Sabil itu termasuk jajaran cewek beruntung. Karena apa? Karena ia merupakan pacar seorang Gama.
Gama itu atlet karate internasional, ganteng mempesona, tinggi menawan, yang membuat siapapun yang melihatnya jatuh hati.
Namun, hanya Sabil yang tak lemah padanya. Sabil yang berani melawan argumen seorang Gama. Sampai pada akhirnya pertarungan itu membuat Gama terpikat, dan melalui taruhan gila itu membuat Sabil mau tak mau harus menjadi pacar seorang Athaferian Gamawan.
"Gama, gue sukanya manggil Lo Atha," ujar Sabil sambil menyendokkan eskrim kemulutnya.
"Gue gak mau. Gama aja," tolak Gama. Sabil hanya memutar bola matanya malas.
Sore ini jadwal Gama latihan karate dan ia telah menyeret paksa Sabil untuk menemaninya. Padahal gadis itu ingin menyelesaikan tugasnya. Terkutuk sekali Gama ini, batin Sabil.
Dan disinilah Sabil berada dirumah simpai Sino, pelatih karate Gama.
"Lo sengaja ya bawa gue kesini. Iya kan?" Todong Sabil ketika dilihatnya seorang gadis dengan baju karate yang serupa dengan Gama sedang duduk di teras.
"Loh kenapa lagi? Kan gue udah bilang, gue udah gak ada apa-apa lagi sama Anggi," ujar Gama.
"Gue lagi malas debat Gama. Stop it and go," ujar Sabil malas.
Gama menghela napas panjang kemudian keluar dari mobil menyisakan Sabil yang sedang bermain hapenya. Ia tahu bahwa gadisnya ini sedang tak bisa diganggu sekarang.
"Latihan hari ini gak bakal lama, gue janji nyelesain ini cepet," Gama masuk kembali kedalam mobil dan mengecup singkat kening gadis itu.
Sabil cuma diem, dia malas banget ketemu Anggi yang notabenenya mantan Gama. Anggi tuh lama juga pacaran sama Gama, ditambah fakta kalau Anggi anak simpai sino yang membuat Sabil terlihat gak ada apa-apanya.
Bosan juga sekedar menunggu didalam mobil begini, akhirnya Sabil memerhatikan Gama yang sedang latihan. Berulang kali ia mendecih kesal melihat Anggi yang tersenyum manis menatap Gama. Muak dengan pemandangan itu akhirnya Sabil memejamkan matanya dan lama-lama ia tertidur.
💄
"Bil, Sabil. Bangun hey, kita udah nyampe," Gama menepuk pelan pipi Sabil, mencoba membangunkan gadis dengan mata setajam silet itu.
"Sabil," panggil Gama lagi, Sabil hanya menggeliatkan badannya.
Akhirnya setelah 20 menitan membangunkan Sabil, gadis itu akhirnya bangun.
"Dimana?" Tanya Sabil.
"Rumah. Gue mau ngajak Lo nyari kemeja besok aja deh. Capek banget keliatannya," ujar Gama. Sabil salah satu orang beruntung yang bisa ngeliat sisi soft Gama.
"Oh yaudah. Gue masuk dulu deh," Sabil membuka sabuk pengamannya.
"Masih ngambek?"
"Engga."
"Bohong."
"Gak boong, gampang aja kok. Lo macam-macam sama gue siap-siap hati lo patah karena jurus karate gue," ujar Sabil sembari membuka pintu mobil. Gama menelan ludahnya.
Patah kaki dan tangan, tulang yang bergeser, semua sudah pernah dirasakan oleh Gama. Namun untuk hati yang patah, tampaknya obatnya akan berbeda.
"Dah Gama, hati-hati Lo ya?" Gama menurunkan kaca mobilnya. Kemudian berkata tanpa suara. Bibirnya mengucapkan suatu kalimat seperti, 'gua-sayang-lo".
"Iya gue tau, udah sono balik," akhirnya Audi R8 itu meninggalkan rumah Sabil dan sang empunya rumah bergegas masuk kedalam.
💄
Cie besok Senin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019