2 Years Later
Tidak terasa dua tahun berjalan begitu cepatnya--setidaknya bagi Cantika, kini ia duduk di semester 5, jurusan Ahli Gizi, Universitas Negri Semarang.
Jauh banget dari teman-temannya. Disini tak ada yang cocok dengannya, pokoknya beda deh dari gengnya yang bacot abis tapi gak munafik.
Kepalanya pening, matahari sedang terik-teriknya, segera saja ia berlari menuju ojek online yang sudah menunggunya. Ingin cepat-cepat sampai kosan, mau rebahan.
Sampai di kos, langsung mandi, bener-bener dah matkul hari ini berat banget. Selepas mandi bukannya tidur, cantika malah iseng bukain album foto perpisahan jaman SMA.
Setelah mereka melepas masa putih abu-abu, mereka bukan lagi remaja labil lagi. Mereka mulai mencari jati diri, mengejar cita-cita juga.
Cantika rindu masa remajanya.
Banyak cerita berubah diantara mereka semua. Gama dan Sabil yang putus, gara-gara semakin lama hubungan mereka semakin tidak sehat. Stely dan Figan yang udah engga dekat lagi, malahan Stely udah punya gebetan baru. Atau bahkan dirinya sendiri yang kini juga menyandang status jomblo.
Setelah 4 tahun yang engga sebentar itu, akhirnya mereka pisah. Karena Angga masih sibuk, belum bisa dihubungi juga. Iya, Angga masuk akpol.
Cantika mengerti, ia juga menjaga perasaannya, meski nanti Angga akan pulang dengan seseorang yang baru. Tapi sampai hari itu tiba ia benar-benar akan menjaga perasaannya.
"Ah, kangen banget sama Risa. Ternyata gini ya, Ris? Gak enak banget jaga perasaan orang yang gak pasti. Kok lo tahan sih?" Ujar Cantika bermonolog.
Dia pikir-pikir bodoh benar Risa masih menjaga perasaannya untuk pemuda sejenis Revan ini. Udah disakitin berkali-kali juga.
"Hanin masih gak punya pacar nih, yakin gua. Masih sibuk aja dengan segala tugas sama praktikum. Gapapa, nin, itu lebih baik."
Tangan Cantika membalikkan lagi album foto tersebut, "ah, Echa pasti masih sama Ragil sih. Kapan putusnya sih lo berdua?"
Ia terkekeh mengingat betapa bertahannya hubungan temannya yabg satu itu, meski sempat dilanda topan beberapa kali tapi tetap bertahan.
"Ev, sama Farhan masih gitu-gitu aja, ya? Tahan banget. Stely anak manja, gabisa LDR lah segala macem, hahaha. Kasian banget Figan di Sydney," Cantika terkekeh sendiri.
"Yasmine, gua kangen banget, gaada yang jajanin lagi. Semoga gua juga bisa balikan sama Angga ya, Nad? Kaya lu yang bisa balikan sama Raidan."
Iya, bahtera percintaan Nada sempat goyah. Sempat putus selama 6 bulan, hanya karena salah paham. tapi akhirnya balik lagi, karena masih sama-sama membutuhkan.
"Sabil juga segala putus sama Gama. Tapi gapapa sih, Bil, kalau itu yang bikin bahagia. Dari pada dilanjutin, cuma bikin capek," Cantika berbicara pada album foto itu. Rasanya teman-temannya pada deket meski jauh di mata.
Ciaaaaaaaa.
"Tasya gendut, kangen banget jajan bareng. Rafi masih sulit dihubungi ya beb? Udahlah move on aja. Hannah nih, ga kangen kecerewetan lu, huhuhu. Sering nimbul kek di grup chat."
"Vira, kangen empek-empek buatan lo. Semoga sama Dava baik-baik aja ya. Yura juga, meski Ryan kadang brengsek disini, tapi man Yur, dia masih selalu gua pantau."
Tangannya membalikkan kahi album foto itu, dilihatnya foto ia dan Saskya. Sang konco kentel.
"Kyky, gua kangen banget kita berantem-berantem dikelas, disana ada yang lebih asik ya dari gua? Kangen banget. Semoga luka hati lu baik-baik aja, ya? Udah toxic sih hubungan lo sama si Arta."
Acara kangen-kangenan itu berakhir dengan Cantika yang ngantuk dan memutuskan untuk tidur.
💄
6 months later.
"Lama banget lo pada!" Omel Echa pada Evlyn dan Yura yang telat barengan.
"Halah, Cha, biasanya yang telat lo juga. Malah pernah telat sejam," ujar Hanin. Echa tertohoq.
"Mampus," ledek Evlyn.
Alasan merek berkumpul adalah tak lain dan tak bukan karena pertunangan Altaf dan Yasmine.
Jadi malam ini mutusin buat ngumpul bareng gitu, kangen-kangenan lah, akhirnya bisa ngumpul lengkap. Bahkan ada Risa juga!
"Gimana kehidupan disana, Ris?" Tanya Tasya sambil mengunyah makanannya.
"Bebas banget gila, gua mah mahasiswi apatis yang punya temen bule cuma satu. Sisanya temen gua orang indo semua," jawab Risa sambil memijit kepalanya pusing.
"Udah gue duga sih," Cantika manggut-manggut setuju.
"Ternyata jadu dewasa gak enak ya? Pengen balik jadi anak remaja aja," ujar Saskya sambil menyuap ice cream kedalam mulutnya.
"Bener banget, ayo balik ke SMA!" Ujar Sabil menyetujui.
"Mereka kan pas SMA masih sama mas pacar, makanya pengen balik ke SMA," bisik Echa julid pada Evlyn.
"Masih julid aja lo, anjir," Yura memukul kepala Echa pelan menggunakan sumpit.
"Auw, sakit Yura!"
"Makanya, biarin aja waktu berlalu dengan apa adanya. Yang sedang kita nikmati hari ini juga harus kita syukuri, karena belum tentu akan terulang. Nikmati dan syukuri, adalah cara paling mudah untuk berkembang," ujar Hanin.
Sejenak hening menguasai.
"Ih, gua terharu!" Nada yang duduk disamping gadis itu segera memeluknya.
"Hanin, makin bijak ih," tak kalah, Risa yang berada di kanan Hanin ikut memeluk gadis itu.
Akhirnya pada ngebentuk grup hug, entah karena terharu atau memang rindu.
Masa remaja itu berakhir disini, masa yang penuh cinta dan kasih sayang. Tak luput juga dari kesedihan. Masa yang penuh warna, dan hanya terjadi sekali seumur hidup.
Nikmati prosesnya, bagaimana masa itu terjadi. Kemudian, syukuri yang terjadi, entah itu baik atau buruk tapi ia pasti memiliki sesuatu untuk dipelajari.
Maka jika itu kau laksanakan, percayalah kau akan menikmati masa remajamu pada area remaja.
END
Yok, yok, akunya ditenggelamkan.
Ending macam apa iniiiii?Maafkan aku yorobun, kalau semakin lama cerita ini semakin ngalor ngidul. Semoga dari membaca semua bab dalam buku ini, ada sesuatu yang dapat dipetik.
Jangan lupa kritik dan saran, agar aku selalu berkembang.
See u in my other books!
with love,
win
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenager Area ✓
FanfictieAwalnya suka sama liptint yang sama eh malah jadi sahabatan. ©winniedepuh, 2019