Tidak terasa USBN sudah didepan mata, anak-anak semakin fokus mempersiapkan ujian mereka. Ada yang ikut bimbel di GO maupun Ruang Guru.
"Bang, gak mau ikut bimbel? Serius?" Tanya adiknya Revan pas nganterin sereal kedalam kamar Revan. Aduh perhatian banget nih adeknya.
"Udah ikutan RG, tapi tiap buka handphone bawaannya pengen nge-push rank," jawab Revan sambil mengambil serealnya. Heran banget adeknya Revan sama abangnya ini, malem-malem malah minta dibuatin sereal.
"Ih percuma banget mama bayar uangnya. Mending buat aku lah," sambar adeknya Revan.
"Eh Devi, lu tuh baru mau masuk SMA. Buat apa sih?" Ujar Revan.
Devina Iswara Sutjipto atau yang akrab disapa Devi ini malah melempar bantal kearah Revan yang lagi makan.
"Dipikir anak kelas 3 SMP gak ada ujian, hah?" Kesal Devi. Kok punya abang goblok banget Ya Tuhan.
"Ya kan gak sepadat abang. Nanti ada UN, UTBK, SBMPTN lagi," bela Revan terhadap dirinya sendiri.
"Ya kan tetap aja, aku kepengen SMA favoritku," ujar Devi.
"Emang pengen masuk mana?"
"SMA Negeri 8."
"Anjay, masuk sekolah abang aja udah. Favorit," ujar Revan.
"Sekolahan abang tuh swasta. Kasianlah mama sama papa. belum bayar uang kuliah abang, mahal. Ya syukur kalau abang keterima di negeri, kalau malah swasta? Ya itung-itung aku mau meringankan beban mama sama papa sedikitlah," Devi berujar sambil memainkan ponsel abangnya yang tergeletak dikasur.
"Halah, jangan kaya orang susah lah," balas Revan santuy.
"Sombong bener punya abang. Ntar kalo seandainya keluarga kita jatuh miskin gimana? Abang bukan Dimas Kanjeng, gak bisa ngeluarin duit," kata Devi.
"Emang kamu mau keluarga ini jatuh miskin? Nanti kalo miskin kamu beli novel gimana?"
"Eh, jangan sampe Ya Allah. Amit-amit," Devi segera menggelengkan kepalanya.
"Sembarangan sih kalau ngomong," Revan melempar balik bantal yang dilempar Devi tadi.
"Ya maaf," kata Devi, "oh iya bang, Risa nih kakak yang bantuin abang pas beliin novel buat aku bukan?"
"Iya, kenapa?"
"Cantik banget kakaknya. Muka-muka anak IPA sih dia," ujar Devi sambil memerhatikan foto Risa di handphone Revan.
"Eh, jangan lihat-lihat. Sana keluar," Revan mengusir adeknya itu agar cepat keluar dari kamarnya.
Setelah Devi keluar, Revan mengambil handphonenya. Melihat wallpapernya yang menggunakan foto Risa.
"Lo lagi apa ya, Ris? Kok gue kangen? Masih sibuk belajar ya?" Revan malah ngomong sendiri.
Udah beberapa hari ini Risa seperti menjaga jaraknya dengan Revan. Jika seperti ini Revan akan bosan juga, apalagi untuk Revan yang tiap bulan ganti cewek. Ini udah pencapaian besar banget.
"I miss you, Ris. And i'm sorry."
Revan sudah memutuskan untuk mengakhiri. Bukan ia menyerah, hanya Risa tak mau diajak komitmen dengannya. Ia hanya menyelamatkan hatinya saja.
Meski tidak dengan hati Risa.
💄
Semakin kesini semakin banyak perkembangan hubungan Yura dan Ryan. Mulai saling jatuh cinta dengan indah, mulai melupakan kenangan lama dan mulai awal yang baru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019