4.2 Menikah

1K 36 0
                                    

Aku berdiri di balkon kamar seraya menatap jauh ke depan, di mana hanya ada gedung-gedung pencakar langit di sekeliling bangunan ini. Ya, saat ini aku sudah berada di apartemen Evan, tepat lima belas menit lalu. Evan sedang membersihkan diri sekarang, gerah katanya.

Ponsel dalam saku celanaku berbunyi, dengan segera aku merogohnya. Ternyata dari panggilan WhatsApp dari Barry. Ya Tuhan, mengapa aku harus merasa sesesak ini menatap potret Barry? Apa rasa sukaku pada Barry sudah terlalu dalam sehingga berubah menjadi ... Ah, tidak. Mana mungkin! Hilangkan pemikiran itu, Shalena. Kau sudah menjadi istri sah Evan.

"Kau di mana, Shalena?" tanya suara di seberang sana. "Aku di apartemenmu tapi sepertinya kau tak ada."

"Ya, aku sedang di luar, Bar."

"Oh, pantas saja."

"Bar ..." panggilku lagi.

"Kenapa, Shalena? Apa kau kambuh lagi di sana atau--"

"Aku sudah menikah bersama Evan."

Hening.

"Oh, ah, kau serius? Kapan?" Barry terkekeh sumbang di sana.

"Ya, Barry. Tadi pagi."

"Ya Tuhan, selamat Shalena!" ucap Barry antusias. "Aku yakin kau akan bahagia, Shalena. Percaya padaku!"

Lagi-lagi rasa nyeri itu menikamku kuat-kuat. Kenapa dengan hatiku? Ada apa? Kenapa harus ada perasaan sakit yang hadir ketika Barry mengucapkan kalimat selamat dengan antusias? Argh!

"Aku harap begitu," balasku lemah.

Setelahnya, panggilan terputus. Kembali lagi aku menatap datar ke depan. Ya Tuhan, kenapa dengan perasaanku? Rasanya ... Sakit.

"Sayang," gumam seseorang di sisiku. Lengan kokohnya memeluk perutku dan dagunya bersandar di bahuku. "Melamun?" tanyanya.

Kupejamkan mata sejenak, menghalau segala perasaan tak menentu yang menyergap hatiku.

"Aku ingin ke rumah sakit. Menjenguk Gea. Kau bisa mengantarku?"

"Tentu. Apa pun untukmu akan kulakukan," Aku dapat melihat Evan tersenyum dari ekor mataku.

Sejujurnya, Evan lelaki baik. Ia baik dan mencintaiku, lalu kenapa aku masih harus memikirkan orang lain? Kenapa aku harus memikirkan Barry? Ya Tuhan, Shalena sadar, Barry itu hanya dokter sekaligus sahabatmu! Sadar!

"Baiklah. Ayo, Van!"

[][][]

GALABATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang