Awas typo!
"Jangan mentang-mentang bonyok gua lagi diluar kota, Lo bawa gue kemana-mana ya Dav," todong Vira. Besok Minggu memang, namun ini sudah pukul 23.09 wib. Tak seharusnya bukan gadis seperti ia masih dijalanan seperti ini?
"Engga lah buset. Gue tuh udah diamanatin buat jagain Lo, jadi Lo gak boleh jauh-jauh dari pandangan gue. Dari pada nanti gue tinggal trus dirumah ada maling atau Lo bawa cowo masuk, gimana?" Ujar Dava sambil fokus menyetir.
"Ya udah terserah Lo aja cencorang. Btw, ini mau kemana? Gak bakal keciduk polisi kan?" Vira was-was juga, pasalnya dari pandangnya kini, dapat dilihat beberapa mobil serta anak-anak muda. Mau balapan sepertinya.
"Ya kagalah buset. Lagian gue disuruh juga sih bawa Lo kesini sama Dipta. Katanya buat nemenin Keisha," jelas Dava panjang lebar sebelum Vira bertanya lebih banyak.
Baru mangap mau nanya kok ga izin dulu ke dia, tangan Dava sudah menutup mulut Vira. Cepat-cepat Vira melepas tangan pemuda itu. "Paan anjir, bau kambing tangan Lo. Iuhhh!"
"Maklum abis makan gulai kambing gue," cengir Dava tanpa dosa.
"Kurang ajar banget!"
"Hehe ampun," Dava memarkirkan mobilnya segera, takut tambah diamuk Vira.
"Ini aman kan?" Tanya Vira cemas. Baru sekali dalam hidupnya ada diarena seperti ini. Namun kalau Hannah, Sabil, Evlyn atau Yura lumayan sering juga.
"Aman buset dah riweuh amat Lo. Ini tuh emang sirkuit, gak liat Lo? Udah ah itu Yura nih, samperin sana sama Keisha juga kayanya. Kalau ada naon-naong hubungi gua segera," ujar Dava kemudian berlalu meninggalkan Vira. Vira menggerutu, kesel banget sama Dava. Padahal niatnya malam ini mau maraton nonton drama.
"Vira, sini!" Panggil Yura. Vira langsung melangkah kearah Yura.
"Kok tumben ketempat ginian?" Tanya Yura yang duduk diatas kap depan mobil BMW hitam ini.
"Diculik Dava," jawab Vira agak ketus. Fyi aja nih, gak tau kenapa kalau ada Keisha agak males aja gitu bawaan Vira. Bukan benci, cuma rada kesel aja gak tau kenapa. Kalau udah gitu entar Cantika nyaut,
"Hilih, bilang aja lu tim #AdipHaninSegeraResmi ye kan?"
Iya sih itu alasan utamanya, namun Hanin selalu membantah dan Vira sudah bosan mendengarnya.
"Siapa yang mau balap?" Tanya Vira ikutan duduk disebelah Yura.
"Adip sama Raidan katanya," jawab Yura santai.
"Hah? Kok? Karena apa?" Tanya Vira bingung. Mon maap nih ya, setahu Vira Raidan sama Adip itu lumayan Deket juga loh.
"Karena kemaren kan Raidan nganter Hanin, trus Adip marah. Gak tau deh marah karena apa, trus pagi tadi dia nonjok Raidan gitu. Ya Raidan ga terima," jelas Keisha. Vira jadi lebih kaget.
"Eh tunggu, elo sama Adip-"
"Engga, kita engga pacaran Vir. Adip Deket sama gue buat bikin Hanin cemburu doang. Ya gitu, gue mainan Adip doang," jelas Keisha. Ada nada getir dalam ucapannya.
"Kei..."
"Trus Lo mau aja?! Lo mau aja jadi mainan Adip?!" Kata Vira tak terima.
"Gue sayang Adip, gue rela jadi apa pun asal gue bisa Deket dia. Gue berusaha kok, gue berusaha buat dia berpaling ke gue dan lupain Hanin. Namun, gue salah. Seberusaha apapun gue, perasaan orang gak akan berubah dengan cepat. Seharusnya gue sadar dari dulu, hehe," Keisha mengakhiri katanya dengan tawa getir. Yura yang disebelahnya langsung mengusap-usap punggung gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019