereka keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Melia istirahat dengan tenang sedangkan mereka akan berbincang.
Sekarang keduanya duduk berhadapan di sebuah kafe yang terletak tak terlalu jauh dari rumah sakit. Saling menatap satu sama lain dengan backsound lagu Hi-vi! - Orang Ketiga, yang dinyanyikan oleh sebuah band akustik di atas stage khusus di sana.
"Aku minta setelah mendengar ceritaku, kau takkan mengubah pandanganmu terhadapku. Jangan berubah, dan jangan menjauh dariku." Keyshon menatap Shalena sungguh-sungguh. Kedua tangannya meremas tangan kanan Shalena di atas meja.
Shalena cukup terkejut mendengar penuturan itu. Jangan berubah dan jangan menjauh dariku. Itu sungguh seperti ucapan seorang kekasih yang membuat kesalahan pada kekasihnya. Aihhs.
"Katakan. Aku akan mendengar semuanya. Tapi..."
"...aku tidak akan bercerita jika kau tak bisa memenuhi permintaanku." Keyshon menyela segera. Dan Shalena, akhirnya hanya bisa menghela napas pelan dan mengangguk ragu. Apapun itu, ia ingin mengetahui apa yang tidak ia ketahui selama ini. Baik atau buruk, ia akan berusaha menerimanya.
"Aku tidak tahu harus memulai semua cerita ini dari mana." Keyshon memulai pembicaraannya. "Mungkin, satu fakta pembuka ini akan membuatmu terkejut. Aku menyukaimu sejak kau masih duduk di bangku SMA."
Keyshon tersenyum kecil. Sudah tahu reaksi Shalena akan sekaget itu.
Shalena sendiri diam dengandetak jantung yang semakin gila di dalam sana.
"Kauingat saat kau berkunjung ke rumahku pertama kalinya?" Shalena mengangguk. Tapi seingat Shalena, saat itu di rumah Gea tidak ada siapa-siapa kecuali para pelayan. Yang benar saja jika Keyshon mengetahuinya karena itu. "Malam itu aku baru saja pulang dari perjalanan luar negeri untuk syuting film pertamaku, aku pergi ke kamar Gea untuk menemuinya, dan aku menemukanmu di sana." Shalena masih diam, mengingat-ngingat apa ia bertemu Keyshon atau tidak. Tapi, tidak.
"Benarkah? Pagi-paginya kau tak ada?"
"Ada. Aku tidur hingga siang, jadi tak sempat menemuimu." Shalena hanya mengangguk dengan raut bingungnya. "Sebenarnya sudah lama aku mengetahuimu, Gea sering cerita tentangmu. Dan aku sering menatapmu saat memiliki kesempatan mengantar Gea sekolah. Dan saat melihatmu tertidur, aku..."
"Aku?" Shalena menatap Keyshon penasaran.
Aku mencium bibirmu yang terbuka dengan manis, kemudian sadar bahwa aku jatuh cinta. Ck. Keyshon berdecak dalam hati. Tidak mungkin ia mengatakan itu. "Aku sadar aku menyukaimu."
![](https://img.wattpad.com/cover/145102817-288-k906708.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GALABA
ChickLit#155 in Chicklit (1 Mei 2018) #186 in Chicklit (29 April 2018) Private Acak. Follow sebelum baca❤ [][][] Blurb: Shalena Kelsen, yang sejak lahir tak pernah bisa merengkuh cinta. Lahir dari seorang wanita bernama Melia, yang dicampakkan pacarnya...