"Sayang," panggil pemuda seperti bule itu didepan kelas 12 MIPA 2. Sementara
Gadis dengan rambut pirang panjang itu menatap jengah kearah pintu. Pasti ia mencari Wulan."Dipanggil malah bengong," tiba-tiba satu kotak susu ultramilk stroberi ada dihadapan Yura.
"Hah? Lo manggil gua?" Yura melihat kearah kanan kiri. Ah iya benar juga, mereka kan sedang olahraga dan Yura sedang sakit perut.
"Engga, gue manggil tembok," kesal pemuda itu sambil menarik kursi disamping Yura.
"Ya tumben aja," balas Yura cuek sambil kembali melanjutkan aktivitas mengerjakan pr nya.
Pemuda itu tak membalas, ia mengambil sesuatu dari sakunya. Benda berbentuk persegi panjang yang berlogo apel kegigit itu. Kemudian, ia letakkan diatas meja dan tangannya beralih mengambil susu kotak didepan Yura itu.
"Minum nih," ujarnya sambil menancapkan pipet putih itu. Yura cuma menatap heran sambil mengambil susu itu.
Aneh sekali.
Kok dia tau gue gak olahraga? Kok dia tau gue suka susu stroberi? Kok tumben banget dia gak nyari Wulan? Aneh.
Masih menatap pemuda itu, Yura terus meminum susu itu.
"Gak usah tanyain gue kenapa? Gue gak ada apa-apa sama Wulan, dan gue gak seperti yang Lo pikirin. Gue punya cara gue sendiri. Udah jangan tatapan gue mulu, ntar tugas Lo ga siap," ujar pemuda itu seolah tau apa yang ada dipikiran Yura.
Segera saja Yura mengalihkan pandangannya dan fokus lagi pada pr nya.
"Lo gak masuk?" Tanya Yura.
"Bolos," jawabnya santai.
"Ryan masuk gak Lo? Mau jadi apaan sih Lo besok?" Omel yura.
"Gak mau."
"Ryan masuk."
"Cium dulu."
"RYANNNN."
💄
"Yur, balik sama siapa?" Tanya Vira sambil mengemasi barang-barangnya.
"Grab paling," jawab Yura singkat.
"Loh gak dijemput sopir?"
"Gak, gue gak bilang jemput sama sopir."
"Ehehe iya Vira, soalnya Yura balik sama gue hari ini," ujar sebuah suara diambang pintu.
Kemudian seluruh pasang mata menatap kearahnya. Yura, Vira, termasuk Wulan.
"Bukannya Lo balik bareng Wulan?" Tanya Yura.
Kini Wulan menunduk dan Ryan berjalan masuk kedalam kelas Yura.
"Gue maunya balik sama Lo," Ryan menempelkan dahinya pada dahi yura.
Seketika Yura membutuhkan oksigen. Seolah udara dalam ruangan itu tak cukup. Hawa terasa panas padahal AC dalam kelas cukup kencang.
"Ryan apaan sih, dari tadi ya Lo," Yura memukul kepala Ryan menggunakan botol air mineral.
"Heh, gak boleh durhaka sama calon suami," Yura berjalan keluar tidak memperdulikan Ryan yang berbicara
Ra dibelakangnya."Gue. Butuh. Penjelasan," ucap Vira penuh penekanan sambil menatap Yura.
"Bye Vira gue duluan, dah Wulan," ujar Ryan sambil dadah-dadah.
Dasar brengsek.
"Yur, mau langsung pulang apa gimana?" Tanya Ryan ketika mereka telah berada didalam mobil Ryan.
"Singgah Indomaret depan bentar," ujar Yura sambil memasang sabuk pengaman.
"Aku aja," Ryan mengambil alih dan memasangkan Yura sabuk pengaman.
"Sok romantis," cibir Yura. Ryan cuma cengengesan aja.
Akhirnya BMW hitam itu terparkir didepan Indomaret, Yura turun dari mobil sementara Ryan tetap didalam mobil menunggu. Tak lama Yura kembali dengan kresekan ditangannya.
"Nih minum," ucap Yura sambil memberikan sebotol kecil Yakult pada Ryan.
Gantian, kali ini Ryan yang heran. Kok Yura tau ia hobi minum ini.
"Gak usah kepo aku tau kamu suka minum ini darimana, udah minum aja," ujar Yura seolah bisa membaca pikiran Ryan.
"Hehehehe, makasih sayang."
"Jijik ih Ryan. Iya sama-sama."
Padahal yang sebenarnya terjadi...
"Altaf kasih tau gak Ryan suka minum apa!" Paksa Yura.
"Kenapa sih emang?" Tanya Altaf bingung tiba-tiba ditodong penggaris besi oleh Yura.
"Kasih tau aja," paksa Yura lagi.
"Iya-iya, dia suka minum yakult," jawab Altaf pasrah.
"Oke."
Hmmm Smart.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictionAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019