💄Let's Go!

762 149 10
                                    

Akhirnya sesudah melalui perdebatan sepanjang jalan kenangan dan melebihi drama korea. Yang Risa awalnya gak dikasih ijin, yang visanya Ragil gak turun, yang pasportnya Yasmine rada bermasalah, tapi akhirnya mereka bakal berangkat juga besok.

Anak next trip selow aja sih, curut nih yang mikir biaya setengah mampus. Ternyata ini beda gaya yang dibilang Angga kemaren.

Leo balik ke apartemennya mau packing sekalian izin ke bunda. Kondisi sang bunda kian hari kian membaik, sang bunda sudah mau berbicara, sudah melakukan pekerjaan rumah juga meski tetap didampingi sang suster.

"Leo, pulang!" Pemuda dengan mata sipit itu masuk kedalam, dan ia mendapati sang bunda yang sedang duduk menonton televisi. "Bun, beneran bunda gapapa Leo tinggal?" Tanya Leo pada sang ibu.

Bundanya Leo ngangguk, "iya gapapa. Kamu hati-hati ya."

Beneran ini rasanya Leo mau nangis sekarang, ngeliat bundanya akhirnya kembali bersuara. Pemuda itu segera saja memeluk sang ibu.

"Oh ya, tadi ayah kamu kesini," ujar bunda, Leo kaget, ngapain pria itu berani-beraninya datang kemari.

"Bunda gapapa kan? Dia ngapain aja bun?" Tanya Leo panik.

"Bunda gapapa. Dia datang nganterin bahan makanan lalu langsung pulang," ujar sang bunda. Leo marah banget, ngapain lagi sih dia datang dengan sok baik begitu?

"Bun, Leo mau nyari sesuatu dulu ya? Ada yang kurang buat besok," pamit Leo, kemudian ia segera menyambar jaket dan kunci motornya.

Malam itu akhirnya Leo kembali kerumah yang tak pernah seperti rumah lagi baginya.

"Selamat datang, tuan," beberapa maid menyapa Leo. Oh, jangan kaget, keluarga Leo juga bukan keluarga sembarangan. Ia menyandang nama El-barack dibelakang namanya.

Kakinya terlangkah kearah ruang kerja seseorang, Leo menahan tangis dan amarahnya yang bercampur menjadi satu. Tangannya membuka perlahan pintu ruangan tersebut, terlihat seorang pria duduk sambil membaca berkas-berkas didepannya.

Ia masih sama, masih menjadi seorang workaholic. Ia memandang kearah Leo dengan tatapan kaget.

"Leo? Ada apa?" Tanya pria itu yang seharusnya ia panggil 'ayah'.

"Kenapa datang kerumah aku? Kenapa datang nemuin bunda? Baru ingat punya keluarga?" Tanya Leo dengan emosi yang menjalari setiap tubuhnya.

"Leo, jaga ucapan kamu!" Balas sang ayah.

"Kenapa ayah baru ingat sama kami? Ayah lupa bahwa ayah yang membuat bunda masuk kedalam rsj? Kenapa ayah berani-beraninya datang menemui bunda?" Teriak Leo pada akhirnya. Tetap, Leo menyebut 'ayah' kepada orang tuanya ini, meski berkali-kali ia disakiti oleh orang ini.

"Jaga ucapanmu! Kamu dan bundamu itu tetap keluarga ayah! Kamu tetap anak ayah! Kamu tidak tau alasan ayah memasukkan bunda ke rsj, itu bukan pilihan ayah!" Leo tau, ayahnya juga tertekan sepertinya. Tau, Leo tau benar akan hal itu. Namun, tetap saja ia kecewa. Mengapa ayahnya tidak melawan?

"Ayah terlalu lemah untuk mempertahankan keluarga ayah sendiri. Ayah bos yang hebat dimata karyawan ayah, tapi ayah gagal menjadi ayah yang hebat untuk keluarga ini. Ah, setidaknya ayah pernah menjadi ayah yang Leo idolakan sampai umur 10 tahun. Tapi setelahnya ayah sudah gagal. Leo kecewa sama ayah," tanpa terasa air mata keluar begitu saja, Leo pergi dari rumah itu. Sang ayah hanya menunduk.

Benar, ia bahkan gagal mempertahankan keluarganya sendiri.






💄




Malam ini tumben banget Dava ngajakin Vira keliling Jakarta, katanya sih menikmati malam Jakarta sebelum terbang ke Singapura esok hari.

Teenager Area ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang